Mustadrak 54 La Haula wa La Quwwata Illa Billah Merupakan Perbendaharaan Surga (1/2)

Al-MUSTADRAK
(Judul Asli: Al-Mustadraku ‘alash-Shahihain)
Oleh: Imam al-Hakim

Penerjemah: Ali Murtadho
Penerbit: PUSTAKA AZZAM

Rangkaian Pos: Mustadrak Kitab 1 Bab 26

26 – لَا حَوْلَ وَ لَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ مِنْ كَنْزِ الْجَنَّةِ

26. Lā ḥaula wa lā quwwata illā billāh merupakan perbendaharaan surga.

54 – أَخْبَرَنَا عَبْدُ الرَّحْمنِ بْنُ الْحَسَنِ الْقَاضِي، بِهَمْدَانَ، ثَنَا إِبْرَاهِيْمُ بْنُ الْحُسَيْنِ، ثَنَا آدَمُ بْنُ أَبِيْ إِيَاسٍ، ثَنَا شُعْبَةُ.

وَ أَخْبَرَنِي الْحُسَيْنُ بْنُ عَلِيٍّ، ثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَاقَ، ثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى، ثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ، ثَنَا شُعْبَةُ، عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِيْ سُلَيْمٍ قَالَ: سَمِعْتُ عَمْرَو بْنَ مَيْمُوْنٍ، يُحَدِّثُ، عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – أَنَّ رَسُولَ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ آلِهِ وَ سَلَّمَ – قَالَ: “أَلَا أُعَلِّمُكَ – أَوْ قَالَ: أَلَا أَدُلُّكَ – عَلَى كَلِمَةٍ مِنْ تَحْتِ الْعَرْشِ مِنْ كَنْزِ الْجَنَّةِ؟ تَقُوْلُ: لَا حَوْلَ وَ لَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ، فَيَقُوْلُ اللهُ – عَزَّ وَ جَلَّ – : أَسْلَمَ عَبْدِيْ وَ اسْتَسْلَمَ”.

[ ص: 175 ] هذَا حَدِيْثٌ صَحِيْحٌ وَ لَا يُحْفَظُ لَهُ عِلَّةٌ، وَ لَمْ يُخْرِجَاهُ وَ قَدِ احْتَجَّ مُسْلِمٌ بِيَحْيَى بْنِ أَبِيْ سُلَيْمٍ.

54/54. ‘Abd-ur-Raḥmān bin Ḥasan al-Qādhī mengabarkan kepada kami di Hamdān, Ibrāhīm bin Ḥusain menceritakan kepada kami, Ādam bin Abī Iyās menceritakan kepada kami, Muḥammad bin Ja‘far menceritakan kepada kami, Syu‘bah menceritakan kepada kami dari Yaḥyā bin Abī Sulaim, dia berkata: Aku pernah mendengar ‘Amr bin Maimūn meriwayatkan hadits dari Abū Hurairah r.a., bahwa Rasūlullāh s.a.w. bersabda: “Maukah kamu kuberitahu – atau bersabda: Maukah kamu kutunjukkan – suatu kalimat (yang berasal) dari bawah ‘Arsy yang merupakan perbendaharaan surga? Ucapkanlah: “Lā haula wa lā quwwata illā billāh”, maka Allah ‘azza wa jalla akan berfirman: “Hamba-Ku telah tunduk dan berserah diri kepada-Ku.” (1151).

Hadits ini shaḥīḥ dan tidak diketahui ada ‘illat-nya, tapi al-Bukhārī dan Muslim tidak meriwayatkannya. Muslim berhujjah dengan Yaḥyā bin Abī Sulaim.

 

Catatan:

  1. (115). Adz-Dzahabī berkata dalam at-Talkhīsh: “Hadits ini shaḥīḥ, dan tidak ber-‘illat.”

    Al-Munawī berkata dalam al-Faidh: “Ibnu Ḥajar berkata: “Sanad-nya kuat”. Akan tetapi al-Ḥāfizh al-‘Irāqī berkata dalam al-Amalī: “Dia dianggap ber-‘illat karena adanya perselisihan tentang ‘Amr bin Maimūn. Tapi al-Ḥakīm tidak disalahkan dalam hal ini, karena dia telah hilang hafalannya.”

    H.R. al-Baihaqī (as-Sunan-ul-Kubrā, 2/184); dan al-Bukhārī (11/214).

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *