Musnad Imam Asy-Syafi’i Bab. 6 (Bagian Pembahasan Tentang Dua Hari Raya) – No.366 s.d 378 (5/5)

MUSNAD IMĀM ASY-SYĀFI‘Ī
 
Diterjemahkan Oleh:
HaditsSoft (Grup)
 
Diterbitkan Oleh:
HaditsSoft

 
(Belum ada catatan kakinya di HaditsSoft yang kami miliki)

مسند الشافعي ٣٦٦: أَخْبَرَنَا مَنْ لَا أَتَّهِمُ، حَدَّثَنِيْ سُلَيْمُ بْنُ عَبْدِ اللهِ، عَنِ ابْنِ عُوَيْمِرٍ الْأَسْلَمِيِّ، عَنْ عُرْوَةَ بْنِ الزُّبَيْرِ قَالَ: إِذَا رَأَى أَحَدُكُمُ الْبَرْقَ أَوِ الْوَدْقَ فَلَا يُشِرْ إِلَيْهِ، وَلْيَصِفْ وَلْيَنْعَتْ.

Musnad Syāfi‘ī 366: Orang yang tidak aku curigai mengabarkan kepada kami, Sulaim bin ‘Abdillāh menceritakan kepadaku dari Ibnu ‘Uwaimir al-Aslamī, dari ‘Urwah bin az-Zubair, ia berkata: “Apabila seseorang di antara kalian melihat kilat atau hujan, maka janganlah dia menunjukkan isyārat ke arahnya melainkan sifatkan dan gambarkanlah saja.” 372

مسند الشافعي ٣٦٧: أَخْبَرَنَا مَنْ لَا أَتَّهِمُ، حَدَّثَنِيْ عَمْرُو بْنُ أَبِيْ عَمْرٍو، عَنِ الْمُطَّلِبِ بْنِ حَنْطَبٍ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ قَالَ: «مَا مِنْ سَاعَةٍ مِنْ لَيْلٍ وَ لَا نَهَارٍ إِلَّا وَ السَّمَاءُ تُمْطِرُ فِيْهَا، يُصَرِّفُهُ اللهُ حَيْثُ يَشَاءُ».

Musnad Syāfi‘ī 367: Orang yang tidak aku curigai mengabarkan kepada kami, ‘Amr bin Abī ‘Amr menceritakan kepadaku dari al-Muththalib bin Ḥanthab, bahwa Nabi s.a.w. bersabda: “Tidak ada suatu saat pun di malam hari atau di siang hari melainkan langit menurunkan hujan di saat itu, Allah mengarahkkannya menurut apa yang dikehendaki-Nya.”373

مسند الشافعي ٣٦٨: أَخْبَرَنَا مَنْ لَا أَتَّهِمُ، عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ أَبِيْ بَكْرٍ، عَنْ أَبِيْهِ، أَنَّ النَّاسَ، مُطِرُوْا ذَاتَ لَيْلَةٍ، فَلَمَّا أَصْبَحَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ غَدَا عَلَيْهِمْ قَالَ: «مَا عَلَى وَجْهِ الْأَرْضِ بُقْعَةٌ إِلَّا وَ قَدْ مُطِرَتْ هذِهِ اللَّيْلَةَ».

Musnad Syāfi‘ī 368: Orang yang tidak aku curigai mengabarkan kepada kami dari ‘Abdullāh bin Abī Bakar, dari ayahnya: Bahwa orang-orang mengalami hujan di suatu malam. Pada pagi harinya, Nabi s.a.w. keluar menemui mereka, lalu bersabda: “Tidak ada satu daerah pun di muka bumi melainkan telah kehujanan tadi malam.

مسند الشافعي ٣٦٩: وَ أَخْبَرَنَا مَنْ لَا أَتَّهِمُ، عَنْ سُهَيْلِ بْنِ أَبِيْ صَالِحٍ، عَنْ أَبِيْهِ، عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ قَالَ: «لَيْسَ السَّنَةُ بِأَنْ لَا تُمْطَرُوْا، وَ لكِنَّ السَّنَةَ أَنْ تُمْطَرُوْا ثُمَّ تُمْطَرُوْا ثُمَّ لَا تُنْبِتُ الْأَرْضُ شَيْئًا».

Musnad Syāfi‘ī 369: Dan Orang yang tidak aku curigai keshāḥīḥannya mengabarkan kepada kami dari Suhail bin Abī Shāliḥ, dari ayahnya, dari Abū Hurairah bahwa Rasūlullāh s.a.w. pernah bersabda: “Tidak termasuk paceklik jika kalian tidak diberi hujan, tetapi yang disebut paceklik adalah kalian diberi hujan dan diberi hujan, namun bumi tidak menumbuhkan sesuatu pun.” 374

مسند الشافعي ٣٧٠: أَخْبَرَنَا مَنْ لَا أَتَّهِمُ، حَدَّثَنِيْ إِسْحَاقُ بْنُ عَبْدِ اللهِ، عَنِ الْأَسْوَدِ، عَنِ ابْنِ مَسْعُوْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ قَالَ: «الْمَدِيْنَةُ بَيْنَ عَيْنَيِ السَّمَاءِ، عَيْنٌ بِالشَّامِ وَ عَيْنٌ بِالْيَمَنِ، وَ هِيَ أَقَلُّ الْأَرْضِ مَطَرًا».

Musnad Syāfi‘ī 370: Orang yang tidak aku curigai mengabarkan kepada kami, Isḥāq bin ‘Abdillāh menceritakan kepadaku dari al-Aswad, dari Ibnu Mas‘ūd bahwa Nabi s.a.w. pernah bersabda: “Kota Madīnah terletak di antara dua awan langit, yaitu awan dari Syām dan awan dari Yaman; ia merupakan kawasan bumi yang paling jarang mengalami hujan.”375

مسند الشافعي ٣٧١: أَخْبَرَنَا مَنْ لَا أَتَّهِمُ، أَخْبَرَنِيْ يَزِيْدُ، أَوْ نَوْفَلُ بْنُ عَبْدِ اللهِ الْهَاشِمِيُّ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ قَالَ: «أُسْكِنْتُ أَقَلَّ الْأَرْضِ مَطَرًا، وَ هِيَ بَيْنَ عَيْنَيِ السَّمَاءِ، يَعْنِي الْمَدِيْنَةَ، عَيْنٌ بِالشَّامِ وَ عَيْنٌ بِالْيَمَنِ».

Musnad Syāfi‘ī 371: Orang yang tidak aku curigai mengabarkan kepada kami, Yazīd atau Naufal bin ‘Abdillāh al-Hāsyimī mengabarkan kepadaku bahwa Nabi s.a.w. bersabda: “Aku ditempatkan di suatu daerah yang jarang hujan, terletak di antara dua awan langit, yaitu awan dari negeri Syām dan awan dari negeri Yaman.”376

مسند الشافعي ٣٧٢: أَخْبَرَنَا مَنْ لَا أَتَّهِمُ، أَخْبَرَنِيْ سُهَيْلُ بْنُ أَبِيْ صَالِحٍ، عَنْ أَبِيْهِ، عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ قَالَ: «يُوْشِكُ أَنْ تُمْطَرَ الْمَدِيْنَةُ مَطَرًا لَا يُكِنُّ أَهْلَهَا الْبُيُوْتُ، وَ لَا يُكِنَّهُمْ إِلَّا مَظَالُّ الشَّعْرِ».

Musnad Syāfi‘ī 372: Orang yang tidak aku curigai mengabarkan kepada kami, Suhail bin Abī Shāliḥ mengabarkan kepadaku dari ayahnya, dari Abū Hurairah r.a. bahwa Nabi s.a.w. pernah bersabda: “Sudah dekat masanya bagi kota Madīnah tertimpa suatu hujan yang rumah-rumah mereka tidak dapat melindungi penduduknya, dan tiada yang dapat menaungi mereka kecuali hanya rumah-rumah yang terbuat dari bulu.”377

مسند الشافعي ٣٧٣: أَخْبَرَنِيْ مَنْ لَا أَتَّهِمُ، أَخْبَرَنِيْ صَفْوَانُ بْنُ سُلَيْمٍ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ قَالَ: «يُصِيْبُ أَهْلِ الْمَدِيْنَةِ مَطَرٌ لَا يُكِنُّ أَهْلَهَا بَيْتٌ مِنْ مَدَرٍ».

Musnad Syāfi‘ī 373: Orang yang tidak aku curigai mengabarkan kepadaku, Shafwān bin Sulaim mengabarkan kepadaku bahwa Nabi s.a.w. telah bersabda: “Kelak penduduk Madīnah akan tertimpa hujan deras, rumah yang terbuat dari tanah liat tidak dapat melindungi penduduknya.” 378

مسند الشافعي ٣٧٤: أَخْبَرَنَا مَنْ لَا أَتَّهِمُ، أَخْبَرَنِيْ مُحَمَّدُ بْنُ زَيْدِ بْنِ الْمُهَاجِرِ، عَنْ صَالِحِ بْنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ الزُّبَيْرِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ كَعْبًا، قَالَ لَهُ وَ هُوَ يَعْمَلُ وَتِدًا بِمَكَّةَ: اشْدُدْ وَ أَوْثِقْ، فَإِنَّا نَجِدُ فِي الْكُتُبِ أَنَّ السُّيُوْلَ سَتَعْظُمُ فِيْ آخِرِ الزَّمَانِ.

Musnad Syāfi‘ī 374: Orang yang tidak aku curigai mengabarkan kepada kami, Muḥammad bin Zaid bin al-Muhājir mengabarkan kepada kami, dari Shāliḥ bin ‘Abdillāh bin az-Zubair r.a. bahwa Ka‘ab berkata kepadanya saat ia membuat pondasi di Makkah: “Keraskan dan kencangkanlah, sesungguhnya kami mendapati di dalam kitab-kitab, bahwa banjir akan semakin dahsyat di akhir zaman nanti.” 379

مسند الشافعي ٣٧٥: أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ، عَنْ عَمْرِو بْنِ دِيْنَارٍ، عَنْ سَعِيْدِ بْنِ الْمُسَيِّبِ، عَنْ أَبِيْهِ، عَنْ جَدِّهِ قَالَ: «جَاءَ مَكَّةَ مَرَّةً سَيْلٌ طَبَقَ مَا بَيْنَ الْجَبَلَيْنِ».

Musnad Syāfi‘ī 375: Sufyān bin ‘Uyainah mengabarkan kepada kami dari ‘Amr bin Dīnār dari Sa‘īd bin al-Musayyib dari bapaknya dari kakeknya, ia berkata: “Banjir pernah datang sekali ke Makkah hingga menggenangi di antara dua gunung.” 380

مسند الشافعي ٣٧٦: أَخْبَرَنَا مَنْ لَا أَتَّهِمُ، حَدَّثَنِيْ يُوْنُسُ بْنُ جُبَيْرٍ، عَنْ أَبِيْ أُمَامَةَ بْنِ سَهْلِ بْنِ حُنَيْفٍ، عَنْ يُوْسُفَ بْنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ سَلَامٍ، عَنْ أَبِيْهِ قَالَ: «تُوْشِكُ الْمَدِيْنَةُ أَنْ يُصِيْبَهَا مَطَرٌ أَرْبَعِيْنَ لَيْلَةً لَا يُكِنُّ أَهْلَهَا بَيْتٌ مِنْ مَدَرٍ».

Musnad Syāfi‘ī 376: Orang yang tidak aku curigai mengabarkan kepada kami, Yūnus bin Jubair menceritakan kepadaku dari Abū Umāmah bin Sahl bin Ḥunaif, dari Yūsuf bin ‘Abdillāh bin Salām, dari ayahnya, ia berkata: “Sudah dekat masanya bagi kota Madīnah tertimpa hujan deras selama 40 malam, rumah yang terbuat dari tanah liat tidak dapat melindungi penduduknya.” 381

مسند الشافعي ٣٧٧: أَخْبَرَنَا مَنْ لَا أَتَّهِمُ، أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ عُبَيْدٍ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَمْرٍو، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ قَالَ: «نُصِرْتُ بِالصَّبَا وَ كَانَتْ عَذَابًا عَلَى مَنْ كَانَ قَبْلِيْ»

Musnad Syāfi‘ī 377: Orang yang tidak aku curigai menceritakan kepada kami, ‘Abdullāh bin ‘Ubaid menceritakan kepada kami dari Muḥammad bin ‘Amr bahwa Nabi s.a.w. pernah bersabda: “Aku ditolong melalui angin topan (yang ditimpakan kepada musuh-musuhku), dahulu angin tersebut merupakan adzāb atas orang-orang yang sebelumku.” 382

مسند الشافعي ٣٧٨: أَخْبَرَنَا إِبْرَاهِيْمُ بْنُ مُحَمَّدٍ، أَخْبَرَنَا سُلَيْمَانُ، عَنِ الْمِنْهَالِ بْنِ عَمْرٍو، عَنْ قَيْسِ بْنِ السَّكَنِ، عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ مَسْعُوْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: إِنَّ اللهَ يُرْسِلُ الرِّيَاحَ فَتَحْمِلُ الْمَاءَ مِنَ السَّمَاءِ، ثُمَّ تَمُرُّ فِي السَّحَابِ حَتَّى تَدِرَّ كَمَا تَدِرُّ اللِّقْحَةُ، ثُمَّ تُمْطِرُ

Musnad Syāfi‘ī 378: Ibrāhīm bin Muḥammad menceritakan kepada kami, Sulaimān mengabarkan kepada kami dari al-Minhāl bin ‘Amr bin Qais bin Sakan, dari ‘Abdullāh bin Mas‘ūd, ia berkata: “Sesungguhnya Allah mengirimkan angin, lalu angin tersebut membawa air dari langit. Setelah melewati awan, maka awan diperas bagaikan tetek unta bunting yang diperas, kemudian turunlah hujan. 383