Hati Senang

Mustadrak 141 Membunuh Jiwa Mu‘ahadah Tanpa Alasan yang Benar, Allah Mengharamkan Surga Baginya (9/9)

Al-MUSTADRAK
(Judul Asli: Al-Mustadraku ‘alash-Shahihain)
Oleh: Imam al-Hakim

Penerjemah: Ali Murtadho
Penerbit: PUSTAKA AZZAM

] ص: 213 ] 141 – أَخْبَرَنِي أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي نَصْرٍ الدَّارَبَرْدِيُّ ، ثَنَا أَحْمَدُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ عِيسَى الْقَاضِي ، وَأَخْبَرَنَا أَحْمَدُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ مَسْلَمَةَ الْعَنَزِيُّ، ثَنَا عُثْمَانُ بْنُ سَعِيْدٍ الدَّارِمِيُّ، قَالَا: ثَنَا الْقَعْنَبِيُّ، فِيمَا قُرِئَ عَلَى مَالِكٍ، وَ أَخْبَرَنَا أَبُوْ بَكْرِ بْنُ إِسْحَاقَ، ثَنَا الْحَسَنُ بْنُ عَلِيِّ بْنِ زِيَادٍ، ثَنَا ابْنُ أَبِيْ أُوَيْسٍ، حَدَّثَنِيْ مَالِكٌ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَمْرِو بْنِ عَلْقَمَةَ، عَنْ أَبِيْهِ، عَنْ بِلَالِ بْنِ الْحَارِثِ الْمُزَنِيِّ، أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ آلِهِ وَ سَلَّمَ – قَالَ: “إِنَّ الرَّجُلَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ رِضْوَانِ اللهِ، مَا كَانَ يَظُنُّ أَنْ تَبْلُغَ مَا بَلَغَتْ فَيَكْتُبُ اللهُ لَهُ بِهَا رِضْوَانَهُ إِلَى يَوْمِ يَلْقَاهُ، وَ إِنَّ الرَّجُلَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ سَخَطِ اللهِ، مَا كَانَ يَظُنُّ أَنْ تَبْلُغَ مَا بَلَغَتْ فَيَكْتُبُ اللهُ لَهُ بِهَا سَخَطَهُ إِلَى يَوْمِ يَلْقَاهُ”.

قَالَ الْحَاكِمُ: هذَا لَا يُوْهِنُ الْإِجْمَاعَ الَّذِيْ قَدَّمْنَا ذِكْرَهُ، بَلْ يَزِيْدُنَا تَأْكِيْدًا بِمُتَابِعٍ مِثْلِ مَالِكٍ، إِلَّا أَنَّ الْقَوْلَ فِيْهِ مَا قَالُوْهُ بِالزِّيَادَةِ فِيْ إِقَامَةِ إِسْنَادِهِ.

141/141. Abū Bakar bin Abī Nashr ad-Dārabardī mengabarkan kepadaku, Aḥmad bin Muḥammad ‘Īsā al-Qādhī menceritakan kepada kami,

Aḥmad bin Muḥammad bin Maslamah al-‘Anazī mengabarkan kepada kami, ‘Utsmān bin Sa‘īd ad-Dārimī menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Al-Qa‘nabī menceritakan kepada kami berdasarkan apa yang telah dibacakan (didiktekan) kepada Mālik.

Abū Bakar bin Isḥāq mengabarkan kepada kami, Ḥasan bin ‘Alī bin Ziyād menceritakan kepada kami, Ibnu Abī Uwais menceritakan kepada kami, Mālik menceritakan kepadaku dari Muḥammad bin ‘Amr bin ‘Alqamah, dari ayahnya, dari Bilāl bin Ḥārits al-Muzanī, bahwa Rasūlullāh s.a.w. bersabda: “Sesungguhnya seseorang berbicara dengan kata-kata yang menyebabkan keridhaan Allah, dia tidak menyangka bahwa kata-kata tersebut akan sampai (menyebabkan keridhaan-Nya), lalu Allah mencatat untuknya masuk dalam keridhaan-Nya hingga Hari Pembalasan. Sesungguhnya seseorang berbicara dengan kata-kata yang menyebabkan kemurkaan Allah, dia tidak menyangka bahwa kata-kata tersebut bisa sampai (menyebabkan kemurkaan-Nya), lantas Allah mencatat untuknya masuk dalam kemurkaan-Nya hingga Hari Pembalasan.” (2021).

Al-Ḥakīm berkata: “Ini tidak melemahkan ijma‘ yang telah kami uraikan tadi. Bahkan justru lebih menguatkan kita karena adanya syāhid seperti Mālik, Hanya saja, ada pendapat seperti yang dikatakan oleh mereka tentang adanya tambahan dalam pelurusan (pen-shaḥīḥ-an) sanad-nya.

Catatan:

  1. (202). Lih. hadits no.136.
Alamat Kami
Jl. Zawiyah, No. 121, Rumah Botol Majlis Dzikir Hati Senang,
RT 06 RW 04, Kp. Tajur, Desa Pamegarsari, Parung, Jawa Barat. 16330.