Mustadrak 160 Siapa Bermain Dadu, Maka Dia Telah Mendurhakai Allah dan Rasul-Nya (1/3)

Al-MUSTADRAK
(Judul Asli: Al-Mustadraku ‘alash-Shahihain)
Oleh: Imam al-Hakim

Penerjemah: Ali Murtadho
Penerbit: PUSTAKA AZZAM

Rangkaian Pos: Mustadrak Kitab 1 Bab 66

66 – مَنْ لَعِبَ بِالنَّرْدِ فَقَدْ عَصَى اللهَ وَ رَسُوْلَهُ

1-66. Barang siapa bermain dadu, maka dia telah mendurhakai Allah dan Rasūl-Nya.

160 – أَخْبَرَنَا أَبُو الْحَسَنِ عَلِيُّ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ عُقْبَةَ الشَّيْبَانِيُّ، بِالْكُوْفَةِ، ثَنَا إِبْرَاهِيْمُ بْنُ إِسْحَاقَ الزُّهْرِيُّ، ثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عُبَيْدٍ الطَّنَافِسِيُّ، عَنْ عُبَيْدِ اللهِ.
وَ حَدَّثَنَا أَبُوْ بَكْرِ بْنُ إِسْحَاقَ الْفَقِيْهُ، أَنْبَأَ أَبُو الْمُثَنَّى مُحَمَّدُ بْنُ أَيُّوْبَ، قَالَا: ثَنَا مُسَدَّدٌ، ثَنَا يَحْيَى، عَنْ عُبَيْدِ اللهِ، عَنْ نَافِعٍ، عَنْ سَعِيْدِ بْنِ أَبِيْ هِنْدٍ، عَنْ أَبِيْ مُوْسَى قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ آلِهِ وَ سَلَّمَ – : “مَنْ لَعِبَ بِالنَّرَدِ فَقَدْ عَصَى اللهَ وَ رَسُوْلَهُ”.
هذَا حَدِيْثٌ صَحِيْحٌ عَلَى شَرْطِ الشَّيْخَيْنِ، وَ لَمْ يُخْرِجَاهُ لِوَهْمٍ وَقَعَ لِعَبْدِ اللهِ بْنِ سَعِيْدِ بْنِ أَبِيْ هِنْدٍ لِسُوْءِ حِفْظِهِ فِيْهِ.

160/160. Abul-Ḥasan ‘Alī bin Muḥammad bin ‘Uqbah asy-Syaibānī mengabarkan kepada kami di Kūfah, Ibrāhīm bin Isḥāq az-Zuhrī menceritakan kepada kami, Muḥammad bin ‘Ubaid ath-Thanāfisī menceritakan kepada kami dari ‘Ubaidillāh, Abū Bakar bin Isḥāq al-Faqīh menceritakan kepada kami, Abul-Mutsannā Muḥammad bin Ayyūb menberitakan (kepada kami), keduanya berkata: Musaddad menceritakan kepada kami, Yaḥyā menceritakan kepada kami dari ‘Ubaidillāh, dari Nāfi‘, dari Sa‘īd bin Abī Hind, dari Abū Mūsā, dia berkata: Rasūlullāh s.a.w. bersabda: “Barang siapa bermain dadu, maka dia telah mendurhakai Allah dan Rasūl-Nya.” (2211).

Hadits ini shaḥīḥ sesuai syarat al-Bukhārī dan Muslim. Keduanya tidak meriwayatkannya karena adanya wahm (keraguan) yang terjadi pada ‘Abdullāh bin Sa‘īd bin Abī Hind, lantaran hapalannya yang buruk.

Catatan:

  1. (221). Adz-Dzahabī berkata dalam at-Talkhīsh: “Hadits ini sesuai syarat al-Bukhārī dan Muslim). Beginilah Yazīd bin al-Hādī meriwayatkan dari Sa‘īd bin Abī Hind. ‘Abdullāh bin Sa‘īd bin Abī Hind telah menuduhnya melakukan wahm. Orang yang mendengar darinya adalah ‘Abd-ur-Razzāq, dari ayahnya, dari seorang laki-laki, dari Abū Mūsā.
    Al-Munawī berkata dalam al-Faidh: “al-Ḥākim berkata: “Hadits ini sesuai syarat al-Bukhārī dan Muslim. Adz-Dzhahabī telah mengakuinya dan Ibnu Ḥajar tidak menilainya dha‘īf.”
    Ibnu Ḥajar berkata: “Ini merupakan kekeliruan bagi orang yang menisbatkannya kepada Muslim.”

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *