– 96 (لم تتمّ دراسته)
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ جَاءَهُ رَجُلٌ فَقَالَ: إِنِّيْ أُحَدِّثُ نَفْسِيْ بِالشَّيْءِ لِأَنْ أَكُوْنَ حُمَمَةً أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ أَنْ أَتَكَلَّمَ بِهِ. قَالَ: «الْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ رَدَّ أَمْرَهُ إِلَى الْوَسْوَسَةِ» . رَوَاهُ أَبُوْ دَاوُدَ.
- Dari Ibnu ‘Abbās r.a. katanya: “Ada seorang lelaki datang kepada Rasūlullāh s.a.w. seraya berkata: “Aku telah dibisikkan sesuatu kejahatan di dalam hatiku, tapi aku menolaknya. Kata Rasūlullāh s.a.w.: “Alḥamdulillāh yang telah mengingatkannya, bahwa itu adalah bisikan syaithān.” (HR. Abū Dāwūd).
– 07 (ضَعِيْفٌ)
وَ عَنِ بْنِ مَسْعُوْدٍ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ: “إِنَّ لِلشَّيْطَانَ لَمَّةً بِابْنِ -[28]- آدَمَ وَ لِلْمَلَكِ لَمَّةً فَأَمَّا لَمَّةُ الشَّيْطَانَ فَإِيْعَادٌ بِالشَّرِّ وَ تَكْذِيْبٌ بِالْحَقِّ وَ أَمَّا لَمَّةُ الْمَلَكِ فَإِيْعَادٌ بِالْخَيْرِ وَ تَصْدِيْقٌ بِالْحَقِّ فَمَنْ وَجَدَ ذلِكَ فَلْيَعْلَمْ أَنَّهُ مِنَ اللهِ فَلْيَحْمَدِ اللهَ وَ مَنْ وَجَدَ الْأُخْرَى فَلْيَتَعَوَّذْ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ ثُمَّ قَرَأَ: (الشَّيْطَانُ يَعِدُكُمُ الْفَقْرَ وَ يَأْمُرُكُمْ بِالْفَحْشَاءِ) الْآيَة. خْرَجَهُ التِّرْمِذِيُّ وَ قَالَ: هذَا حَدِيْثٌ حَسَنٌ غَرِيْبٌ.
- Dari Ibnu Mas‘ūd r.a. katanya: “Rasūlullāh s.a.w. telah bersabda: “Sesungguhnya syaithān mempunyai bisikan pada diri putra Ādam, demikian pula Malaikat. Adapun bisikan syaithān selalu membisikkan kepada kejahatan dan mendustakan kebenaran, sedangkan bisikan malaikat selalu membisikkan kepada kebaikan dan membenarkan kebenaran. Karena itu, siapa yang mendapatkan hal itu maka ketahuilah bahwa hal itu datangnya dari Allah, dan bertahmidlah kepada-Nya, tapi bila sebaliknya, maka mohonlah perlindungan kepada Allah dari godaan syaithān yang terkutuk. Kemudian beliau membacakan ayat sesungguhnya syaithān itu (selalu) menakuti kamu dari kefakiran dan menyuruh kamu kepada segala kekejian.” (HR. Tirmidzī dan dikatakan hadits tersebut Gharīb).
– 17 (لم تتمّ دراسته)
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ قَالَ سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ يَقُوْلُ: “لَا يَزَالُ النَّاسُ يَتَسَاءَلُوْنَ حَتَّى يُقَالَ: هذَا خَلَقَ اللهُ الْخَلْقَ فَمَنْ خَلَقَ اللهَ؟ فَإِذَا قَالُوْا ذلِك فَقُوْلُوْا: اَللهُ أَحَدٌ اَللهُ الصَّمَدُ لَمْ يَلِدْ وَ لَمْ يُوْلَدْ وَ لَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ ثُمَّ لَيَتَفُلُّ عَنْ يَسَارِهِ ثَلَاثًا وَ لْيَسْتَعِذْ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ “.الرَّجِيْمِ. رَوَاهُ أَبُوْ دَاوُدَ.
- Dari Abū Hurairah r.a. katanya: “Rasūlullāh s.a.w. telah bersabda: “Tidak henti-hentinya manusia bertanya-tanya, sampai dikatakan padanya: “Ini adalah ciptaan Allah, maka siapakah yang menciptakan Allah?Jika mereka berkata demikian, maka katakan: “Allah itu Maha Esa, Allah adalah tempat berharap, Dia tidak beranak dan tiada pula diperanakkan dan tiada seorangpun yang setara dengan Dia”. Kemudian meludah di sebelah kiri sebanyak tiga kali dan mohonlah perlindungan kepada Allah dari syaithan yang terkutuk.” (HR. Abū Dāwūd).