Musnad Ahmad no.20 – Musnad Abu Bakar ash-Shiddiq (20/77) : Kisah Utsman R.A. dan Keutamaan Kalimat Tauhid

مسند أحمد ٠٢: حَدَّثَنَا أَبُو الْيَمَانِ قَالَ أَخْبَرَنَا شُعَيْبٌ عَنِ الزُّهْرِيِّ قَالَ أَخْبَرَنِيْ رَجُلٌ مِنْ الْأَنْصَارِ مِنْ أَهْلِ الْفِقْهِ أَنَّهُ سَمِعَ عُثْمَانَ بْنَ عَفَّانَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ يُحَدِّثُ أَنَّ رِجَالًا مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ حِيْنَ تُوُفِّيَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ حَزِنُوْا عَلَيْهِ حَتَّى كَادَ بَعْضُهُمْ يُوَسْوِسُ قَالَ عُثْمَانُ وَ كُنْتُ مِنْهُمْ فَبَيْنَا أَنَا جَالِسٌ فِيْ ظِلِّ أُطُمٍ مِنَ الْآطَامِ مَرَّ عَلَيَّ عُمَرُ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ فَسَلَّمَ عَلَيَّ فَلَمْ أَشْعُرْ أَنَّهُ مَرَّ وَ لَا سَلَّمَ فَانْطَلَقَ عُمَرُ حَتَّى دَخَلَ عَلَى أَبِيْ بَكْرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ فَقَالَ لَهُ مَا يُعْجِبُكَ أَنِّيْ مَرَرْتُ عَلَى عُثْمَانَ فَسَلَّمْتُ عَلَيْهِ فَلَمْ يَرُدَّ عَلَيَّ السَّلَامَ وَ أَقْبَلَ هُوَ وَ أَبُوْ بَكْرٍ فِيْ وِلَايَةِ أَبِيْ بَكْرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ حَتَّى سَلَّمَا عَلَيَّ جَمِيعًا ثُمَّ قَالَ أَبُوْ بَكْرٍ جَاءَنِيْ أَخُوْكَ عُمَرُ فَذَكَرَ أَنَّهُ مَرَّ عَلَيْكَ فَسَلَّمَ فَلَمْ تَرُدَّ عَلَيْهِ السَّلَامَ فَمَا الَّذِيْ حَمَلَكَ عَلَى ذلِكَ قَالَ قُلْتُ مَا فَعَلْتُ فَقَالَ عُمَرُ بَلَى وَ اللهِ لَقَدْ فَعَلْتَ وَ لكِنَّهَا عُبِّيَّتُكُمْ يَا بَنِيْ أُمَيَّةَ قَالَ قُلْتُ وَ اللهِ مَا شَعَرْتُ أَنَّكَ مَرَرْتَ وَ لَا سَلَّمْتَ قَالَ أَبُوْ بَكْرٍ صَدَقَ عُثْمَانُ وَ قَدْ شَغَلَكَ عَنْ ذلِكَ أَمْرٌ فَقُلْتُ أَجَلْ قَالَ مَا هُوَ فَقَالَ عُثْمَانُ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ تَوَفَّى اللهُ عَزَّ وَ جَلَّ نَبِيَّهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ قَبْلَ أَنْ نَسْأَلَهُ عَنْ نَجَاةِ هذَا الْأَمْرِ قَالَ أَبُوْ بَكْرٍ قَدْ سَأَلْتُهُ عَنْ ذلِكَ قَالَ فَقُمْتُ إِلَيْهِ فَقُلْتُ لَهُ بِأَبِيْ أَنْتَ وَ أُمِّيْ أَنْتَ أَحَقُّ بِهَا قَالَ أَبُوْ بَكْرٍ قُلْتُ يَا رَسُوْلَ اللهِ مَا نَجَاةُ هذَا الْأَمْرِ فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ مَنْ قَبِلَ مِنِّي الْكَلِمَةَ الَّتِيْ عَرَضْتُ عَلَى عَمِّيْ فَرَدَّهَا عَلَيَّ فَهِيَ لَهُ نَجَاةٌ.

Musnad Aḥmad 20: Telah menceritakan kepada kami Abul-Yamān dia berkata: Telah mengabarkan kepada kami Syu‘aib dari az-Zuhrī dia berkata: Telah mengabarkan kepadaku seorang lelaki ahli fikih dari kaum Anshār, bahwa dia mendengar ‘Utsmān Bin ‘Affān bercerita: Bahwa ada beberapa sahabat Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam bersedih hati ketika Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam wafat, sehingga hampir hampir sebagian dari mereka menjadi was-was, ‘Utsmān berkata: “Dan aku termasuk dari mereka, ketika aku sedang duduk di bawah bayangan salah satu tembok, lewatlah ‘Umar di hadapanku kemudian mengucapkan salam kepadaku, akan tetapi aku tidak merasa kalau dia lewat dan memberi salam, maka diapun berlalu hingga menemui Abū Bakar, kemudian dia berkata kepadanya: “Ada sesuatu yang akan mengejutkanmu, sesungguhnya aku lewat di hadapan ‘Utsmān dan memberi salam kepadanya, akan tetapi dia tidak menjawab salamku.” Maka pada masa pemerintahan Abū Bakar datanglah ‘Umar dan Abū Bakar dan keduanya mengucapkan salam kepadaku, kemudian Abū Bakar berkata: “Saudaramu ‘Umar telah datang kepadaku dan mengatakan bahwa dia lewat di hadapanmu kemudian mengucapkan salam, akan tetapi kamu tidak menjawabnya, maka apa yang menyebabkan kamu melakukan demikian?” dia berkata: aku menjawab: “Aku tidak melakukannya”. Maka ‘Umar berkata: “Ya, demi Allah, kamu telah melakukannya, akan tetapi itu karena kesombongan kalian wahai bani Umayyah.” Dia berkata: aku menjawab: “demi Allah, aku tidak pernah merasa jika kamu lewat dan memberi salam kepadaku, ” Abū Bakar berkata: “‘Utsmān benar, sungguh kamu telah disibukkan suatu urusan darinya, ” maka aku berkata: “Ya” ‘Umar bertanya: “Urusan apakah itu?” maka ‘Utsmān berkata: “Allah mewafatkan Nabinya shallallāhu ‘alaihi wa sallam sebelum kita menanyakannya tentang keselamatan urusan ini, ” Abū Bakar berkata: “Aku telah menanyakannya tentang urusan itu, ” dia berkata: Maka aku berdiri mendekatinya dan berkata kepadanya: “Demi ayah dan ibuku engkau lebih berhak terhadapnya, ” Abū Bakar berkata: Aku bertanya: Wahai Rasūlullāh bagaimana keselamatan urusan ini? maka Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barang siapa menerima sebuah kalimat dariku yang pernah aku tawarkan kepada pamanku kemudian dia mengembalikannya kepadaku, maka kalimat itu menjadi keselamatan baginya.

Derajat: Belum ada.

Pembanding: Tidak ada.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *