Mustadrak 137 Membunuh Jiwa Mu‘ahadah Tanpa Alasan yang Benar, Allah Mengharamkan Surga Baginya (5/9)

Al-MUSTADRAK
(Judul Asli: Al-Mustadraku ‘alash-Shahihain)
Oleh: Imam al-Hakim

Penerjemah: Ali Murtadho
Penerbit: PUSTAKA AZZAM

Rangkaian Pos: Mustadrak Kitab 1 Bab 58

137 – فَحَدَّثَنَاهُ أَبُوْ سَعِيْدٍ أَحْمَدُ بْنُ يَعْقُوْبَ الثَّقَفِيُّ، ثَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ الْحَسَنِ بْنِ أَحْمَدَ بْنِ أَبِيْ شُعَيْبٍ الْحَرَّانِيُّ، ثَنَا جَدِّيْ، ثَنَا مُوْسَى بْنُ أَعْيَنَ، ثَنَا سُفْيَانُ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَمْرِو بْنِ عَلْقَمَةَ، عَنْ أَبِيْهِ، عَنْ جَدِّهِ، عَنْ بِلَالِ بْنِ الْحَارِثِ الْمُزَنِيِّ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ آلِهِ وَ سَلَّمَ – : “إِنَّ الرَّجُلَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ سَخَطِ اللهِ لَا يَدْرِيْ أَنْ تَبْلُغَ مَا بَلَغَتْ، فَيَكْتُبُ اللهُ لَهُ سَخَطَهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَ إِنَّ الرَّجُلَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ رِضْوَانِ اللهِ لَا يَدْرِيْ أَنْ تَبْلُغَ مَا بَلَغَتْ، فَيَكْتُبُ اللهُ لَهُ رِضَاهُ إِلَى يَوْمِ يَلْقَاهُ”.

وَ أَمَّا حَدِيْثُ إِسْمَاعِيْلَ بْنِ جَعْفَرٍ:

137/137. Abū Sa‘īd Aḥmad bin Ya‘qūb ats-Tsaqafī menceritakannya kepada kami, ‘Abdullāh bin Ḥasan bin Aḥmad bin Abī Syu‘aib al-Ḥarrānī menceritakan kepada kami, kakekku menceritakan kepada kami, Mūsā bin A‘yan menceritakan kepada kami, Sufyān menceritakan kepada kami dari Muḥammad bin ‘Amr bin ‘Alqamah, dari ayahnya, dari kakeknya, dari Bilāl bin Ḥārits al-Muzanī, dia berkata: Rasūlullāh s.a.w. bersabda: “Sesungguhnya seorang hamba berbicara dengan kata-kata yang menyebabkan kemurkaan Allah, dia tidak tahu bahwa kata-kata tersebut bisa sampai (menyebabkan kemurkaan Allah), lalu Allah mencatat untuknya bahwa dia dimurkai-Nya hingga Hari Kiamat. Sesungguhnya seorang laki-laki berbicara dengan kata-kata yang menyebabkan keridhaan Allah, dia tidak tahu bahwa kata-kata tersebut bisa sampai (menyebabkan keridhaan-Nya), lantas Allah mencatat untuknya bahwa dia diridhai-Nya hingga Hari Pembalasan.” (1981).

Hadits Ismā‘īl bin Ja‘far adalah:

Catatan:

  1. (198). Lih. hadits no. 136.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *