081 – حَدَّثَنَا أَبُو الْعَبَّاسِ مُحَمَّدُ بْنُ يَعْقُوْبَ، ثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ سِنَانٍ الْقَزَّازُ، ثَنَا أَبُوْ عَاصِمٍ، ثَنَا زَكَرِيَّا بْنُ إِسْحَاقَ، عَنْ عَمْرِو بْنِ دِيْنَارٍ، عَنْ عَطَاءٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ (الَّذِيْنَ يَجْتَنِبُوْنَ كَبَائِرَ الْإِثْمِ وَ الْفَوَاحِشَ) قَالَ: هُوَ أَنْ يَأْتِيَ الرَّجُلُ الْفَاحِشَةَ ثُمَّ يَتُوْبَ مِنْهَا قَالَ: وَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ آلِهِ وَ سَلَّمَ – : “اللَّهُمَّ إِنْ تَغْفِرْ تَغْفِرْ جَمًّا، وَ أَيُّ عَبْدٍ لَكَ لَا أَلَمَّا”.
هذَا حَدِيْثٌ صَحِيْحٌ عَلَى شَرْطِ الشَّيْخَيْنِ، وَ لَمْ يُخْرِجَاهُ، وَ إِنَّمَا خَرَّجَا حَدِيْثَ [ ص: 227 ] عَبْدِ اللهِ بْنِ طَاوُسٍ، عَنْ أَبِيْهِ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّهُ قَالَ: لَمْ أَرَ شَيْئًا أَقْرَبَ بِاللَّمَمِ مِنَ الَّذِيْ قَالَ أَبُوْ هُرَيْرَةَ: كُتِبَ عَلَى ابْنِ آدَمَ حَظُّهُ مِنَ الزِّنَا . . . الْحَدِيْثَ.
وَ الَّذِيْ عِنْدِيْ أَنَّهُمَا تَرَكَا حَدِيْثَ عَمْرِو بْنِ دِيْنَارٍ لِلْحَدِيْثِ الَّذِيْ
180/180. Abul-‘Abbās Muḥammad bin Ya‘qūb menceritakan kepada kami, Muḥammad bin Sinān al-Qazzāz menceritakan kepada kami, Abū ‘Āshim menceritakan kepada kami, Zakariyyā bin Isḥāq menceritakan kepada kami dari ‘Amr bin Dīnār, dari ‘Athā’, dari Ibnu ‘Abbās, tentang ayat: “(Yaitu) orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji,” (Qs. an-Najm [53]: 32) dia berkata: “Maksudnya adalah orang yang melakukan perbuatan keji, kemudian dia bertobat.”
Ibnu ‘Abbās berkata lagi: “Rasūlullāh s.a.w. bersabda: “Ya Allah, jika Engkau memberi ampunan, maka Engkau memberi ampunan yang banyak, siapakah hamba-Mu yang tidak pernah melakukan dosa?”.” (2411).
Hadits ini shaḥīḥ sesuai syarat al-Bukhārī dan Muslim, tapi keduanya tidak meriwayatkannya. Keduanya hanya meriwayatkan hadits ‘Abdullāh bin Thāwus dari ayahnya, dari Ibnu ‘Abbās, dia berkata: “Aku tidak melihat sesuatu yang lebih dekat dengan dosa-dosa kecil selain yang dikatakan oleh Abū Hurairah:
(كَتَبَ عَلَى ابْن آدَمُ حَظُّهُ مِنَ الزِّنَا….)
“Allah mencatat untuk anak Adam bagiannya dari zina……”.” Menurutku, Al-Bukhārī dan Muslim tidak meriwayatkannya hadits ‘Amr bin Dīnār karena hadits berikut ini (no.181-bersambung-ed):