Hati Senang

Mustadrak 169 Siapa Bersumpah Dengan Selain Allah, Maka Dia Telah Berbuat Syirik (3/3)

Al-MUSTADRAK
(Judul Asli: Al-Mustadraku ‘alash-Shahihain)
Oleh: Imam al-Hakim

Penerjemah: Ali Murtadho
Penerbit: PUSTAKA AZZAM

169 – أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ مُوْسَى، ثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ أَيُّوْبَ، أَنْبَأَ يَحْيَى بْنُ [ ص: 223 ] الْمُغِيرَةِ، ثَنَا جَرِيْرٌ، عَنِ الْحَسَنِ بْنِ عُبَيْدِ اللهِ، عَنْ سَعْدِ بْنِ عُبَيْدَةَ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، عَنِ النَّبِيِّ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ آلِهِ وَ سَلَّمَ – قَالَ: “مَنْ حَلَفَ بِغَيْرِ اللهِ فَقَدْ كَفَرَ”.
هذَا حَدِيْثٌ صَحِيْحٌ عَلَى شَرْطِ الشَّيْخَيْنِ، وَ لَمْ يُخْرِجَاهُ بِهذَا اللَّفْظِ، وَ إِنَّمَا أَوْدَعْتُهُ كِتَابَ الْإِيْمَانِ لِلَفْظِ الشِّرْكِ فِيْهِ.
وَ فِيْ حَدِيْثِ مُصْعَبِ بْنِ الْمِقْدَامِ، عَنْ إِسْرَائِيْلَ: “فَقَدْ كَفَرَ”.
فَأَمَّا الشَّيْخَانِ فَإِنَّمَا أَخْرَجَاهُ مِنْ حَدِيْثِ سَالِمٍ، وَ نَافِعٍ، وَ عَبْدِ اللهِ بْنِ دِيْنَارٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ أَنَّ النَّبِيَّ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ آلِهِ وَ سَلَّمَ – قَالَ لِعُمَرَ: “إِنَّ اللهَ يَنْهَاكُمْ أَنْ تَحْلِفُوْا بِآبَائِكُمْ”. فَقَطْ، وَ هذَا غَيْرُ ذَاكَ.

169/169. ‘Abdullāh bin Muḥammad bin Mūsā mengabarkan kepada kami, Muḥammad bin Ayyūb menceritakan kepada kami, Yaḥyā bin al-Mughīrah memberitakan (kepada kami), Jarīr menceritakan kepada kami dari Ḥasan bin ‘Ubaidillāh, dari Sa‘ad bin ‘Ubaidah, dari Ibnu ‘Umar, dari Nabi s.a.w., beliau bersabda: “Barang siapa bersumpah dengan (nama) selain Allah, maka dia telah kafir.” (2301).

Hadits ini shaḥīḥ sesuai syarat al-Bukhārī dan Muslim. Keduanya tidak meriwayatkannya dengan redaksi ini. Aku menempatkannya dalam pembahasan tentang iman, karena ada kata syirik di dalamnya.

Sedangkan dalam hadits Mush‘ab bin al-Miqdām dari Isrā’īl (redaksinya adalah): (فَقَدْ كَفَرَ) “Maka dia telah kafir.”

Al-Bukhārī dan Muslim hanya meriwayatkannya dari hadits Sālim dan Nāfi‘ serta ‘Abdullāh bin Dīnār, dari Ibnu ‘Umar, bahwa Nabi s.a.w. bersabda kepada ‘Umar: (إِنَّ اللهَ يَنْهَاكُمْ أَنْ تَحْلِفُوْا بِآبَائِكُمْ.) “Sesungguhnya Allah melarang kalian bersumpah dengan bapak-bapak kalian” saja. Ini pun redaksi selain yang tadi.

Catatan:

  1. (230). Yang jelas berdasarkan perkataan Adz-Dzahabī dalam at-Talkhīsh adalah, dia tidak mengomentarinya. Ini tentu saja bertentangan dengan perkataan yang telah dikutip oleh al-Munawī dalam al-Faidh, setelah dia menyebutkan perkataan al-Ḥākim pada hadits dalam bab sumpah dan nadzar. Barangkali perkataan ini hilang dari manuskrip asli.
    Al-Munawī berkata dalam al-Faidh: “Al-Ḥākim berkata: “Hadits ini sesuai syarat al-Bukhārī dan Muslim”. Adz-Dzahabī pun mengakuinya dalam at-Talkhīsh. Dia berkata dalam al-Kabā’ir: “Sanadnya sesuai syarat Muslim.” Az-Zain-ul-‘Irāqī berkata dalam al-Amalī: “Para periwayatnya tsiqah.”
Alamat Kami
Jl. Zawiyah, No. 121, Rumah Botol Majlis Dzikir Hati Senang,
RT 06 RW 04, Kp. Tajur, Desa Pamegarsari, Parung, Jawa Barat. 16330.