Mustadrak 175 dan 176 Mu’min yang Paling Sempurna Imannya (3/4)

Al-MUSTADRAK
(Judul Asli: Al-Mustadraku ‘alash-Shahihain)
Oleh: Imam al-Hakim

Penerjemah: Ali Murtadho
Penerbit: PUSTAKA AZZAM

Rangkaian Pos: Mustadrak Kitab 1 Bab 70

175 – حَدَّثَنَا أَبُوْ عَبْدِ اللهِ مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللهِ الْأَصْبَهَانِيُّ، ثَنَا أَحْمَدُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ [ ص: 225 ] عِيْسَى الْقَاضِيْ، ثَنَا أَبُوْ نُعَيْمٍ، وَ مُحَمَّدُ بْنُ كَثِيْرٍ، قَالَا: ثَنَا سُفْيَانُ، عَنْ سَلَمَةَ بْنِ كُهَيْلٍ، فَذَكَرَهُ بِإِسْنَادِهِ وَ نَحْوِهِ. هذَا حَدِيْثٌ صَحِيْحٌ مَحْفُوظٌ مِنْ حَدِيْثِ الثَّوْرِيِّ، عَنْ سَلَمَةَ بْنِ كُهَيْلٍ، وَ عِمْرَانُ بْنُ الْحَكَمِ السُّلَمِيُّ تَابِعِيٌّ كَبِيْرٌ مُحْتَجٌّ بِهِ، وَ إِنَّمَا أَهْمَلَا هذَا الْحَدِيْثَ – وَ اللهُ أَعْلَمُ – لِخِلَافٍ وَقَعَ مِنْ يَحْيَى بْنِ سَلَمَةَ بْنِ كُهَيْلٍ فِيْ إِسْنَادِهِ وَ يَحْيَى كَثِيْرُ الْوَهْمِ عَلَى أَبِيْهِ.

175. Abū ‘Abdillāh Muḥammad bin ‘Abdillāh al-Ashbahānī menceritakan kepada kami, Aḥmad bin Muḥammad bin ‘Īsā al-Qādhī menceritakan kepada kami, Abū Nu‘aim dan Muḥammad bin Katsīr menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Sufyān menceritakan kepada kami dari Salamah bin Kuhail. Dia lalu menuturkan dengan sanadnya yang serupa. (2361).

Hadits ini shaḥīḥ, yang dihapal dari hadits ats-Tsaurī, dari Salamah bin Kuhail. ‘Imrān bin al-Ḥakam as-Sulamī merupakan tābi‘īn senior yang dijadikan sebagai hujjah. Al-Bukhārī dan Muslim sengaja mengabaikannya karena telah terjadi perselisihan pada Yaḥyā bin Salamah bin Kuhail dalam sanadnya. Yaḥyā merupakan orang yang banyak melakukan wahm ketika meriwayatkan dari ayahnya.

176 – أَخْبَرَنَا أَبُوْ عَبْدِ اللهِ مُحَمَّدُ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ عَمْرَوَيْهِ الصَّفَّارُ، بِبَغْدَادَ، وَ ثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ أَحْمَدَ الصَّغَانِيُّ، ثَنَا الْأَحْوَصُ بْنُ جَوَّابٍ، ثَنَا يَحْيَى بْنُ سَلَمَةَ بْنِ كُهَيْلٍ، عَنْ أَبِيْهِ، عَنْ عِمْرَانَ بْنِ الْجَعْدِ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، أَنَّ قُرَيْشًا قَالَتْ: يَا مُحَمَّدُ ادْعُ رَبَّكَ أَنْ يَجْعَلَ الصَّفَا ذَهَبًا وَ نُؤْمِنُ لَكَ، فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ آلِهِ وَ سَلَّمَ – : “أَتَفْعَلُوْنُ؟” قَالُوْا: نَعَمْ، فَأَتَى جَبْرَئِيْلُ، فَقَالَ: اسْتَوْثِقْ، ثُمَّ أُتِيَ جَبْرَئِيْلُ، فَقَالَ: يَا مُحَمَّدُ إِنَّ اللهَ قَدْ أَعْطَاكَ مَا سَأَلْتَ إِنْ شِئْتَ أَصْبَحَ لَكَ الصَّفَا ذَهَبًا وَ مَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذلِكَ عَذَّبْتُهُ عَذَابًا لَا أُعَذِّبُهُ أَحَدًا مِنَ الْعَالَمِيْنَ، وَ إِنْ شِئْتَ فَتَحْتُ لَهُمْ بَابَ التَّوْبَةِ وَ الْإِنَابَةِ، فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ آلِهِ وَ سَلَّمَ – : “بَابُ التَّوْبَةِ وَ الرَّحْمَةِ أَحَبُّ إِلَيَّ”. هذَا الْوَهْمُ لَا يُوْهِنُ حَدِيْثَ الثَّوْرِيِّ، فَإِنِّيْ لَا أَعْرِفُ عِمْرَانَ بْنَ الْجَعْدِ فِي التَّابِعِيْنَ، وَ إِنَّمَا رَوَى إِسْمَاعِيْلُ بْنُ أَبِيْ خَالِدٍ، عَنْ عِمْرَانَ بْنِ أَبِي الْجَعْدِ، فَأَمَّا عِمْرَانُ بْنُ الْجَعْدِ، فَإِنَّهُ مِنْ أَتْبَاعِ التَّابِعِيْنَ.

176. Abū ‘Abdillāh Muḥammad bin Aḥmad bin ‘Amrawaih ash-Shaffār mengabarkan kepada kami di Baghdād, Muḥammad bin Aḥmad ash-Shaghānī menceritakan kepada kami, Aḥwash bin Jawwāb menceritakan kepada kami, Yaḥyā bin Salamah bin Kuhail menceritakan kepada kami dari ayahnya, dari ‘Imrān bin al-Ja‘d, dari Ibnu ‘Abbās, bahwa orang-orang Quraisy berkata: “Wahai Muḥammad, berdoalah kepada Tuhanmu agar menyulap bukit Shafā menjadi emas, lalu kami akan beriman kepadamu.” Rasūlullāh lalu bersabda: “Apakah kalian akan melakukannya?” Mereka menjawab: “Ya.” Tak lama kemudian malaikat Jibrīl datang lalu berkata: “Buatlah perjanjian.” Malaikat Jibrīl kemudian datang lagi dan berkata: “Wahai Muḥammad, sesungguhnya Allah telah memberimu apa yang kamu minta, jika kamu mau, maka bukit Shafā akan disulap menjadi emas. Namun, barang siapa kafir setelah itu, maka Dia akan menyiksa mereka dengan siksaan yang belum pernah ditimpakan kepada seorang pun di muka bumi ini. Tapi jika kamu mau maka akan dibukakan untuk mereka pintu tobat dan rahmat.” Rasūlullāh s.a.w. pun bersabda:Justru pintu tobat dan rahmat lebih aku sukai.” (2372).

Wahm (keraguan) ini tidak melemahkan hadits ast-Tsaurī. Aku tidak mengetahui ada ‘Imrān bin al-Ja‘d di kalangan tābi‘īn. Ismā‘īl bin Abī Khālid hanya meriwayatkan dari ‘Imrān bin Abil-Ja‘d, pengikut tābi‘īn (tābi‘-ut-tābi‘īn).

Catatan:

  1. (236). Lihat Hadits no. 174 – hadits sebelumnya.
  2. (237). Lihat Hadits no. 174.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *