Musnad Ahmad no.21 – Musnad Abu Bakar ash-Shiddiq (21/77) : Abu Bakar R.A. Menasehati Yazid bin Abu Sufyan

مسند أحمد ١٢: حَدَّثَنَا يَزِيْدُ بْنُ عَبْدِ رَبِّهِ قَالَ حَدَّثَنَا بَقِيَّةُ بْنُ الْوَلِيْدِ قَالَ حَدَّثَنِيْ شَيْخٌ مِنْ قُرَيْشٍ عَنْ رَجَاءِ بْنِ حَيْوَةَ عَنْ جُنَادَةَ بْنِ أَبِيْ أُمَيَّةَ عَنْ يَزِيْدَ بْنِ أَبِيْ سُفْيَانَ قَالَ: قَالَ أَبُوْ بَكْرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ حِيْنَ بَعَثَنِيْ إِلَى الشَّامِ يَا يَزِيْدُ إِنَّ لَكَ قَرَابَةً عَسَيْتَ أَنْ تُؤْثِرَهُمْ بِالْإِمَارَةِ وَ ذلِكَ أَكْبَرُ مَا أَخَافُ عَلَيْكَ فَإِنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ قَالَ مَنْ وَلِيَ مِنْ أَمْرِ الْمُسْلِمِيْنَ شَيْئًا فَأَمَّرَ عَلَيْهِمْ أَحَدًا مُحَابَاةً فَعَلَيْهِ لَعْنَةُ اللهِ لَا يَقْبَلُ اللهُ مِنْهُ صَرْفًا وَ لَا عَدْلًا حَتَّى يُدْخِلَهُ جَهَنَّمَ وَ مَنْ أَعْطَى أَحَدًا حِمَى اللهِ فَقَدْ انْتَهَكَ فِيْ حِمَى اللهِ شَيْئًا بِغَيْرِ حَقِّهِ فَعَلَيْهِ لَعْنَةُ اللهِ أَوْ قَالَ تَبَرَّأَتْ مِنْهُ ذِمَّةُ اللهِ عَزَّ وَ جَلَّ.

Musnad Aḥmad 21: Telah menceritakan kepada kami Yazīd Bin ‘Abd-ur-Rabbih dia berkata: Telah menceritakan kepada kami Baqiyah Bin al-Walīd dia berkata: Telah menceritakan kepadaku seorang syaikh dari Quraisy, dari Rajā’ Bin Ḥaiwah, dari Junādah Bin Abū Umaiyah, dari Yazīd bin Abī Sufyān dia berkata: Abū Bakar berkata ketika mengutusku ke Syam: “Wahai Yazīd sesungguhnya kamu memiliki kerabat, semoga kamu tidak mengedepankan mereka dalam kepemimpinan, dan hal itulah yang paling aku takutkan darimu, karena Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda: Barang siapa memimpin suatu urusan kaum muslimin, kemudian mengangkat seseorang untuk mereka atas dasar kecintaan, maka baginya laknat dari Allah, dan Allah tidak akan menerima amal perbuatan wajibnya dan juga amal perbuatan Nafilah darinya, sampai Dia memasukkannya kedalam neraka jahannam, dan barang siapa memberikan kepada seseorang batasan Allah, kemudian melanggar sesuatu di dalam batasan Allah tanpa haknya, maka baginya laknat dari Allah,” atau dia berkata: Terlepaslah darinya jaminan Allah.”

Derajat: Belum ada.

Pembanding: SM: 3407; MA: 23481.

Catatan editor :

  1. kalimat “….kemudian mengangkat seseorang untuk mereka atas dasar kecintaan,..” barangkali menurut hemat kami adalah mengangkat kerabat atau keluarganya tanpa memperhatikan kemampuan/kapabilitas.
  2. Secara eksplisit dari teks hadits tersebut, diketahui perawi hadits mendapatkannya dari Yazid bin (Muawiyah?bin) Abi Sufyan-benarkah yang dimaksud Yazid adalah Yazid bin Muawiyah?, sedangkan sebagaimana masyhur diketahui kaum muslimin umumnya, sejarah mencatat bahwa Bani Abu Sufyan (Umayyah) pernah berseteru dengan Bani Hasyim, terlebih khusus ketika polemik kematian khalifah Utsman r.a. dan kebijakan kekhalifahan Imam Ali r.a yang ditentang secara terang-terangan oleh Muawiyah bin Abi Sufyan r.a. Namun demikian, Ahlusunnah wal Jama’ah sepakat kekeliruan diantara mereka tidak terlampau dibicarakan, lalu agar mereka selalu dimintai maaf dan tetap mendoakan seluruh diantara mereka dengan kalimat : radhiyallahu ‘anhum (r.a).

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *