Shahih Bukhari no.108 s.d 111 : Penulisan Ilmu

Dari Kitab:
Sahīh al-Bukhārī
Oleh: Abū ‘Abd Allāh Muhammad ibn Ismā‘īl ibn Ibrāhīm ibn al-Mughīrah ibn Bardizbah al-Ju‘fī al-Bukhārī

Rangkaian Pos: Shahih Bukhari Kitab 3 (Kitab Ilmu)

صحيح البخاري ٨٠١: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ سَلَامٍ قَالَ: أَخْبَرَنَا وَكِيْعٌ عَنْ سُفْيَانَ عَنْ مُطَرِّفٍ عَنِ الشَّعْبِيِّ عَنْ أَبِيْ جُحَيْفَةَ قَالَ: قُلْتُ لِعَلِيِّ بْنِ أَبِيْ طَالِبٍ:هَلْ عِنْدَكُمْ كِتَابٌ قَالَ: لَا إِلَّا كِتَابُ اللهِ أَوْ فَهْمٌ أُعْطِيَهُ رَجُلٌ مُسْلِمٌ أَوْ مَا فِيْ هذِهِ الصَّحِيْفَةِ قَالَ: قُلْتُ: فَمَا فِيْ هذِهِ الصَّحِيْفَةِ قَالَ: الْعَقْلُ وَ فَكَاكُ الْأَسِيْرِ وَ لَا يُقْتَلُ مُسْلِمٌ بِكَافِرٍ.

Shahih Bukhari 108: Telah menceritakan kepada kami Muḥammad bin Salam berkata: Telah mengabarkan kepada kami Wakī‘ dari Sufyān dari Mutharrif dari asy-Sya‘bī dari Abū Juḥaifah berkata: “Aku bertanya kepada ‘Alī bin Abī Thālib: “Apakah kalian memiliki kitab?” ia (Ali-ed.) menjawab: “Tidak, kecuali Kitābullāh atau pemahaman yang diberikan kepada seorang Muslim, atau apa yang ada pada lembaran ini.” Aku (Abū Juḥaifah-ed.) katakan: “Apa yang ada dalam lembaran ini?” Dia menjawab: “Tebusan, membebaskan tawanan, dan jangan sampai seorang Muslim dibunuh demi membela seorang kafir.

Derajat: Ijmā‘ ‘Ulamā’: Shaḥīḥ.

Pembanding: Tidak ada.

صحيح البخاري ٩٠١: حَدَّثَنَا أَبُوْ نُعَيْمٍ الْفَضْلُ بْنُ دُكَيْنٍ قَالَ: حَدَّثَنَا شَيْبَانُ عَنْ يَحْيَى عَنْ أَبِيْ سَلَمَةَ عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ أَنَّ خُزَاعَةَ قَتَلُوْا رَجُلًا مِنْ بَنِيْ لَيْثٍ عَامَ فَتْحِ مَكَّةَ بِقَتِيْلٍ مِنْهُمْ قَتَلُوْهُ فَأُخْبِرَ بِذلِكَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ فَرَكِبَ رَاحِلَتَهُ فَخَطَبَ فَقَالَ: إِنَّ اللهَ حَبَسَ عَنْ مَكَّةَ الْقَتْلَ أَوْ الْفِيْلَ قَالَ أَبُوْ عَبْد اللهِ كَذَا قَالَ أَبُوْ نُعَيْمٍ وَ اجْعَلُوْهُ عَلَى الشَّكِّ الْفِيْلَ أَوْ الْقَتْلَ وَ غَيْرُهُ يَقُوْلُ الْفِيْلَ وَ سَلَّطَ عَلَيْهِمْ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ وَ الْمُؤْمِنِيْنَ أَلَا وَ إِنَّهَا لَمْ تَحِلَّ لِأَحَدٍ قَبْلِيْ وَ لَمْ تَحِلَّ لِأَحَدٍ بَعْدِيْ أَلَا وَ إِنَّهَا حَلَّتْ لِيْ سَاعَةً مِنْ نَهَارٍ أَلَا وَ إِنَّهَا سَاعَتِيْ هذِهِ حَرَامٌ لَا يُخْتَلَى شَوْكُهَا وَ لَا يُعْضَدُ شَجَرُهَا وَ لَا تُلْتَقَطُ سَاقِطَتُهَا إِلَّا لِمُنْشِدٍ فَمَنْ قُتِلَ فَهُوَ بِخَيْرِ النَّظَرَيْنِ إِمَّا أَنْ يُعْقَلَ وَ إِمَّا أَنْ يُقَادَ أَهْلُ الْقَتِيْلِ فَجَاءَ رَجُلٌ مِنْ أَهْلِ الْيَمَنِ فَقَالَ: اكْتُبْ لِيْ يَا رَسُوْلَ اللهِ فَقَالَ: اكْتُبُوْا لِأَبِيْ فُلَانٍ فَقَالَ رَجُلٌ مِنْ قُرَيْشٍ إِلَّا الْإِذْخِرَ يَا رَسُوْلَ اللهِ فَإِنَّا نَجْعَلُهُ فِيْ بُيُوْتِنَا وَ قُبُوْرِنَا فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ: إِلَّا الْإِذْخِرَ إِلَّا الْإِذْخِرَ.قَالَ أَبُوْ عَبْد اللهِ يُقَالُ: يُقَادُ بِالْقَافِ فَقِيْلَ لِأَبِيْ عَبْدِ اللهِ أَيُّ شَيْءٍ كَتَبَ لَهُ قَالَ كَتَبَ لَهُ هذِهِ الْخُطْبَةَ.

Shahih Bukhari 109: Telah menceritakan kepada kami Abū Nu‘aim al-Fadhl bin Dukain berkata: Telah menceritakan kepada kami Syaibān dari Yaḥyā dari Abū Salamah dari Abū Hurairah, bahwa suku Khazā‘ah telah membunuh seorang laki-laki dari Bani Laits saat hari pembebasan Makkah, sebagai balasan terbunuhnya seorang laki-laki dari mereka (suku Laits). Peristiwa itu lalu disampaikan kepada Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam, beliau lalu naik kendaraannya dan berkhutbah: “Sesungguhnya Allah telah membebaskan Makkah dari pembunuhan, atau pasukan gajah.” Abū ‘Ubaidullāh berkata: “Demikian Abū Nu‘aim menyebutkannya, mereka ragu antara “pembunuhan” dan “gajah”. Sedangkan yang lain berkata: “Gajah. Lalu Allah memenangkan Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam dan kaum Mu’minīn atas mereka. Beliau bersabda: “Ketahuilah tanah Makkah tidaklah halal bagi seorang pun baik sebelumku atau sesudahku, ketahuilah bahwa sesungguhnya ia pernah menjadi halal buatku sesaat di suatu hari. Ketahuilah, dan pada saat ini ia telah menjadi haram; durinya tidak boleh dipotong, pohonnya tidak boleh ditebang, barang temuannya tidak boleh diambil kecuali untuk diumumkan dan dicari pemiliknya. Maka barang siapa dibunuh, dia akan mendapatkan satu dari dua kebaikan; meminta tebusan atau meminta balasan dari keluarga korban.” Lalu datang seorang penduduk Yaman dan berkata: “Wahai Rasūlullāh, tuliskanlah buatku?” beliau lalu bersabda: “Tuliskanlah untuk Abū fulan.” Seorang laki-laki Quraisy lalu berkata: “Kecuali pohon Idzkhir wahai Rasūlullāh, karena pohon itu kami gunakan di rumah kami dan di kuburan kami.” Maka Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Kecuali pohon Idzkhir, kecuali pohon Idzkhir.” Lalu dikatakan kepada Abū ‘Abdullāh: “Apa yang dituliskan untuknya?” Ia menjawab: “Khutbah tadi.”

Derajat: Ijmā‘ ‘Ulamā’: Shaḥīḥ.

Pembanding: SB: 2254, 6372; SM: 2414; SAD: 1725; MA: 6944; SD: 2487.

صحيح البخاري ٠١١: حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ عَبْدِ اللهِ قَالَ: حَدَّثَنَا سُفْيَانُ قَالَ: حَدَّثَنَا عَمْرٌو قَالَ: أَخْبَرَنِيْ وَهْبُ بْنُ مُنَبِّهٍ عَنْ أَخِيْهِ قَالَ: سَمِعْتُ أَبَا هُرَيْرَةَ يَقُوْلُ: مَا مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ أَحَدٌ أَكْثَرَ حَدِيْثًا عَنْهُ مِنِّيْ إِلَّا مَا كَانَ مِنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو فَإِنَّهُ كَانَ يَكْتُبُ وَ لَا أَكْتُبُ تَابَعَهُ مَعْمَرٌ عَنْ هَمَّامٍ عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ.

Shahih Bukhari 110: Telah menceritakan kepada kami ‘Alī bin ‘Abdillāh berkata: Telah menceritakan kepada kami Sufyān berkata: Telah menceritakan kepada kami ‘Amru berkata: Telah mengabarkan kepadaku Wahhāb bin Munabbih dari saudaranya berkata: Aku mendengar Abū Hurairah berkata: “Tidaklah ada seorang pun dari sahabat Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam yang lebih banyak haditsnya dibandingkan aku, kecuali ‘Abdullūh bin ‘Amru. Sebab ia bisa menulis sedang saya tidak.” Ma‘mar juga meriwayatkan dari Hammām dari Abū Hurairah.”

Derajat: Ijma‘ ‘Ulama’: Shahih.

Pembanding: ST: 2592; SD: 483.

صحيح البخاري ١١١: حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سُلَيْمَانَ قَالَ: حَدَّثَنِي ابْنُ وَهْبٍ قَالَ: أَخْبَرَنِي يُوْنُسُ عَنِ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ عُبَيْدِ اللهِ بْنِ عَبْدِ اللهِ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: لَمَّا اشْتَدَّ بِالنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ وَجَعُهُ قَالَ: ائْتُوْنِيْ بِكِتَابٍ أَكْتُبْ لَكُمْ كِتَابًا لَا تَضِلُّوْا بَعْدَهُ قَالَ عُمَرُ: إِنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ غَلَبَهُ الْوَجَعُ وَ عِنْدَنَا كِتَابُ اللهِ حَسْبُنَا فَاخْتَلَفُوْا وَ كَثُرَ اللَّغَطُ قَالَ: قُوْمُوْا عَنِّيْ وَ لَا يَنْبَغِيْ عِنْدِي التَّنَازُعُ. فَخَرَجَ ابْنُ عَبَّاسٍ يَقُوْلُ: إِنَّ الرَّزِيَّةَ كُلَّ الرَّزِيَّةِ مَا حَالَ بَيْنَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ وَ بَيْنَ كِتَابِهِ.

Shahih Bukhari 111: Telah menceritakan kepada kami Yaḥyā bin Sulaimān berkata: Telah menceritakan kepadaku Ibnu Wahhāb berkata: Telah mengabarkan kepadaku Yūnus dari Ibnu Syihāb dari ‘Ubaidullāh bin ‘Abdillāh dari Ibnu ‘Abbās berkata: “Ketika Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam bertambah parah sakitnya, beliau bersabda: “Berikan aku surat biar aku tuliskan sesuatu untuk kalian sehingga kalian tidak akan sesat setelahku.” ‘Umar berkata: “Sesungguhnya Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam semakin berat sakitnya dan di sisi kami ada Kitābullāh, yang cukup buat kami. Kemudian orang-orang berselisih dan timbul suara gaduh, maka Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Pergilah kalian menjauh dariku, tidak pantas terjadi perdebatan di hadapanku.” Maka Ibnu ‘Abbās keluar seraya berkata: “Ini adalah musibah, dan sungguh segala musibah tidak boleh terjadi di hadapan Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam dan al-Qur’ān.

Derajat: Ijmā‘ ‘Ulamā’: Shaḥīḥ.

Pembanding: SB: 2825, 2932, 4078, 4079, 5237, 6818; SM: 3089, 3091; MA: 1834, 2945, 3165.