Mustadrak 122 Apabila Ajal Seseorang Di Negeri Tertentu (1/5)

Al-MUSTADRAK
(Judul Asli: Al-Mustadraku ‘alash-Shahihain)
Oleh: Imam al-Hakim

Penerjemah: Ali Murtadho
Penerbit: PUSTAKA AZZAM

Rangkaian Pos: Mustadrak Kitab 1 Bab 55

55 – إِذَا كَانَ أَجَلُ أَحَدٍ بِأَرْضٍ أَثْبَتَ اللهُ لَهُ إِلَيْهَا حَاجَةً

1-55. Apabila (Ketetapan) Ajal (Kematian) Salah Seorang Dari Kalian Di Bumi (Negeri Tertentu), Maka Allah Akan Takdirkan Untuknya Agar Dia Memiliki Suatu Keperluan Ke Sana.

122 – حَدَّثَنَا أَبُوْ عَلِيٍّ الْحُسَيْنُ بْنُ عَلِيٍّ الْحَافِظُ، ثَنَا الْقَاسِمُ بْنُ زَكَرِيَّا الْمُطَرِّزُ الْمُقْرِيْ، ثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى الْقَطِيْعِيُّ، ثَنَا عُمَرُ بْنُ عَلِيٍّ الْمُقَدَّمِيُّ، ثَنَا إِسْمَاعِيْلُ بْنُ أَبِيْ خَالِدٍ، عَنْ قَيْسِ بْنِ أَبِيْ حَازِمٍ، عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ مَسْعُوْدٍ، عَنِ النَّبِيِّ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ آلِهِ وَ سَلَّمَ – قَالَ: “إِذَا كَانَ أَجَلُ أَحَدِكُمْ بِأَرْضٍ أَثْبَتَ اللهُ لَهُ إِلَيْهَا حَاجَةً، فَإِذَا بَلَغَ أَقْصَى أَثَرِهِ فَتَوَفَّاهُ، فَتَقُوْلُ الْأَرْضُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ: يَا رَبِّ، هذَا مَا اسْتَوْدَعْتَنِيْ”.

قَدِ احْتَجَّ الشَّيْخَانِ بِرُوَاةِ هذَا الْحَدِيْثِ عَنْ آخِرِهِمْ وَ عُمَرُ بْنُ عَلِيٍّ الْمُقَدَّمِيُّ مُتَّفَقٌ عَلَى إِخْرَاجِهِ فِي الصَّحِيْحَيْنِ.

وَ قَدْ تَابَعَهُ مُحَمَّدُ بْنُ خَالِدٍ الْوَهَبِيُّ عَلَى سَنَدِهِ، عَنْ إِسْمَاعِيْلَ

122/122. Abū ‘Alī al-Ḥusain bin ‘Alī al-Ḥāfizh menceritakan kepada kami, Qāsim bin Zakariyyā al-Matharrīz al-Muqrī menceritakan kepada kami, Muḥammad bin Yaḥyā al-Qathī‘ī menceritakan kepada kami, ‘Umar bin ‘Alī al-Muqaddamī menceritakan kepada kami, Ismā‘īl bin Abī Khālid menceritakan kepada kami dari Qais bin Abī Ḥāzim, dari ‘Abdullāh bin Mas‘ūd, dari Nabi s.a.w., beliau bersabda: “Apabila ajal salah seorang dari kalian di bumi (negeri tertentu), maka Allah akan menetapkan untuknya agar dia memiliki hajat kepadanya (yaitu agar dia mendatangi negeri tersebut), kemudian apabila dia telah sampai di akhir jejaknya (hidupnya) dan Allah mewafatkannya, kemudian bumi akan berkata pada Hari Kiamat: “Wahai Tuhan, inilah yang telah Engkau titipkan kepadaku”.” (1831).

Al-Bukhārī dan Muslim berhujjah dengan para periwayat hadits ini dari yang paling terakhir. Hadits ‘Umar bin ‘Alī al-Muqaddamī telah disepakati untuk diriwayatkan dalam ash-Shaḥīḥain.

Muḥammad bin Khālid al-Wahabī memperkuat sanad-nya (dengan meriwayatkannya) dari Ismā‘īl.

Catatan:

  1. (183). Adz-Dzahabī berkata dalam at-Talkhīsh: “Hadits ini sesuai syarat al-Bukhārī dan Muslim. Hadits ini diriwayatkan oleh Muḥammad bin Yaḥyā al-Qathī‘ī darinya, oleh Husyaim dan Muḥammad Khālid al-Wahabī dari Ismā‘īl, dan oleh Ibnu ‘Uyainah darinya secara mauqūf.”

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *