75 – حَدَّثَنَا أَبُو الْعَبَّاسِ مُحَمَّدُ بْنُ يَعْقُوْبَ، ثَنَا إِبْرَاهِيْمُ بْنُ مَرْزُوْقٍ الْبَصْرِيُّ، بِمِصْرَ، ثَنَا وَهْبُ بْنُ جَرِيْرِ بْنِ حَازِمٍ، ثَنَا أَبِيْ، عَنْ كُلْثُوْمِ بْنِ جَبْرٍ، عَنْ سَعِيْدِ بْنِ جُبَيْرٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، عَنِ النَّبِيِّ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ آلِهِ وَ سَلَّمَ – قَالَ: “أَخَذَ اللهُ الْمِيْثَاقَ مِنْ ظَهْرِ آدَمَ فَأَخْرَجَ مِنْ صُلْبِهِ ذُرِّيَّةً ذَرَاهَا فَنَثَرَهُمْ نَثْرًا بَيْنَ يَدَيْهِ كَالذَّرِّ، ثُمَّ كَلَّمَهُمْ، فَقَالَ: ( أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ قَالُوْا بَلَى شَهِدْنَا أَنْ تَقُوْلُوْا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هذَا غَافِلِيْنَ أَوْ تَقُوْلُوْا إِنَّمَا أَشْرَكَ آبَاؤُنَا مِنْ قَبْلُ وَ كُنَّا ذُرِّيَّةً مِنْ بَعْدِهِمْ أَفَتُهْلِكُنَا بِمَا فَعَلَ الْمُبْطِلُوْنَ).
هذَا حَدِيْثٌ صَحِيْحُ الْإِسْنَادِ وَ لَمْ يُخْرِجَاهُ، وَ قَدِ احْتَجَّ مُسْلِمٌ بِكُلْثُوْمِ بْنِ جَبْرٍ.
75/75. Abul-‘Abbās Muḥammad bin Ya‘qūb menceritakan kepada kami, Ibrāhīm bin Marzūq al-Bashrī menceritakan kepada kami di Mesir, Wahb bin Jarīr bin Ḥāzim menceritakan kepada kami, ayahku menceritakan kepada kami dari Kultsum bin Jabr, dari Sa‘īd bin Jubair, dari Ibnu ‘Abbās, dari Nabi s.a.w., beliau bersabda: “Allah mengambil perjanjian dari punggung Ādam lalu mengeluarkan dari sulbinya keturunannya, kemudian mengajak mereka berbicara: “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi.” (Kami lakukan yang demikian itu) agar pada Hari Kiamat kalian tidak berkata: “Sesungguhnya kami (bani Ādam) adalah orang-orang yang lalai terhadap ini (keesaan Tuhan)”. Atau agar kalian tidak berkata: “Sesungguhnya orang-orang tua kami telah mempersekutukan Tuhan sejak dahulu, sedang kami ini adalah anak-anak keturunan yang (datang) sesudah mereka. Maka apakah Engkau akan membinasakan kami karena perbuatan orang-orang yang sesat dahulu?” (1361).
Sanad hadits ini shaḥīḥ. Al-Bukhārī dan Muslim tidak meriwayatkannya. Muslim berhujjah dengan Kultsum bin Jabr.