Shahih Bukhari no.127 s.d 128 : Jangan Malu Dalam Menuntut Ilmu

Dari Kitab:
Sahīh al-Bukhārī
Oleh: Abū ‘Abd Allāh Muhammad ibn Ismā‘īl ibn Ibrāhīm ibn al-Mughīrah ibn Bardizbah al-Ju‘fī al-Bukhārī

Rangkaian Pos: Shahih Bukhari Kitab 3 (Kitab Ilmu)

صحيح البخاري ١٢٧: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ سَلَامٍ قَالَ: أَخْبَرَنَا أَبُوْ مُعَاوِيَةَ قَالَ: حَدَّثَنَا هِشَامُ بْنُ عُرْوَةَ عَنْ أَبِيْهِ عَنْ زَيْنَبَ ابْنَةِ أُمِّ سَلَمَةَ عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ قَالَتْ:جَاءَتْ أُمُّ سُلَيْمٍ إِلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ فَقَالَتْ: يَا رَسُوْلَ اللهِ إِنَّ اللهَ لَا يَسْتَحْيِيْ مِنَ الْحَقِّ فَهَلْ عَلَى الْمَرْأَةِ مِنْ غُسْلٍ إِذَا احْتَلَمَتْ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ: إِذَا رَأَتِ الْمَاءَ فَغَطَّتْ أُمُّ سَلَمَةَ تَعْنِيْ وَجْهَهَا وَ قَالَتْ: يَا رَسُوْلَ اللهِ أَوَ تَحْتَلِمُ الْمَرْأَةُ قَالَ: نَعَمْ تَرِبَتْ يَمِيْنُكِ فَبِمَ يُشْبِهُهَا وَلَدُهَا.

Shahih Bukhari 127: Telah menceritakan kepada kami Muḥammad bin Salām berkata: Telah mengabarkan kepada kami Abū Mu‘āwiyah berkata: Telah menceritakan kepada kami Hisyām bin ‘Urwah dari bapaknya dari Zainab putri Ummu Salamah, dari Ummu Salamah ia berkata: “Ummu Sulaim datang menemui Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam dan berkata: “Wahai Rasūlullāh, sesungguhnya Allah tidak malu dalam perkara yang hak. Apakah bagi wanita wajib mandi jika ia bermimpi?” Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Ya, jika dia melihat air.” Ummu Salamah lalu menutupi wajahnya seraya bertanya: “Wahai Rasūlullāh, apakah seorang wanita itu bermimpi?” Beliau menjawab: “Ya. Celaka kamu. (jika tidak) Lantas dari mana datangnya kemiripan seorang anak itu?

Derajat: Ijmā‘ ‘Ulamā’: Shaḥīḥ.

Pembanding: SB: 273, 5656; SM: 471; SN: 198; MA: 25869; MM: 106.

صحيح البخاري ١٢٨: حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيْلُ قَالَ: حَدَّثَنِيْ مَالِكٌ عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ دِيْنَارٍ عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ
أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ قَالَ: إِنَّ مِنَ الشَّجَرِ شَجَرَةً لَا يَسْقُطُ وَرَقُهَا وَ هِيَ مَثَلُ الْمُسْلِمِ حَدِّثُوْنِيْ مَا هِيَ فَوَقَعَ النَّاسُ فِيْ شَجَرِ الْبَادِيَةِ وَ وَقَعَ فِيْ نَفْسِيْ أَنَّهَا النَّخْلَةُ قَالَ عَبْدُ اللهِ: فَاسْتَحْيَيْتُ فَقَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللهِ أَخْبِرْنَا بِهَا فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ: هِيَ النَّخْلَةُ قَالَ عَبْدُ اللهِ: فَحَدَّثْتُ أَبِيْ بِمَا وَقَعَ فِيْ نَفْسِيْ فَقَالَ: لِأَنْ تَكُوْنَ قُلْتَهَا أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ أَنْ يَكُوْنَ لِيْ كَذَا وَ كَذَا.

Shahih Bukhari 128: Telah menceritakan kepada kami Ismā‘īl berkata: Telah menceritakan kepadaku Mālik dari ‘Abdullāh bin Dīnār dari ‘Abdullāh bin ‘Umar, bahwa Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya di antara pohon-pohon ada satu pohon yang tidak jatuh daunnya, dan itu adalah perumpamaan bagi seorang Muslim. Ceritakan kepadaku pohon apakah itu?” Maka orang-orang menganggapnya sebagai pohon-pohon yang ada di lembah, sedangkan menurut perkiraanku bahwa itu adalah pohon kurma.” ‘Abdullāh berkata: “Tetapi aku malu (untuk mengungkapkannya). Lalu orang-orang berkata: “Wahai Rasūlullāh, beritahukan kami pohon apakah itu?” Maka Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam pun menjawab: “Dia adalah pohon kurma.” ‘Abdullāh berkata: “Kemudian aku ceritakan hal itu kepada bapakku, Maka bapakku berkata: “Aku lebih suka bila engkau ungkapkan saat itu dari pada aku memiliki begini dan begini.”

Derajat: Ijmā‘ ‘Ulamā’: Shaḥīḥ.

Pembanding: SB: 5028; SM: 5027; ST: 2793; MA: 4371, 4627, 5023, 6179; SD: 284.