Mustadrak 32 Bukanlah Seorang Mu’min yang Suka Banyak Mencela, Mengutuk, Berbuat Keji, dan yang Suka Berkata Kotor (4/8)

Al-MUSTADRAK
(Judul Asli: Al-Mustadraku ‘alash-Shahihain)
Oleh: Imam al-Hakim

Penerjemah: Ali Murtadho
Penerbit: PUSTAKA AZZAM

Rangkaian Pos: Mustadrak Kitab 1 Bab 16

]ص: 162 ] 32 – حَدَّثَنَا أَبُوْ مُحَمَّدٍ دَعْلَجُ بْنُ أَحْمَدَ السِّجْزِيُّ بِبَغْدَادَ، ثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَلِيِّ بْنِ يَزِيْدَ الصَّايِغُ، ثَنَا سَعِيْدُ بْنُ مَنْصُوْرٍ، ثَنَا يَعْقُوْبُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمنِ، وَ عَبْدُ الْعَزِيْزِ بْنُ مُحَمَّدٍ، عَنْ عَمْرٍو، مَوْلَى الْمُطَّلِبِ، عَنِ الْمُطَّلِبِ، عَنْ أَبِيْ مُوْسَى الْأَشْعَرِيِّ، أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ آلِهِ وَ سَلَّمَ – قَالَ: “مَنْ عَمِلَ سَيِّئَةً فَكَرِهَهَا حِيْنَ يَعْمَلُ، وَ عَمِلَ حَسَنَةً فَسُرَّ بِهَا فَهُوَ مُؤْمِنٌ”.

قَدِ احْتَجَّا بِرُوَاةِ هذَا الْحَدِيْثِ عَنْ آخِرِهِمْ وَ هُوَ صَحِيْحٌ عَلَى شَرْطِهِمَا وَ لَمْ يُخْرِجَاهُ إِنَّمَا خَرَّجَا فِيْ خُطْبَةِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ” وَ مَنْ سَرَّتْهُ حَسَنَتُهُ وَ سَاءَتْهُ سَيِّئَتُهُ فَهُوَ مُؤْمِنٌ”.

( وَ لَهُ ) شَاهِدٌ بِهذَا اللَّفْظِ:

32/32. Abū Muḥammad Da‘laj bin Aḥmad as-Sajzī menceritakan kepada kami di Baghdād, Muḥammad bin ‘Alī bin Yazīd ash-Shāyigh menceritakan kepada kami, Sa‘īd bin Manshūr menceritakan kepada kami, Ya‘qūb bin ‘Abd-ur-Raḥmān dan ‘Abd-ul-‘Azīz bin Muḥammad menceritakan kepada kami dari ‘Amr (maula al-Muthallib), dari Abū Mūsā al-Asy‘arī, bahwa Rasūlullāh s.a.w. bersabda: “Barang siapa melakukan suatu kejahatan dan dia membencinya ketika melakukannya, serta melakukan kebaikan dan dia menyukainya (ketika melakukannya), maka dia seorang mu’min.” (921).

Al-Bukhārī dan Muslim sama-sama berhujjah dengan para periwayat hadits ini dari yang paling terakhir. Hadits ini shaḥīḥ sesuai syarat al-Bukhārī dan Muslim, dan keduanya tidak meriwayatkannya. Keduanya hanya meriwayatkan khuthbah ‘Umar bin Khaththāb r.a.: (مَنْ سَرَّهُ حَسَنَتُهُ، وَ سَاءَتْهُ سَيِّئَاتُهُ فَهُوَ مُؤْمِنٌ) “Barang siapa merasa gembira dengan kebaikannya dan merasa sedih dengan perbuatan buruknya, maka dia adalah orang beriman.”

Hadits tersebut juga mempunyai syāhid dengan redaksi ini, yaitu:

Catatan:

  1. (92). Adz-Dzahabī berkata dalam at-Talkhīsh: “Hadits ini sesuai syarat al-Bukhārī dan Muslim.”

    H.R. al-Ḥakīm (no. 177).

    Al-Ḥakīm menilai hadits ini shaḥīḥ dan disetujui oleh adz-Dzahabī dalam at-Talkhīsh.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *