Mustadrak 144 Celakalah Orang yang Berdusta Agar Orang-orang Tertawa (3/3)

Al-MUSTADRAK
(Judul Asli: Al-Mustadraku ‘alash-Shahihain)
Oleh: Imam al-Hakim

Penerjemah: Ali Murtadho
Penerbit: PUSTAKA AZZAM

Rangkaian Pos: Mustadrak Kitab 1 Bab 59

144 – حَدَّثَنَا أَبُو الْفَضْلِ مُحَمَّدُ بْنُ إِبْرَاهِيْمَ الْمُزَكِّي، ثَنَا الْحُسَيْنُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ زِيَادٍ الْقَبَّانِيُّ، ثَنَا دَاوُدُ بْنُ رُشَيْدٍ، ثَنَا مُعْتَمِرُ بْنُ سُلَيْمَانَ، عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ بِشْرٍ، عَنِ الْأَعْمَشِ، عَنْ أَبِيْ سُفْيَانَ، عَنْ جَابِرٍ، عَنْ عُمَرَ قَالَ: دَخَلَ رَجُلَانِ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ آلِهِ وَ سَلَّمَ – فَسَأَلَاهُ فِيْ شَيْءٍ فَدَعَا لَهُمَا بِدِيْنَارَيْنِ، فَإِذَا هُمَا يُثْنِيَانِ خَيْرًا، فَقَالَ: رَسُوْلُ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ آلِهِ وَ سَلَّمَ – : “لكِنْ فُلَانٌ مَا يَقُوْلُ ذلِكَ، وَ لَقَدْ أَعْطَيْتُهُ مَا بَيْنَ عَشْرَةٍ إِلَى مِائَةٍ فَمَا يَقُوْلُ ذلِكَ، فَإِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَخْرُجُ بِصَدَقَةٍ مِنْ عِنْدِيْ مُتَأَبِّطُهَا وَ إِنَّمَا هِيَ لَهُ نَارٌ”. فَقُلْتُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ كَيْفَ تُعْطِيْهِ وَ قَدْ عَلِمْتَ أَنَّها لَهُ نَارٌ؟ قَالَ: “فَمَا أَصْنَعُ؟ يَأْبَوْنَ إِلَّا أَنْ يَسْأَلُوْنِيْ وَ يَأْبَى اللهُ لِيَ الْبُخْلَ”.

أَمَا مُعْتَمِرُ بْنُ سُلَيْمَانَ الرَّقِّيُّ فَلَمْ يُخْرِجَاهُ، وَ قَدْ خَرَّجَ مُسْلِمٌ، عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ بِشْرٍ الرَّقِّيِّ إِلَّا أَنَّ هذَا الْحَدِيْثَ لَيْسَ بِعِلَّةٍ لِحَدِيْثِ الْأَعْمَشِ، عَنْ أَبِيْ صَالِحٍ فَإِنَّهُ شَاهِدٌ لَهُ بِإِسْنَادٍ آخَرَ.

144/144. Abul-Fadhl Muḥammad bin Ibrāhīm al-Muzzakkī menceritakan kepada kami, Ḥusain bin Muḥammad bin Ziyād al-Qabbānī menceritakan kepada kami, Dāūd bin Rusyaid menceritakan kepada kami, al-Mu‘tamir bin Sulaimān menceritakan kepada kami dari ‘Abdullāh bin Bisyr, dari al-A‘masy, dari Abū Sufyān, dari Jābir, dari ‘Umar, dia berkata: “Pernah ada dua orang laki-laki menemui Rasūlullāh s.a.w. lalu meminta sesuatu kepada beliau, dan beliau memberinya dua dinar. Keduanya pun memuji-muji beliau dengan kebaikan. Rasūlullāh s.a.w. pun bersabda: “Akan tetapi si fulan tidak mengatakan demikian, aku justru telah memberinya antara sepuluh sampai seratus. Jadi dia tidak mengatakan yang sebenarnya. Sesungguhnya salah seorang dari kalian keluar dengan membawa sedekah dariku dengan cara menyembunyikannya di bawah ketiaknya. Sesungguhnya itu hanyalah api baginya.” Aku lalu bertanya: “Wahai Rasūlullāh, bagaimana engkau bisa memberinya sedangkan engkau tahu bahwa itu merupakan api baginya?” Nabi s.a.w. menjawab: “Lalu apa yang harus aku perbuat? Mereka tidak mau kecuali meminta kepadaku, sedangkan Allah menolak jika aku bersikap bakhil.” (2051).

Hadits al-Mu‘tamir bin Sulaimān ar-Raqqī tidak diriwayatkan oleh al-Bukhārī dan Muslim. Muslim telah meriwayatkannya dari ‘Abdullāh bin Bisyr ar-Raqqī. Hadits ini tidak ber-‘illat lantaran ada hadits al-A‘masy dari Abū Shāliḥ, yang merupakan syāhid baginya dengan sanad yang lain.

Catatan:

  1. (205). Lih. hadits no. 143.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *