Asbab-ul-Wurud (Kitab I) No.5 s.d 7 – Empat Perintah, Syair Umayyah, Dan Pulang Dari Khaibar

ASBAB-UL-WURUD
Latar Belakang Historis Timbulnya Hadits-hadits Rasul
Oleh: Ibnu Hamzah al-Husaini al-Hanafi ad-Damsyiqi

 
Diterjemahkan oleh: H.M. Suwarta Wijaya, B.A.
Drs. Zafrullah Salim
Penerbit: KALAM MULIA.

5. EMPAT PERINTAH

5.آمُرُكُمْ بِأَرْبَعٍ: الْإِيْمَانِ بِاللهِ شَهَادَةِ أَنْ لَا إِلهَ إلَّا اللهُ، وَ عَقَدَ بِيَدِهِ – وَ إِقَامِ الصَّلَاةِ، وَ إِيْتَاءِ الزَّكَاةِ، وَ صَيَامِ رَمَضَانَ، وَ أَنْ تُؤَدُّوْا للهِ خُمُسَ مَا غَنِمْتُمْ وَ أَنْهَاكُمْ عَنْ أَرْبَعٍ عَنِ الدُّبَّاءِ وَ النَّقِيْرِ وَ الْحَنْتَمِ وَ الْمُزَفَّتِ.

Artinya:

Aku perintahkan kepada kalian empat perkara: Iman kepada Allah yakin mengakui tidak ada Tuhan kecuali Allah (beliau mengepalkan tangannya), mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, berpuasa bulan Ramadhān, menyerahkan seperlima rampasan perang untuk Allah. Dan aku melarang kalian dari empat perkara pula: dubbā’, naqīr, ḥantam dan muzaffat.

Diriwayatkan oleh:

Al-Bukhārī, Muslim dari Ibnu ‘Abbās.

Sabab-ul-Wurūd:

Kata Ibnu ‘Abbās, utusan ‘Abd-ul-Qais telah menghadap Rasūlullāh: “Ya Rasūlallāh, kami adalah penghuni Rabī‘ah. Di antara kami dan engkau ada orang-orang kafir yang kejam. Kami tidak dapat berhubungan dengan engkau kecuali pada bulan-bulan Haram. Maka perintahkanlah kepada kami, perintah yang dapat kami lakukan dan dapat kami sampaikan kepada orang-orang di belakang kami”. Kemudian Rasūlullāh s.a.w. memerintahkan empat perkara dan melarang empat perkara.

Keterangan:

Dubbā’, naqīr, ḥantam, muzaffat adalah semua jenis alat atau bahan yang dapat mempercepat proses perasan atau nira menjadi khamar atau tuak (minuman keras).


6. SYAIR UMAYYAH BIN SHALT

6.آمَنَ شِعْرُ أُمَيَّةَ بْنِ الصَّلْتِ وَ كَفَرَ قَلْبُهُ.

Artinya:

Telah beriman syair Umayyah bin Shalt dan telah kufur hatinya.

Diriwayatkan oleh:

Abū Bakar bin al-‘Anbarī dalam “al-Mashāḥif”, oleh al-Khathīb dan Ibnu ‘Asākir dalam kitab “Tārīkh”-nya dari Ibnu ‘Abbās dan oleh Imām Muslim dalam “Shaḥīḥ”-nya dari Syuraid bin Suwaid.

Sabab-ul-Wurūd:

Menurut keterangan dari Ibnu ‘Abbās, telah datang kepada Nabi, al-Fariah (adik perempuan Umayyah bin Shalt), seorang wanita yang kuat daya hafalnya. Nabi bertanya: “Apakah engkau hafal sya‘ir kakakmu?” Jawabnya: “Ya”. Kemudian ia membacakan beberapa bait (yang artinya):

Segala puji, seluruh nikmat dan keutamaan milik-Mu wahai Tuhan.

Tiada sesuatu yang menyamai ketinggian dan kemulyaan-Mu.”

Begitu Nabi mendengarnya beliau bersabda: “Telah beriman sya‘irnya Umayyah dan telah ….. dst.”


7. PULANG DARI KHAIBAR

7.آيِبُوْنَ تَائِبُوْنَ عَابِدُوْنَ لِرَبِّنَا حَامِدُوْنَ.

Artinya:

Kita kembali, kita bertaubat, kita menyembah dan memuji Tuhan kita, Allah.

Diriwayatkan oleh:

Al-Bukhārī dari Anas bin Mālik .

Sabab-ul-Wurūd:

Menurut keterangan Anas bin Mālik, sepulangnya Rasūlullāh dari peperangan Khaibar dengan membawa ghanīmah (harta rampasan perang) dan kemenangan, diperjalanan Rasūlullāh s.a.w. bersabda: “Kita kembali…. dan seterusnya.”

Keterangan:

Al-Ḥāfizh Ibnu Ḥajar menilai isnād Hadits ini ḥasan.