Mustadrak 165 Hamba-hamba Allah Pilihan Adalah Yang Memperhatikan (3/4)

Al-MUSTADRAK
(Judul Asli: Al-Mustadraku ‘alash-Shahihain)
Oleh: Imam al-Hakim

Penerjemah: Ali Murtadho
Penerbit: PUSTAKA AZZAM

Rangkaian Pos: Mustadrak Kitab 1 Bab 67

165 – حَدَّثَنَا أَبُو الْعَبَّاسِ مُحَمَّدُ بْنُ يَعْقُوْبَ، ثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَاقَ الصَّغَانِيُّ.
وَ أَخْبَرَنَا أَبُو النَّضْرِ الْفَقِيْهُ، وَ أَبُو الْحَسَنِ الْعَنْبَرِيُّ، قَالَا: ثَنَا عُثْمَانُ بْنُ سَعِيْدٍ الدَّارِمِيُّ.
وَ حَدَّثَنِيْ أَحْمَدُ بْنُ يَعْقُوْبَ الثَّقَفِيُّ، ثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ أَيُّوْبَ، قَالُوْا: ثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الصَّبَّاحِ، ثَنَا سَعِيْدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمنِ الْجُمَحِيُّ، عَنْ عُبَيْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ، عَنْ نَافِعٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ: جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ آلِهِ وَ سَلَّمَ – فَقَالَ: أَوْصِنِيْ قَالَ: “تَعْبُدُ اللهَ وَ لَا تُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا، وَ تُقِيْمُ الصَّلَاةَ، وَ تُؤْتِي الزَّكَاةَ، وَ تَصُوْمُ شَهْرَ رَمَضَانَ، وَ تَحُجُّ الْبَيْتَ وَ تَعْتَمِرُ، وَ تَسْمَعُ وَ تُطِيْعُ”.
هذَا حَدِيْثٌ صَحِيْحٌ عَلَى شَرْطِ الشَّيْخَيْنِ، فَإِنَّ رُوَاتَهُ عَنْ آخِرِهِمْ ثِقَاتٌ وَ لَمْ يُخْرِجَاهُ تَوَقِّيًا لِمَا:

165/165. Abul-‘Abbās Muḥammad bin Ya‘qūb menceritakan kepada kami, Muḥammad bin Isḥāq ash-Shaghānī menceritakan kepada kami.

Abun-Nadhr al-Faqīh dan Abul-Ḥasan al-‘Anbarī mengabarkan kepada kami, keduanya berkata: ‘Utsmān bin Sa‘īd ad-Dārimī menceritakan kepada kami.

Aḥmad bin Ya‘qūb ats-Tsaqafī menceritkan kepadaku, Muḥammad bin Ayyūb menceritakan kepada kami, mereka berkata: Muḥammad bin ash-Shabbāḥ menceritakan kepada kami, Sa‘īd bin ‘Abd-ir-Raḥmān al-Jumaḥī menceritakan kepada kami dari ‘Ubaidillāh bin ‘Amr, dari Nāfi‘, dari Ibnu ‘Umar, dia berkata: Seorang laki-laki mendatangi Nabi s.a.w. dan berkata: “Berilah aku wasiat!” Beliau lalu bersabda: “Hendaklah kamu menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan apa pun, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa pada bulan Ramadhān, menunaikan haji dan ‘umrah ke Baitullāh, serta mendengar dan taat.” (2261).

Hadits ini shaḥīḥ sesuai syarat al-Bukhārī dan Muslim, karena para perawiyatnya dari yang paling terakhir periwayat tsiqah. Tapi keduanya tidak meriwayatkannya karena menghindari (riwayat) berikut ini:

Catatan:

  1. (226). Adz-Dzahabī berkata dalam at-Talkhīsh: “Hadits ini sesuai syarat al-Bukhārī dan Muslim.”

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *