Mustadrak 146 Tidak Layak Seorang Muslim Menjadi Pengutuk (2/2)

Al-MUSTADRAK
(Judul Asli: Al-Mustadraku ‘alash-Shahihain)
Oleh: Imam al-Hakim

Penerjemah: Ali Murtadho
Penerbit: PUSTAKA AZZAM

Rangkaian Pos: Mustadrak Kitab 1 Bab 60

146 – أَخْبَرَنَا أَبُوْ بَكْرٍ أَحْمَدُ بْنُ سَلْمَانَ الْفَقِيْهُ، حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ مُكْرَمِ الْبَزَّارِ، حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ عُمَرَ، حَدَّثَنَا كَثِيْرُ بْنُ زَيْدٍ، عَنْ سَالِمٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ آلِهِ وَ سَلَّمَ: “لَا يَنْبَغِيْ لِلْمُؤْمِنِ أَنْ يَكُوْنَ لَعَّانًا”.
قَالَ سَالِمٌ: وَ مَا سَمِعْتُ ابْنَ عُمَرَ لَعَنَ شَيْئًا قَطُّ.
فَأَمَّا حَدِيْثُ أَبِيْ هُرَيْرَةَ

146/146. Abū Bakar Aḥmad bin Salmān al-Faqīh mengabarkan kepada kami, Ḥasan bin Mukram al-Bazzār menceritakan kepada kami, ‘Utsmān bin ‘Umar menceritakan kepada kami, Katsīr bin Zaid menceritakan kepada kami dari Sālim, dari Ibnu ‘Umar, dia berkata: Rasūlullāh s.a.w. bersabda: “Tidak layak seorang muslim menjadi pengutuk.

Sālim berkata: “Aku tidak pernah mendengar Ibnu ‘Umar mengutuk (melaknat) apa pun.” (2071).

Hadits ini diriwayatkan secara musnad oleh beberapa Imām dari Katsīr bin Zaid. Harits ini juga diriwayatkan secara mauqūf dari Katsīr bin Ziyād oleh Ḥammād bin Zaid secara menyendiri.

Al-Bukhārī dan Muslim tidak meriwayatkannya dari Katsīr bin Zaid, padahal dia seorang syaikh dari Madīnah, dari suku Aslam. Nama panggilannya adalah Abū Muḥammad. Sepengetahuanku, dia tidak dinilai cacat dalam periwayatannya. Alasan al-Bukhārī dan Muslim meninggalkannya adalah hadits sedikit.

Hadits ini memiliki beberapa syāhid dengan redaksi yang berbeda-beda dari Abū Hurairah, Abud-Dardā’, dan Samurah bin Jundub. Hadits-hadits yang serupa statusnya shaḥīḥ sesuai syarat al-Bukhārī dan Muslim.

Hadits Abū Hurairah adalah:

Catatan:

  1. (207). Adz-Dzahabī berkata dalam at-Talkhīsh: “Hadits ini dinisbatkannya berkali-kali, namun hanya Ḥammād bin Zaid yang meriwayatkannya secara mauqūf.
    Adz-Dzahabī berkata dalam al-Mīzān (3/404) ketika menyebutkan biografi Katsīr bin Zaid: Abū Zur‘ah berkata: “Dia adalah periwayat yang jujur tapi lunak.”
    An-Nasā’ī berkata: “Hadits ini dha‘īf.
    Ibn-ud-Dauraqī meriwayatkan dari Yaḥyā: “Tidak apa-apa dengannya.”
    Ibnu Abī Maryam meriwayatkan dari Yaḥyā: “Dia adalah periwayat tsiqah.”
    Ibn-ul-Madinī berkata: “Dia adalah periwayat shāliḥ, tapi tidak kuat.”
    Ibnu ‘Adī berkata: “Menurutku, hadits Katsīr tidak mengapa.”

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *