Mustadrak 69 Allah Maha Indah, Menyukai Keindahan (1/5)

Al-MUSTADRAK
(Judul Asli: Al-Mustadraku ‘alash-Shahihain)
Oleh: Imam al-Hakim

Penerjemah: Ali Murtadho
Penerbit: PUSTAKA AZZAM

Rangkaian Pos: Mustadrak Kitab 1 Bab 29

29 – اللهُ جَمِيْلٌ يُحِبُّ الْجَمَالُ

1-29. Allah Maha Indah, Menyukai Keindahan.

69 – حَدَّثَنَا أَبُو الْعَبَّاسِ مُحَمَّدُ بْنُ يَعْقُوْبَ، ثَنَا جَعْفَرُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ شَاكِرٍ، ثَنَا عَفَّانُ.

وَ حَدَّثَنَا أَبُوْ بَكْرِ بْنُ إِسْحَاقَ الْفَقِيْهُ، أَنَا مُحَمَّدُ بْنُ غَالِبٍ، وَ مُحَمَّدُ بْنُ مَحْمُوْدٍ الْبُنَانِيُّ، قَالَا: ثَنَا عَبْدُ الْعَزِيْزِ بْنُ مُسْلِمٍ، عَنِ الْأَعْمَشِ، عَنْ حَبِيْبِ بْنِ ثَابِتٍ، عَنْ أَبِيْ يَحْيَى بْنِ جَعْدَةَ، عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ مَسْعُوْدٍ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – عَنِ النَّبِيِّ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ آلِهِ وَ سَلَّمَ – أَنَّهُ قَالَ: “لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِيْ قَلْبِهِ حَبَّةٌ مِنْ كِبْرٍ” فَقَالَ رَجُلٌ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، إِنَّهُ لَيُعْجِبُنِيْ أَنْ يَكُوْنَ ثَوْبِيْ جَدِيْدًا، وَ رَأْسِيْ دَهِيْنًا، وَ شِرَاكُ نَعْلِيْ جَدِيْدًا. قَالَ: وَ ذَكَرَ أَشْيَاءَ حَتَّى ذَكَرَ عِلَاقَةَ سَوْطِهِ، فَقَالَ: “ذَاكَ جَمَالٌ، وَ اللهُ جَمِيْلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ، وَ لكِنَّ الْكِبْرَ مَنْ بَطِرَ الْحَقَّ وَ ازْدَرَى النَّاسَ”.

هذَا حَدِيْثٌ صَحِيْحُ الْإِسْنَادِ وَ لَمْ يُخْرِجَاهُ، وَ قَدِ احْتَجَّا جَمِيْعًا بِرُوَاتِهِ.

وَ لَهُ شَاهِدٌ آخَرُ عَلَى شَرْطِ مُسْلِمٍ.

69/69. Abul-‘Abbās Muḥammad bin Ya‘qūb menceritakan kepada kami, Ja‘far bin Muḥammad bin Syākir menceritakan kepada kami, ‘Affān menceritakan kepada kami,

Abū Bakar bin Isḥāq al-Faqīh menceritakan kepada kami, Muḥammad bin Ghālib dan Muḥammad bin Maḥmūd al-Bunānī mengabarkan kepada kami, keduanya berkata: ‘Abd-ul-‘Azīz bin Muslim menceritakan kepada kami dari al-A‘masy, dari Ḥubaib bin Tsābit, dari Abū Yaḥyā bin Ja‘dah, dari ‘Abdullāh bin Mas‘ūd r.a, dari Nabi s.a.w., beliau bersabda: “Tidak akan masuk surga orang yang dalam hatinya terdapat kesombongan (sebesar) biji sawi.” Seorang sahabat lalu berkata: “Wahai Rasūlullāh, aku orang yang suka memakai pakaian baru, minyak rambut di kepala, dan (suka memakai) tali sandal yang baru.” Dia lalu menyebutkan berbagai hal, sampai menyebutkan tentang penitinya. Mendengar itu Nabi s.a.w. lalu bersabda: “Itu adalah keindahan, dan Allah Maha Indah dan menyukai keindahan. Akan tetapi (yang dimaksud) sombong adalah menolak kebenaran dan menghina manusia.” (1301).

Sanad hadits ini shaḥīḥ. Al-Bukhārī dan Muslim tidak meriwayatkannya, dan keduanya sama-sama berhujjah dengan para periwayatnya.

Hadits ini juga memiliki syāhid lain yang sesuai syarat Muslim:

Catatan:

  1. (130). Adz-Dzahabī berkata dalam at-Talkhīsh: “Al-Bukhārī dan Muslim berhujjah dengan para periwayatnya.”
    Al-Ḥakīm meriwayatkannya secara ringkas dari jalur yang di dalamnya terdapat Sālim.
    Adz-Dzahabī berkata dalam at-Talkhīsh: “Dia adalah periwayat yang lemah.”
    Al-Munawī berkata dalam al-Faidh setelah menisbatkannya kepada al-Ḥakīm dari Ibnu ‘Umar (yaitu hadits berikutnya, no. 70): “Dia (al-Ḥakīm) lemah dalam koreksiannya.”

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *