Muwaththa’ Imam Malik 16 s.d 17 : Matahari Tergelincir Dan Malam Menjadi Gulita

موطأ مالك ٦١: حَدَّثَنِيْ يَحْيَى عَنْ مَالِك عَنْ نَافِعٍ أَنَّ عَبْدَ اللهِ بْنَ عُمَرَ كَانَ يَقُوْلُ:
دُلُوْكُ الشَّمْسِ مَيْلُهَا.

Muwatha’ Mālik 16: Telah menceritakan kepadaku Yaḥyā, dari Mālik, dari Nāfi‘, ‘Abdullāh bin ‘Umar berkata: “Maksud dari ‘dulūk-usy-syamsi‘ (pergeseran matahari) adalah tergelincirnya.”

Derajat: Belum ada.

Pembanding: MM: 17.


موطأ مالك ٧١: وَ حَدَّثَنِيْ عَنْ مَالِك عَنْ دَاوُدَ بْنِ الْحُصَيْنِ قَالَ أَخْبَرَنِيْ مُخْبِرٌ أَنَّ عَبْدَ اللهِ بْنَ عَبَّاسٍ كَانَ يَقُوْلُ: دُلُوْكُ الشَّمْسِ إِذَا فَاءَ الْفَيْءُ وَ غَسَقُ اللَّيْلِ اجْتِمَاعُ اللَّيْلِ وَ ظُلْمَتُهُ.

Muwatha’ Mālik 17: Telah menceritakan kepadaku, dari Mālik, dari Dāūd bin al-Ḥushain berkata: Telah mengabarkan kepadaku seseorang, bahwa ‘Abdullāh bin ‘Abbās berkata: “Maksud dari ‘dulūk-usy-syamsi (pergeseran matahari) ‘ adalah apabila bayang-bayang telah muncul. ‘Ghasaqullail (gelapnya malam) ‘ adalah malam yang telah sunyi senyap dan gelap.”

Derajat: Belum ada.

Pembanding: Tidak ada.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *