Hati Senang

Mustadrak 140 Membunuh Jiwa Mu‘ahadah Tanpa Alasan yang Benar, Allah Mengharamkan Surga Baginya (8/9)

Al-MUSTADRAK
(Judul Asli: Al-Mustadraku ‘alash-Shahihain)
Oleh: Imam al-Hakim

Penerjemah: Ali Murtadho
Penerbit: PUSTAKA AZZAM

140 – فَحَدَّثَنِيْ عَلِيُّ بْنُ عِيْسَى، ثَنَا مُسَدَّدُ بْنُ قَطَنٍ، ثَنَا عُثْمَانُ بْنُ أَبِيْ شَيْبَةَ، ثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بِشْرٍ، ثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عُمَرَ، و حَدَّثَنِيْ أَبِيْ، عَنْ أَبِيْهِ عَلْقَمَةَ بْنِ وَقَّاصٍ قَالَ: مَرَّ بِهِ رَجُلٌ لَهُ شَرَفٌ وَ هُوَ بِسُوْقِ الْمَدِيْنَةِ فَسَلَّمَ عَلَيْهِ، فَقَالَ لَهُ عَلْقَمَةُ: يَا فُلَانُ، إِنَّ لَكَ رَحِمًا وَ لَكَ حَقًّا، وَ إِنِّيْ رَأَيْتُكَ تَدْخُلُ عَلَى هؤُلَاءِ الْأُمَرَاءِ فَتَتَكَلَّمُ عِنْدَهُمْ بِمَا شَاءَ اللهُ أَنْ تَكَلَّمَ، وَ إِنِّيْ سَمِعْتُ بِلَالَ بْنَ الْحَارِثِ الْمُزَنِيَّ صَاحِبَ رَسُوْلِ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ آلِهِ وَ سَلَّمَ – يَقُوْلُ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ آلِهِ وَ سَلَّمَ – : “إِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ رِضْوَانِ اللهِ، مَا يَظُنُّ أَنْ تَبْلُغَ مَا بَلَغَتْ فَيَكْتُبُ اللهُ لَهُ بِهَا رِضْوَانَهُ إِلَى يَوْمِ يَلْقَاهُ، وَ إِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ سَخَطِ اللهِ، مَا يَظُنُّ أَنْ تَبْلُغَ مَا بَلَغَتْ فَيَكْتُبُ اللهُ عَلَيْهِ بِهَا سَخَطَهُ إِلَى يَوْمِ يَلْقَاهُ”. قَالَ عَلْقَمَةُ: وَيْحَكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَقُوْلُ وَ مَاذَا تَتَكَلَّمُ بِهِ؟ فَرُبَّ كَلَامٍ مَنَعَنِيْ مَا سَمِعْتُهُ مِنْ بِلَالِ بْنِ الْحَارِثِ.

قَصَرَ مَالِكُ بْنُ أَنَسٍ بِرِوَايَةِ هذَا الْحَدِيْثِ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَمْرِو وَ لَمْ يَذْكُرْ عَلْقَمَةَ بْنَ وَقَّاصٍ.

140/140. ‘Alī bin ‘Īsā menceritakan kepadaku, Musaddad bin Qathan menceritakan kepada kami, ‘Utsmān bin Abī Syaibah menceritakan kepada kami, Muḥammad bin Bisyr menceritakan kepada kami, Muḥammad bin ‘Amr menceritakan kepada kami, ayahku menceritakan kepadaku dari ayahnya ‘Alqamah bin Waqqāsh, dia berkata: Suatu ketika pernah ada seorang pria terpandang melewatinya ketika sedang di pasar Madinah. Dia lantas mengucapkan salam kepadanya, ‘Alqamah lalu berkata kepadanya: “Wahai fulan, sesungguhnya engkau memiliki keluarga dan hak. Aku juga sering melihatmu menemui para amir dan berbicara di hadapan mereka sekehendakmu. Sungguh, aku pernah mendengar Bilāl bin Ḥārits al-Muzanī, seorang sahabat Rasūlullāh s.a.w., berkata: Rasūlullāh s.a.w. bersabda: “Sesungguhnya salah seorang dari kalian berbicara dengan kata-kata yang menyebabkan keridhaan Allah, dia tidak menyangka bahwa kata-kata tersebut akan sampai (menyebabkan keridhaan-Nya), lalu Allah mencatat untuknya masuk dalam keridhaan-Nya hingga Hari Pembalasan. Sesungguhnya salah seorang dari kalian berbicara dengan kata-kata yang menyebabkan kemurkaan Allah, dia tidak menyangka bahwa kata-kata tersebut bisa sampai (menyebabkan kemurkaan-Nya), lantas Allah mencatat untuknya masuk dalam kemurkaan-Nya hingga Hari Pembalasan.

‘Alqamah berkata: “Celaka kamu, perhatikanlah apa yang kamu ucapkan dan apa yang kamu bicarakan. Jarang sekali ada perkataan yang menghalangiku (menyampaikan) apa yang pernah aku dengar dari Bilāl bin Ḥārits.” (2011).

Mālik bin Anas meringkas periwayatan hadits ini dari Muḥammad bin ‘Amr, dan dia tidak menyebut ‘Alqamah bin Waqqāsh.

Catatan:

  1. (201). Lih. hadits no. 136.
Alamat Kami
Jl. Zawiyah, No. 121, Rumah Botol Majlis Dzikir Hati Senang,
RT 06 RW 04, Kp. Tajur, Desa Pamegarsari, Parung, Jawa Barat. 16330.