Mustadrak 174 Mu’min yang Paling Sempurna Imannya (2/4)

Al-MUSTADRAK
(Judul Asli: Al-Mustadraku ‘alash-Shahihain)
Oleh: Imam al-Hakim

Penerjemah: Ali Murtadho
Penerbit: PUSTAKA AZZAM

Rangkaian Pos: Mustadrak Kitab 1 Bab 70

174 – حَدَّثَنَا أَبُو الْعَبَّاسِ مُحَمَّدُ بْنُ يَعْقُوْبَ، ثَنَا هَارُوْنُ بْنُ سُلَيْمَانَ الْأَصْبَهَانِيُّ، ثَنَا عَبْدُ الرَّحْمنِ بْنُ مَهْدِيٍّ، ثَنَا سُفْيَانُ، عَنْ سَلَمَةَ بْنِ كُهَيْلٍ، عَنْ عِمْرَانَ بْنِ الْحَكَمِ السُّلَمِيِّ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: قَالَتْ قُرَيْشٌ لِلنَّبِيِّ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ آلِهِ وَ سَلَّمَ – : ادْعُ رَبَّكَ أَنْ يَجْعَلَ لَنَا الصَّفَا ذَهَبًا وَ نُؤْمِنُ بِكَ قَالَ: “أَتَفْعَلُوْنَ؟”، قَالُوْا: نَعَمْ، فَدَعَا، فَأَتَاهُ جَبْرَئِيْلُ، فَقَالَ: إِنَّ اللهَ يَقْرَأُ عَلَيْكَ السَّلَامَ وَ يَقُوْلُ: إِنْ شِئْتَ أَصْبَحَ الصَّفَا ذَهَبًا فَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذلِكَ عَذَّبْتُهُ عَذَابًا لَا أُعَذِّبُهُ أَحَدًا مِنَ الْعَالَمِيْنَ، وَ إِنْ شِئْتَ فَتَحْتُ لَهُمْ أَبْوَابَ التَّوْبَةِ وَ الرَّحْمَةِ قَالَ: “بَلْ بَابُ التَّوْبَةِ وَ الرَّحْمَةِ”.

174. Abul-‘Abbās Muḥammad bin Ya‘qūb menceritakan kepada kami, Hārūn bin Salaimān al-Ashbahānī menceritakan kepada kami, ‘Abd-ur-Raḥmān bin Mahdī menceritakan kepada kami, Sufyān menceritakan kepada kami Salamah bin Kuhail, dari ‘Imrān bin al-Ḥakam as-Sulamī, dari Ibnu ‘Abbās, dia berkata: Orang-orang Quraisy berkata kepada Nabi s.a.w.: “Berdoalah kepada Tuhanmu agar menyulap bukit Shafā menjadi emas untuk kami, lalu kami akan beriman kepadaku.” Nabi s.a.w. lalu bertanya: Apakah kalian akan melakukannya (beriman jika bukit Shafa menjadi emas)? Mereka menjawab: “Ya.” Beliau lalu berdoa. Tak lama kemudian malaikat Jibrīl a.s. mendatangi beliau dan berkata: “Sesungguhnya Allah mengucapkan salam untukmu dan Dia berfirman: Jika kamu mau, maka bukit Shafā akan menjadi emas, tapi barang siapa yang kafir setelah itu, maka Allah akan menyiksa mereka yang belum pernah Dia timpakan kepada seorang pun di muka bumi ini. Jika kamu mau maka akan dibukakan untuk mereka pintu tobat dan rahmat”.” Setelah itu Nabi s.a.w bersabda: Pintu tobat dan rahmat (yang aku pilih).” (2351).

 

 

 

Catatan:

  1. (235). Adz-Dzahabī berkata dalam at-Talkhīsh: “Hadits ini diriwayatkan oleh sekelompok orang darinya. ‘Imrān merupakan tabi‘in yang senior. al-Bukhārī dan Muslim tidak meriwayatkannya karena ada riwayat Yaḥyā bin Salamah bin Kuhail dari ayahnya, dari ‘Imrān bin al-Ja‘d, dari Ibnu ‘Abbās. Yaḥyā adalah orang yang banyak keliru (ketika meriwayatkan) dari ayahnya.”

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *