Himpunan Fadhilah Amal (Fadhilah Qur’an) – Bab I – Hadits ke-11

Himpunan Fadhilah Amal
Syaikh Muhammad Zakariyya Al-Kandahlawi Rah.a.
Penerjemah:
Ust. A. Abdurrahman Ahmad
Ust. Ali Mahfudzi
Ust. Harun Ar-Rasyid
Penerbit : Ash-Shaff
Yogyakarta

Rangkaian Pos: Fadhilah Al Qur'an

Hadits ke-11

عَنْ مُعَاذِ الْجُهَنِي مِنْ قَالَ ، قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: مَنْ قَرَأَ الْقُرْآنَ وَعَمِلَ بِمَا فِيهِ أُلْبِسَ وَالِدَاهُ تَاجًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ ضَوْءهُ أَحْسَنُ مِنْ ضَوْءِ الشَّمْسِ فِي بُيُوتِ الدُّنْيَا لَوْ كَانَتْ فِيكُمْ فَمَاظَنُّكُمْ بِالَّذِي عَمِلَ بِهَذَا. (رواه أحمد وأبو داود وصحّحه الحاكم )

Dari Mu’adz Al Juhanni ra, Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa membaca Al-Qur’an dan mengamalkan apa yang terkandung di dalamnya, maka kedua orangtuanya akan dikenakan mahkota pada hari Kiamat yang cahayanya melebihi cahaya matahari seandainya ada di dalam rumah-rumah kalian di dunia ini, maka bagaimanakah perkiraanmu mengenai orang yang mengamalkannya?“(Ahmad, Abu Dawud – At-Targhib).

Faedah

Berkah dari membaca dan mengamalkan Al-Qur’an adalah orangtua si pembaca akan dikenakan mahkota pada hari kiamat, yang cahayanya melebihi sinar matahari seandainya matahari itu berada di dalam rumah kita. Matahari yang begitu jauh, sangat terang sinarnya. Apalagi jika matahari itu berada di dalam rumah, tentu akan lebih terang dan berkilauan, namun cahaya mahkota bagi orangtua pembaca Al-Qur’an yang mengamalkan isinya akan lebih terang daripada sinar matahari yang berada di dalam rumah itu. Jika orangtua pembaca Al-Qur’an saja akan mendapatkan pahala seperti itu, maka tidak dapat kita bayangkan bagaimana pahala pembaca itu sendiri?

Apabila orang yang menjadi perantara saja demikian tinggi derajatnya, apalagi orang yang melakukannya sendiri, tentu akan memperoleh derajat yang lebih tinggi. Orangtua mendapatkan pahala tersebut karena dialah yang telah melahirkannya dan mendidiknya. Adanya matahari di rumah dalam hadits di atas menunjukkan maksud yang sangat halus; bahwa jika matahari begitu dekat, tentu cahayanya semakin terasa, dan setiap sesuatu yang selalu ada di dekat kita akan menumbuhkan kecintaan kita terhadapnya. Matahari, karena jauh jaraknya menjadi asing bagi kita. Namun jika setiap saat selalu di dekat kita, timbullah keakraban dan kecintaan. Oleh sebab itu, selain ada isyarat keutamaan cahaya mahkota juga ada isyarat tentang kecintaan. Setiap orang mendapatkan manfaat dari sinar matahari, namun jika manfaat ini diberikan kepada seseorang, tentulah hal itu merupakan kebanggaan bagi pemberinya.

Hakim meriwayatkan dari Buraidah ra. bahwa Nabi saw. bersabda, “Barangsiapa yang membaca Al-Qur’an dan mengamalkannya, maka akan dipakaikan kepadanya sebuah mahkota yang terbuat dari nur. Dan kedua orangtuanya akan dipakaikan dua pasang pakaian yang indah tiada bandingnya di dunia ini. Orangtuanya akan bertanya kepada Allah, “Ya Allah, mengapa kami diperlakukan seperti ini?” Jawab Allah, “Ini adalah pahala bacaan Al-Qur’an anakmu.

Dalam Jam’ul Fawaid dengan riwayat Thabrani dari Anas r.a., Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa mengajarkan anaknya membaca Al-Qur’an, maka dosa-dosanya yang akan datang dan yang telah lalu akan diampuni. Dan barangsiapa mengajarkan anaknya sehingga menjadi hafizh Al-Qur’an, maka pada hari Kiamat ia akan dibangkitkan dengan wajah yang bercahaya seperti cahaya bulan purnama, dan dikatakan kepada anaknya, “Mulailah membaca Al-Qur’an.” Ketika anaknya mulai membaca satu ayat Al-Qur’an, ayahnya dinaikkan satu derajat, hingga terus bertambah tinggi sampai tamat bacaannya.”

Demikianlah keutamaan bagi orangtua yang mengajarkan anaknya membaca Al-Qur’an. Jika Anda menjauhkan anak Anda dari agama hanya karena beberapa rupiah, maka bukan saja diri Anda yang akan tertutup dari pahala, tetapi Anda juga harus menjawab pertanyaan-pertanyaan Allah. Apakah Anda takut jika setelah anak Anda menjadi seorang ustadz atau hafizh, lalu ia akan menjadi seorang penjaga masjid yang hidupnya akan bergantung pada orang lain, sehingga Anda melarang anak Anda agar tidak belajar agama? Ingatlah, jika demikian, berarti Anda telah melemparkan anak Anda ke dalam penderitaan yang selama-lamanya, bahkan Anda juga menanggung beban tanggung jawab yang sangat besar. Sebuah hadits menyebutkan:

كلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ.

Setiap kamu adalah pemimpin, dan setiap kamu akan ditanya tentang kepemimpinannya.

Setiap orang akan ditanya sejauhmana ia telah mengajarkan agama. Memang sangat penting menjauhkan diri dari aib tersebut, tetapi (analogi-ed.): tidak berpakaian hanya karena takut kutu sangatlah tidak masuk akal. Justru kita mesti menjaga kebersihan pakaian tersebut.

Demikian pula jika Anda mendidik agama kepada anak Anda, kelak Anda akan terbebas dari tuntutan, dan selama anak Anda masih hidup, seluruh amal baiknya dan doa-doa ampunan yang ia mohonkan untuk Anda, itu semua akan menyebabkan derajat Anda dinaikkan. Sebaliknya jika hanya karena rakus mencari beberapa rupiah sehingga mengorbankan pendidikan agama anak- anak, di samping Anda akan menanggung akibatnya, Anda juga tidak akan bisa lepas dari tanggung jawab atas kefasikan dan kejahatan mereka. Dan catatan amal Anda tidak akan kosong begitu saja dari simpanan adzab di akhirat. Dengan nama Allah, sayangilah diri Anda. Dunia pasti berakhir, dan maut adalah penutup segala penderitaan dunia. Namun demikian, penderitaan setelah maut tidak akan pernah berakhir.