Hati Senang

Mustadrak 52 Sangat Pentingnya (Melaksanakan) Shalat Fajar dan ‘Ashar (3/3)

Al-MUSTADRAK
(Judul Asli: Al-Mustadraku ‘alash-Shahihain)
Oleh: Imam al-Hakim

Penerjemah: Ali Murtadho
Penerbit: PUSTAKA AZZAM

52 – حَدَّثَنِيْ عَلِيُّ بْنُ حَمْشَاذَ الْعَدْلُ، ثَنَا عُبَيْدُ بْنُ عَبْدِ الْوَاحِدِ.

وَ أَخْبَرَنِيْ أَحْمَدُ بْنُ مُحَمَّدٍ الْعَنَزِيُّ، ثَنَا عُثْمَانُ بْنُ سَعِيْدٍ الدَّارِمِيُّ قَالَا: ثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ أَبِي السَّرِيِّ الْعَسْقَلَانِيُّ، ثَنَا الْوَلِيْدُ بْنُ مُسْلِمٍ، ثنا ثَوْرُ بْنُ يَزِيْدَ عَنْ خَالِدِ بْنِ مَعْدَانَ، عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ – رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُ – عَنِ النَّبِيِّ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ آلِهِ وَ سَلَّمَ – قَالَ: “إِنَّ لِلْإِسْلَامِ ضَوْءًا وَ مَنَارًا كَمَنَارِ الطَّرِيْقِ”.

هذَا حَدِيْثٌ صَحِيْحٌ عَلَى شَرْطِ الْبُخَارِيِّ، فَقَدْ رُوِيَ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ خَلَفٍ الْعَسْقَلَانِيِّ، وَ احْتَجَّ بِثَوْرِ بْنِ يَزِيْدَ الشَّامِيِّ. فَأَمَّا سَمَاعُ خَالِدِ بْنِ مَعْدَانَ عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ فَغَيْرُ مُسْتَبْدَعٍ، فَقَدْ [ص: 174] حَكَى الْوَلِيْدُ بْنُ مُسْلِمٍ عَنْ ثَوْرِ بْنِ يَزِيْدَ عَنْهُ أَنَّهُ قَالَ: لَقِيْتُ سَبْعَةَ عَشَرَ رَجُلًا مِنْ أَصْحَابِ رَسُوْلِ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ آلِهِ وَ سَلَّمَ – . وَ لَعَلَّ مُتَوَهِّمًا يَتَوَهَّمُ أَنَّ هذَا مَتْنٌ شَاذٌّ، فَلْيَنْظُرْ فِي الْكِتَابَيْنِ لِيَجِدَ مِنَ الْمُتُوْنِ الشَّاذَّةِ الَّتِيْ لَيْسَ لَهَا إِلَّا إِسْنَادٌ وَاحِدٌ، مَا يَتَعَجَّبُ مِنْهُ ثُمَّ لِيَقِسْ هذَا عَلَيْهَا.

حَدِيْثُ آخَرُ بِهذَا الْإِسْنَادِ.

52/52. ‘Alī bin Ḥamsyād al-‘Adl menceritakan kepadaku, ‘Ubaid bin ‘Abd-ul-Wāḥid menceritakan kepada kami,

Aḥmad bin Muḥammad al-‘Anazī mengabarkan kepadaku, Utsmān bin Sa‘īd ad-Dārimī menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Muḥammad bin Abis-Sarī al-Asqalānī menceritakan kepada kami, Walīd bin Muslim menceritakan kepada kami, Tsaur bin Yazīd menceritakan kepada kami dari Khālid bin Ma‘dān, dari Abū Hurairah r.a., dari Nabi s.a.w., beliau bersabda: “Sesungguhnya Islam memiliki tanda dan rambu seperti rambu jalan.” (1131)

Hadits ini shaḥīḥ sesuai syarat al-Bukhārī. Hadits ini diriwayatkan dari Muḥammad bin Khalaf al-Asqalānī. Dia (al-Bukhārī) berhujjah dengan Tsaur bin Yazīd asy-Syāmī. Adapun mendengarnya Khālid bin Ma‘dān dari Abū Hurairah, tidaklah aneh.

Walīd bin Muslim telah meriwayatkan dari Tsaur bin Yazīd, darinya (Khālid), dia berkata: “Aku pernah bertemu dengan 17 orang sahabat Nabi s.a.w.”

Barangkali orang yang keliru akan mengatakan bahwa redaksi ini syādzdz, maka hendaknya dia melihat dua kitab (ash-Shaḥīḥain) agar dia bisa menemukan bahwa redaksi-redaksi syādzdz yang tidak mempunyai kecuali satu sanad adalah sesuatu yang tidak perlu diherankan. Kemudian dia hendaknya men-qiyas-kannya dengan redaksi ini.

Hadits lain dengan sanad ini:

 

Catatan:

  1. (113). Adz-Dzahabī berkata dalam at-Talkhīsh: “Tidak asing. Khālid pernah bertemu dengan Abū Hurairah.”

    Jika dikatakan: “Redaksinya syādzdz (janggal),” maka dia hendaknya melihat ash-Shaḥīḥain, pasti akan dia temukan bahwa redaksi-redaksi syādzdz yang hanya memiliki satu sanad adalah sesuatu yang tidak perlu dipertanyakan, kemudian dia men-qiyas-kannya dengan hadits lainnya dengan sanad ini.

    Al-Munawī berkata dalam al-Faidh: “Al-Ḥakīm berkata: “Tidak jauh. Khālid pernah bertemu dengan Abū Hurairah”. Adz-Dzahabī telah menulis dengan penanya di Ḥāsyiyah-nya bahwa Ibnu Abī Ḥātim berkata: “Status riwayat Khālid dari Abū Hurairah adalah muttashil (bersambung).” Dia berkata: “Dia (Khālid) pernah bertemu dengan Abū Hurairah, tapi tidak disebutkan bahwa dia (meriwayatkan dengan) mendengar.”

    Hadits ini juga disebutkan oleh as-Suyuthī (al-Jāmi‘-ush-Shaghīr, no.2376), dan dia menisbatkannya kepada al-Ḥakīm.

    Al-Ḥakīm menilai hadits ini shaḥīḥ.

Alamat Kami
Jl. Zawiyah, No. 121, Rumah Botol Majlis Dzikir Hati Senang,
RT 06 RW 04, Kp. Tajur, Desa Pamegarsari, Parung, Jawa Barat. 16330.