Mustadrak 14 – Faedah Mempercepatkan Perlaksaan Hudud (Hukuman) (2/2)

Al-MUSTADRAK
(Judul Asli: Al-Mustadraku ‘alash-Shahihain)
Oleh: Imam al-Hakim

Penerjemah: Ali Murtadho
Penerbit: PUSTAKA AZZAM

Rangkaian Pos: Mustadrak Kitab 1 Bab 7

14 – أَخْبَرَنِي أَبُو الْحَسَنِ مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللهِ الْجَوْهَرِيُّ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَاقَ، حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ يُوْسُفَ، حَدَّثَنَا النَّضْرُ بْنُ مُحَمَّدٍ، حَدَّثَنَا عِكْرِمَةُ بْنُ عَمَّارٍ، حَدَّثَنَا إِيَاسُ بْنُ سَلَمَةَ، حَدَّثَنِيْ أَبِيْ، أَنَّهُ كَانَ مَعَ رَسُوْلِ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ آلِهِ وَ سَلَّمَ – إِذْ جَاءَهُ رَجُلٌ بِفَرَسٍ لَهُ يَقُوْدُهَا عَقُوْقٍ وَ مَعَهَا مُهْرَةٌ لَهَا يَتْبَعُهَا، فَقَالَ: مَنْ أَنْتَ؟ فَقَالَ: “أَنَا نَبِيٌّ” قَالَ: وَ مَا نَبِيٌّ؟ قَالَ: “رَسُوْلُ اللهِ” قَالَ: مَتَى تَقُوْمُ السَّاعَةُ؟ فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ آلِهِ وَ سَلَّمَ – : “غَيْبٌ وَ لَا يَعْلَمُ الْغَيْبَ إِلَّا اللهُ” قَالَ: أَرِنِيْ سَيْفَكَ، فَأَعْطَاهُ النَّبِيُّ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ آلِهِ وَ سَلَّمَ – سَيْفَهُ، فَهَزَّهُ الرَّجُلُ ثُمَّ رَدَّهُ عَلَيْهِ، فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ آلِهِ وَ سَلَّمَ – : “أَمَا إِنَّكَ لَمْ تَكُنْ تَسْتَطِيْعُ الَّذِيْ أَرَدْتَ” قَالَ: وَ قَدْ كَانَ قَالَ: اذْهَبْ إِلَيْهِ فَسَلْهُ عَنْ هذِهِ الْخِصَالِ.

هذَا حَدِيْثٌ صَحِيْحٌ وَ لَمْ يُخْرِجَاهُ، وَ قَدِ اتَّفَقَا جَمِيْعًا عَلَى الْحُجَّةِ بِإِيَاسِ بْنِ سَلَمَةَ، عَنْ أَبِيْهِ، وَ احْتَجَّ مُسْلِمٌ بِهذَا الْإِسْنَادِ بِعَيْنِهِ فَحَدَّثَ، عَنْ أَحْمَدَ بْنِ يُوْسُفَ بِغَيْرِ حَدِيْثٍ.

14/14. Abul-Ḥasan Muḥammad bin ‘Abdullāh al-Jauharī mengabarkan kepadaku, Muḥammad bin Isḥāq menceritakan kepada kami, Aḥmad bin Yūsuf menceritakan kepada kami, an-Nadhr bin Muḥammad menceritakan kepada kami, ‘Ikrimah bin ‘Ammār menceritakan kepada kami, Iyās bin Salamah menceritakan kepada kami, ayahku menceritakan kepadaku, bahwa ketika dia bersama Rasūlullāh, tiba-tiba datang seorang laki-laki dengan menuntun kudanya yang sedang bunting beserta anak kudanya yang mengikutinya. Lalu dia bertanya: “Siapa engkau?” Nabi s.a.w. menjawab: “Utusan Allah.” Laki-laki itu bertanya: “Kapan datangnya Hari Kiamat?” Nabi s.a.w. menjawab: “(Itu perkara yang) gaib, dan tidak ada yang mengetahui hal gaib kecuali Allah.” Laki-laki itu berkata lagi: “Perlihatkan kepadaku pedangmu.” Nabi s.a.w. pun memberikan pedangnya kepadanya, lalu laki-laki tersebut mengayun-ayunkannya dan menodongkannya kepada beliau. Beliau lalu bersabda: “Engkau tidak akan bisa melakukan apa yang engkau inginkan.

Periwayat (Salamah) berkata: “Dan dia [….].” (701) Nabi lalu bersabda: “Pergilah kepadanya dan tanyakanlah kepadanya tentang masalah-masalah ini.” (712).

Hadits ini shaḥīḥ.

Al-Bukhārī dan Muslim tidak meriwayatkannya. Keduanya sama-sama sepakat berhujjah dengan Iyās bin Salamah dari ayahnya. Sementara Muslim berhujjah dengan sanad ini secara bentuknya. Dia meriwayatkan selain hadits ini dari Aḥmad bin Yūsuf.

Catatan:

  1. (70). Demikianlah yang terdapat dalam manuskrip al-Mustadrak dan at-Talkhīsh. Tampaknya, sebagian kata telah gugur darinya (maksudnya, hilang atau terhapus).
  2. (71). Adz-Dzahabī berkata dalam at-Talkhīsh: “Hadits ini sesuai syarat Muslim.”

    H.R. ath-Thabrānī (al-Mu‘jam al-Kabīr, 7/20).

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *