Mustadrak 77 Kelebihan Pakaian Wol (bulu binatang) (2/2)

Al-MUSTADRAK
(Judul Asli: Al-Mustadraku ‘alash-Shahihain)
Oleh: Imam al-Hakim

Penerjemah: Ali Murtadho
Penerbit: PUSTAKA AZZAM

Rangkaian Pos: Mustadrak Kitab 1 Bab 31

77 –حَدَّثَنَاهُ عَلِيُّ بْنُ حَمْشَاذَ، وَ أَبُوْ [ ص: 185 ] بَكْرِ بْنُ بَالَوَيْهِ، قَالَا: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يُوْنُسَ، ثَنَا عَبْدُ اللهِ [ بْنُ دَاوُدَ الْوَاسِطِيُّ التَّمَّارُ، عَنْ إِسْمَاعِيْلَ بْنِ عَيَّاشٍ، عَنْ ثَوْرٍ، عَنْ خَالِدِ بْنِ مَعْدَانَ ]، عَنْ أَبِيْ أُمَامَةَ الْبَاهِلِيِّ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ آلِهِ وَ سَلَّمَ – : “عَلَيْكُمْ بِلِبَاسِ الصُّوْفِ تَجِدُوْنَ حَلَاوَةَ الْإِيْمَانِ فِيْ قُلُوْبِكُمْ”.

77/77. ‘Alī bin Ḥamsyād dan Abū Bakar bin Bālawaih menceritakannya kepada kami, keduanya berkata: Muḥammad bin Yūnus menceritakan kepada kami, (‘Abdullāh bin Dāūd at-Tammār menceritakan kepada kami dari Ismā‘īl bin ‘Ayyāsy, dari Tsaur, dari Khālid), dari Abū Umāmah al-Bāhilī, dia berkata: Rasūlullāh s.a.w. bersabda: “Pakailah pakaian yang terbuat dari wol, maka kalian akan mendapatkan manisnya iman dalam hati kalian.” (1381).

Catatan:

  1. (138). Adz-Dzahabī berkata dalam at-Talkhīsh: “Dia meriwayatkan dari jalur yang lemah, dan sebagian redaksi pada manuskrip hilang.”
    Al-Munawī berkata dalam al-Faidh: “Hadits ini berasal dari riwayat Ismā‘īl bin ‘Ayyāsy, dari Tsaur, dari Khālid bin Ma‘dān, dari Abū Umāmah.”
    Az-Zain al-‘Irāqī berkata: “Di dalamnya terdapat Muḥammad bin Yūnus al-Kadimī, yang dinilai dha‘īf oleh ulama.”
    Ulama lainnya berkata: “Di dalamnya terdapat ‘Abdullāh bin Dāūd at-Tammār.
    Para ulama menilainya dha‘īf. Selain itu, Ismā‘īl bin ‘Ayyāsy juga masih diperbincangkan, sedangkan Tsaur bin Yazīd adalah seorang penganut Qadariyyah.”
    Antara dua tanda kurung gugur (hilang) pada manuskrip al-Mustadrak serta at-Talkhīsh, dan penyempurnaan sanad-nya berasal dari perkataan al-Munawī, yaitu: “…. ‘Abdullāh bin Dāūd at-Tammār menceritakan kepada kami dari Ismā‘īl bin ‘Ayyāsy, dari Khālid, dari Abū Umāmah al-Bāhilī….”

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *