Himpunan Fadhilah Amal (Fadhilah Qur’an) – Bab I – Hadits ke-1 s.d 2

Himpunan Fadhilah Amal
Syaikh Muhammad Zakariyya Al-Kandahlawi Rah.a.
Penerjemah:
Ust. A. Abdurrahman Ahmad
Ust. Ali Mahfudzi
Ust. Harun Ar-Rasyid
Penerbit : Ash-Shaff
Yogyakarta

Rangkaian Pos: Fadhilah Al Qur'an

BAB I

EMPAT PULUH HADITS MENGENAI KEUTAMAAN AL-QUR’AN

Hadits ke-1

عن عُثْمَانَ ، قَالَ، قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ ، خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ.

Dari Utsman ra, Rasulullah saw bersabda, “Sebaik baik kamu adalah orang yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (Bukhari, Abu Dawud. Tirmidzi, Nasa’i, Ibnu Majah)

Faedah

Dalam sebagian besar kitab, hadits ini diriwayatkan dengan menggunakan huruf “wau” (dan), sebagaimana terjemahan di atas. Dan keutamaan yang disebutkan menurut terjemahan di atas diperuntukkan bagi orang yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya kepada orang lain. Namun di dalam beberapa kitab lainnya, ada yang diriwayatkan dengan menggunakan huruf “aw” (atau), sehingga apabila diterjemahkan akan memiliki arti, “Yang terbaik adalah yang belajar Al-Qur’an saja atau yang mengajarkan Al-Qur’an saja. Keduanya akan mendapatkan derajat yang utama.

Al-Qur’an adalah inti agama. Menjaga dan menyebarkannya berarti menegakkan agama, sehingga sangat jelas keutamaan mempelajari dan mengajarkannya, walaupun bentuknya berbeda-beda. Yang paling sempurna adalah mempelajarinya, dan akan lebih sempurna lagi jika mengetahui maksud dan kandungannya. Dan yang terendah adalah sekadar mempelajari bacaannya saja. Rasulullah saw menguatkan hadits di atas dengan sebuah hadits dari Sa’id bin Sulaim rah.a. secara mursal bahwa barangsiapa mempelajari Al-Qur’an, tetapi ia menganggap bahwa orang lain yang telah diberi kelebihan yang lain (adalah-ed.) lebih utama darinya, berarti ia telah menghina nikmat Allah swt yang dikaruniakan kepadanya, yaitu taufik untuk mempelajari Al-Qur’an.

Sebagaimana akan diterangkan dalam hadits-hadits selanjutnya, Al- Qur’an itu lebih tinggi daripada kalam lainnya sehingga diyakini bahwa membaca dan mengajarkannya itu lebih utama daripada segalanya. Disebutkan di dalam hadits lainnya oleh Mulla Ali Qari rah.a., bahwa barangsiapa yang menghafal Al-Qur’an, maka ia telah menyimpan ilmu kenabian di dalam kepalanya. Sahal Tustari rah.a. berkata, “Tanda-tanda cinta kepada Allah swt. adalah menanamkan rasa cinta terhadap Al-Qur’an di dalam hatinya.”

Diterangkan dalam Syarah Al-Ihya bahwa di antara golongan orang yang mendapatkan naungan Arsy Ilahi pada hari Kiamat yang penuh ketakutan adalah orang yang mengajarkan Al-Qur’an kepada anak-anak dan orang yang mempelajari Al-Qur’an ketika kanak-kanak, dan selalu menjaganya pada masa tuanya.

Hadits ke-2

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ له قَالَ ، قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ ، يَقُولُ الرَّبُّ تَبَارَكَ وَتَعَالَى : مَنْ شَغَلَهُ الْقُرْآنُ عَنْ ذِكْرِي وَمَسْأَلَتِي أَعْطَيْتُهُ أَفْضَلَ مَا أُعْطِي السَّائِلِينَ وَفَضْلُ كَلَامِ اللهِ عَلَى سَائِرِ الْكَلَامِ كَفَضْلِ اللهِ عَلَى خَلْقِهِ . 

Dari Abu Sa’id r.a., bersabda Rasulullah saw: “Rabb Tabaraka wa Ta’ala berfirman, ‘Barangsiapa disibukkan dengan Al-Qur’an daripada berdzikir dan berdoa kepada-Ku, niscaya Aku beri ia sesuatu yang terbaik yang Aku berikan kepada orang yang meminta kepada Ku. Dan keutamaan Kalamullah terhadap kalam lainnya seperti keutamaan Allah terhadap makhluk-Nya.” (Tirmidzi, Darami, Baihaqi).

Faedah

Seseorang yang sibuk menghafal, mempelajari, atau memahami Al- Qur’an sehingga tidak sempat berdoa, maka Allah swt akan memberinya sesuatu yang lebih utama daripada yang telah diberikan kepada orang yang berdoa. Sebagaimana dalam urusan keduniaan, jika seseorang akan membagikan kue atau makanan kepada orang banyak, lalu ia memilih seseorang untuk membagikannya, maka bagian untuk orang yang bertugas membagikannya akan disisihkan terlebih dulu. Mengenai kesibukan orang yang selalu membaca Al-Qur’an telah disebutkan di dalam hadits lain, bahwa Allah swt. akan mengaruniakan kepadanya pahala yang lebih baik daripada pahala orang yang selalu bersyukur.