Shahih Bukhari no.282-284 : Apabila Dua Kemaluan Bertemu

Dari Kitab:
Sahīh al-Bukhārī
Oleh: Abū ‘Abd Allāh Muhammad ibn Ismā‘īl ibn Ibrāhīm ibn al-Mughīrah ibn Bardizbah al-Ju‘fī al-Bukhārī

Rangkaian Pos: Shahih Bukhari Kitab 5 (Kitab Mandi)

196 (197). Apabila Dua Kemaluan Bertemu.

صحيح البخاري ٢٨٢: حَدَّثَنَا مُعَاذُ بْنُ فَضَالَةَ قَالَ حَدَّثَنَا هِشَامٌ ح و حَدَّثَنَا أَبُوْ نُعَيْمٍ عَنْ هِشَامٍ عَنْ قَتَادَةَ عَنِ الْحَسَنِ عَنْ أَبِيْ رَافِعٍ عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ قَالَ إِذَا جَلَسَ بَيْنَ شُعَبِهَا الْأَرْبَعِ ثُمَّ جَهَدَهَا فَقَدْ وَجَبَ الْغَسْلُ تَابَعَهُ عَمْرُو بْنُ مَرْزُوْقٍ عَنْ شُعْبَةَ مِثْلَهُ وَ قَالَ مُوْسَى حَدَّثَنَا أَبَانُ قَالَ حَدَّثَنَا قَتَادَةُ أَخْبَرَنَا الْحَسَنُ مِثْلَهُ.

Shaḥīḥ Bukhārī 282: Telah menceritakan kepada kami Mu‘ādz bin Fadhālah berkata, telah menceritakan kepada kami Hisyām. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepada kami Abū Nu‘aim dari Hisyām dari Qatādah dari al-Ḥasan dari Abū Rāfi‘ dari Abū Hurairah dari Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda: “Jika seseorang duduk di antara empat anggota badannya, lalu bersungguh-sungguh kepadanya, maka wajib baginya mandi.” Hadits ini dikuatkan oleh ‘Amru bin Marzūq dari Syu‘bah seperti hadits tersebut. Dan Mūsā berkata, telah menceritakan kepada kami Abān berkata, telah menceritakan kepada kami Qatādah telah mengabarkan kepada kami al-Ḥasan seperti hadits tersebut.”

Derajat: Ijma‘ ‘Ulamā’: Shaḥīḥ.

Pembanding: SM: 525, 526; SAD: 186; SN: 191, 192; SIM: 602; MA: 6900, 8220, 8744, 9702, 10326, 10329, 21035, 23514, 23673, 23886, 24832; MM: 92, 93, 96, 754.

197 (198). Mencuci Bagian Badan Yang Terkena Sesuatu Yang Keluar Dari Kemaluan Wanita.

صحيح البخاري ٢٨٣: حَدَّثَنَا أَبُوْ مَعْمَرٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَارِثِ عَنْ الْحُسَيْنِ قَالَ يَحْيَى وَ أَخْبَرَنِيْ أَبُوْ سَلَمَةَ أَنَّ عَطَاءَ بْنَ يَسَارٍ أَخْبَرَهُ أَنَّ زَيْدَ بْنَ خَالِدٍ الْجُهَنِيَّ أَخْبَرَهُ أَنَّهُ سَأَلَ عُثْمَانَ بْنَ عَفَّانَ فَقَالَ أَرَأَيْتَ إِذَا جَامَعَ الرَّجُلُ امْرَأَتَهُ فَلَمْ يُمْنِ قَالَ عُثْمَانُ يَتَوَضَّأُ كَمَا يَتَوَضَّأُ لِلصَّلَاةِ وَ يَغْسِلُ ذَكَرَهُ قَالَ عُثْمَانُ سَمِعْتُهُ مِنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ فَسَأَلْتُ عَنْ ذلِكَ عَلِيَّ بْنَ أَبِيْ طَالِبٍ وَ الزُّبَيْرَ بْنَ الْعَوَّامِ وَ طَلْحَةَ بْنَ عُبَيْدِ اللهِ وَ أُبَيَّ بْنَ كَعْبٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمْ فَأَمَرُوْهُ بِذلِكَ. قَالَ يَحْيَى وَ أَخْبَرَنِيْ أَبُوْ سَلَمَةَ أَنَّ عُرْوَةَ بْنَ الزُّبَيْرِ أَخْبَرَهُ أَنَّ أَبَا أَيُّوْبَ أَخْبَرَهُ أَنَّهُ سَمِعَ ذلِكَ مِنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ.

Shaḥīḥ Bukhārī 283: Telah menceritakan kepada kami Abū Ma‘mar telah menceritakan kepada kami ‘Abd-ul-Wārits dari al-Ḥusain, Yaḥyā berkata, dan telah mengabarkan kepadaku Abū Salamah bahwa ‘Athā’ bin Yasār mengabarkan kepadanya, bahwa Zaid bin Khālid al-Juhainī mengabarkan kepadanya, bahwa dia bertanya kepada ‘Utsmān bin ‘Affān: “Bagaimana pendapatmu bila seseorang berhubungan dengan istrinya tapi tidak keluar air mani?” ‘Utsmān bin ‘Affān menjawab: “Hendaknya ia berwudhū’ sebagaimana wudhū’ untuk shalat, lalu mencuci kemaluannya.” ‘Utsmān lalu melanjutkan ucapannya: “Aku mendengarnya dari Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam, dan aku juga pernah bertanya kepada ‘Alī bin Abī Thālib, az-Zubair bin al-‘Awwām, Thalḥah bin ‘Ubaidullāh dan Ubay bin Ka‘b? r.a.. Mereka semua memerintahkan seperti itu.” Yaḥyā berkata, telah mengabarkan kepadaku Abū Salamah bahwa ‘Urwah bin az-Zubair mengabarkan kepadanya, bahwa Abū Ayyūb mengabarkan kepadanya, bahwa ia mendengar seperti itu dari Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam.”

Derajat: Ijma‘ ‘Ulamā’: Shaḥīḥ.

Pembanding: SM; 524; MA: 420, 428.

صحيح البخاري ٢٨٤: حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ حَدَّثَنَا يَحْيَى عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ قَالَ أَخْبَرَنِيْ أَبِيْ قَالَ أَخْبَرَنِيْ أَبُوْ أَيُّوبَ قَالَ أَخْبَرَنِيْ أُبَيُّ بْنُ كَعْبٍ أَنَّهُ قَالَ يَا رَسُوْلَ اللهِ إِذَا جَامَعَ الرَّجُلُ الْمَرْأَةَ فَلَمْ يُنْزِلْ قَالَ يَغْسِلُ مَا مَسَّ الْمَرْأَةَ مِنْهُ ثُمَّ يَتَوَضَّأُ وَ يُصَلِّيْ.

قَالَ أَبُوْ عَبْد اللهِ الْغَسْلُ أَحْوَطُ وَ ذَاكَ الْآخِرُ وَ إِنَّمَا بَيَّنَّا لِاخْتِلَافِهِمْ.

Shaḥīḥ Bukhārī 284: Telah menceritakan kepada kami Musaddad telah menceritakan kepada kami Yaḥyā dari Hisyām bin ‘Urwah berkata, telah mengabarkan kepadaku Bapakku ia berkata, telah mengabarkan kepadaku Abḥ Ayyūb berkata, telah mengabarkan kepadaku Ubay bin Ka‘b bahwa ia berkata: “Wahai Rasūlullāh, bagaimana jika seseorang berhubungan dengan istrinya namun tidak keluar (mani)?” Beliau menjawab: “Hendaklah ia cuci apa yang mengenai istrinya (kemaluan), lalu wudhū’ dan shalat.

Abū ‘Abdillāh al-Bukhārī berkata: “Mandi adalah sikap yang lebih berhati-hati.” Inilah akhir dari penjelasan bab ini, dan kami telah menerangkan perbedaan pendapat mereka (para imam).”

Derajat: Ijma‘ ‘Ulamā’: Shaḥīḥ.

Pembanding: SM; 522, MA: 23193.