Muwaththa’ Imam Malik no.24 : Larangan Shalat Saat Panas Menyengat (1/3)

Rangkaian Pos: Muwaththa' Imam Malik Kitab 1 Bab 8

موطأ مالك ٤٢: حَدَّثَنِي يَحْيَى عَنْ مَالِك عَنْ زَيْدِ بْنِ أَسْلَمَ عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍأَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ قَالَ: إِنَّ شِدَّةَ الْحَرِّ مِنْ فَيْحِ جَهَنَّمَ فَإِذَا اشْتَدَّ الْحَرُّ فَأَبْرِدُوْا عَنِ الصَّلَاةِ وَ قَالَ اشْتَكَتِ النَّارُ إِلَى رَبِّهَا فَقَالَتْ يَا رَبِّ أَكَلَ بَعْضِيْ بَعْضًا فَأَذِنَ لَهَا بِنَفَسَيْنِ فِيْ كُلِّ عَامٍ نَفَسٍ فِي الشِّتَاءِ وَ نَفَسٍ فِي الصَّيْفِ.

Muwatha’ Mālik 24: Telah menceritakan kepadaku Yaḥyā, dari Mālik, dari Zaid bin Aslam, dari ‘Athā’ bin Yasār, Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda: Sesungguhnya panas yang menyengat itu berasal dari hembusan Jahannam, maka jika panas menyengat, tundalah shalat hingga teduh.” Dan beliau bersabda: Neraka mengadu kepada Rabbnya, dan berkata: ‘Wahai Rabbku, sebagian dariku memakan sebagian yang lain’ lalu (Allah ‘azza wa jalla) mengizinkannya dengan dua nafas pada setiap tahun, satu nafas di musim dingin dan satu nafas lagi di musim panas.”

Derajat: Belum ada.

Pembanding: SB: 502, 504, 505, 3019; SM: 972, 974, 975, 976, 978; SAD: 340; ST: 145; SN: 496; SIM: 669, 670, 671, 672, 3463; MA: 6833, 6948, 7161, 7295, 7495, 7874, 8742, 8763, 8967, 9576, 9577, 10102, 10187, 10640, 11072, 11073, 11145, 17479, 17587, 20412, 20468, 20553, 22039, 23095, 23096; MM: 25, 26; SD: 1181.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *