Muwaththa’ Imam Malik no.26 : Larangan Shalat Saat Panas Menyengat (3/3)

Rangkaian Pos: Muwaththa' Imam Malik Kitab 1 Bab 8

موطأ مالك ٦٢: وَ حَدَّثَنِيْ عَنْ مَالِك عَنْ أَبِي الزِّنَادِ عَنِ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ قَالَ إِذَا اشْتَدَّ الْحَرُّ فَأَبْرِدُوْا عَنِ الصَّلَاةِ فَإِنَّ شِدَّةَ الْحَرِّ مِنْ فَيْحِ جَهَنَّمَ.

Muwatha’ Mālik 26: Perawi menerangkan: dan telah menceritakan kepadaku, dari Mālik, dari Abuz-Zinad, dari al-’raj, dari Abū Hurairah: Bahwa Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda: Apabila panas telah menyengat maka tundalah waktu shalat hingga teduh, karena kerasnya panas berasal dari hembusan Jahannam.

Derajat: Belum ada.

Pembanding: SB: 502, 504; SM: 972, 973, 975, 978; SAD: 340, 341; ST: 145; SN: 496; SIM: 669, 670; MA: 6833, 6948, 7161, 7295, 7495, 7874, 8763, 9576, 9577, 10102, 10187, 10640, 11072, 11073, 11145, 20412, 20468, 20553, 22039; SD: 1181.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *