الإِمَامُ الصَّادِقُ عَلَيْه السَّلاَمُ:
إنَّ الأَنْصَارَ جاؤُوا إِلىَ رَسُوْلِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عليْهِ وَ آلِهِ فَقَالُوا: ” يَا رَسُوْلَ اللّهِ، إنَّا كُنَّا ضُلَّالاً فَهَدانَا اللّهُ بِكَ ، وَعَيْلَةً فَأَغْنَانَا اللّهُ بِكَ ، فَاسْأَلْنَا مِنْ أمْوَالِنَا مَا شِئْتَ فَهُوَ لَكَ.” فَأَنْزَلَ اللّهُ عَزَّ و جَلَّ :«قُلْ لَا أَسْئَلُكُمْ عَلَيْهِ أَجْرًا إِلَّا الْمَوَدَّةَ في الْقُرْبَى» ثُمَّ رَفَعَ أبو عَبْدِ اللّهِ يَدَهُ إلَى السَّماءِ وَبَكىَ حَتَّى اخْضَلَّتْ لِحيَتُهُ وَقَالَ: اَلحَمْدُ لِلَّهِ الذِي فَضَّلَنَا.
Diriwayatkan dari Imam As-sadiq a.s.: “Kaum Anṣār datang ke Rasulullah SAW dan mereka berkata; ‘Ya Rasulullah; tadinya kami tersesat (dhalālā) dan kami dapat hidayah Allah karena Engkau. Kami sebelumnya papa dan miskin, dan Allah SWT mengayakan kami karena Engkau, maka mohonlah harta dari kami apapun yang akan kau minta semua milikmu”.
Maka turunlah Ayat 23 surat Ash-shūrā : …“Katakanlah (Nabi Muhammad), “Aku tidak meminta kepadamu suatu imbalan pun atas seruanku, kecuali kasih sayang pada keluarga(ku).” -ed.
Kemudian Imam Abu Abdillah AS (Imam As-Sadiq) mengangkat tangannya ke langit dan ia menangis hingga air matanya membasahi janggutnya sembari berkata ;”Alhamdulillāhi Alladzii Fadhdholanā; (segala puji bagi Allah yang telah menuangkan fadhl-Nya / keutamaannya, atas kami).
From Imam Sadiq (AS): some of the Ansar came to Rasulullah (SAW) and said: “O messenger of Allah! We were certainly lost and Allah guided us by you, we were destitute and Allah enriched us with you, so ask of our wealth as you wish and it will be yours. Allah then sent down the Ayat: “Say! I do not ask any reward (compensation) from you other than love for (my) relatives.
Then Abu Abdillah (Imam Sadiq (as)) raised his hands to the sky and wept until his beard was drenched in his tears and then said: “praise be to Allah who has granted us such fadhl (abundant favor)”.