Asbab-al-Wurud (Kitab II) No.593 – Silaturahmi Dengan Keluarga (Kerabat Orang Tua)

ASBAB-UL-WURUD
Latar Belakang Historis Timbulnya Hadits-hadits Rasul
Oleh: Ibnu Hamzah al-Husaini al-Hanafi ad-Damsyiqi

 
Diterjemahkan oleh: H.M. Suwarta Wijaya, B.A.
Drs. Zafrullah Salim
Penerbit: KALAM MULIA.

593. SILATURRAHMI DENGAN KELUARGA

٥٩٣ – إِنَّ ابَرَّ البِرِّ أَنْ يَصِلَ الرَّجُلُ أَهْلَ وُدِّ أَبِيهِ بَعْدَ أَنْ يُوَلِّيَ الْأَبُ

Sesungguhnya berbuat baik yang paling utama ialah seseorang menghubungkan (silaturahmi) dengan keluarga yang dicintai bapaknya setelah bapak tersebut meninggal dunia.

Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Muslim, Abu Daud dan Turmudzi dari Ibnu Umar r.a.

Sababul wurud

Muslim meriwayatkan dari Ibnu Umar yang menceritakan kejadian yang dialaminya ketika dalam perjalanan ke Mekkah. Ibnu Umar mengendarai seekor himar dan memakai sorban yang diikatkan di kepalanya. Suatu hari dalam perjalanan itu ketika dia mengendarai himar (bersama sahabat-sahabatnya), Ibnu Umar berpapasan dengan seorang Arab dusun yang mengenalnya. “Bukankah engkau anak si anu, si anu, (si Arab dusun menyebut Umar bin Khattab r.a dan beberapa cerita terkait-ed.)?” Tanya laki-laki itu. “Benar”, kata Ibnu Umar mengiyakan. Lalu Ibnu Umar memberikan kepada si Arab dusun itu himar dan sorban yang dimilikinya, dan menyuruhnya mengendarai himar dan mengikatkan sorban di kepalanya. Atas kejadian yang mengagumkan itu, sahabat-sahabat Ibnu Umar berkata: “Semoga Allah mengampunimu. Engkau berikan kepada laki-laki ini himar yang menjadi kenderaanmu yang engkau senangi dan sorban yang engkau ikatkan di kepalamu?” Ibnu Umar menjawab: “Sesungguhnya aku pernah mendengar Rasulullah SAW bahwa berbuat baik yang paling utama adalah menghubungkan silaturahmi dengan keluarga yang dicintai bapak …” dan seterusnya, bunyi hadits di atas.

Adapun sababul wurud menurut riwayat Abu Daud dari Abu Usaid adalah sebagai berikut:

Ketika kami duduk di sekeliling Nabi SAW, tiba-tiba datang seorang laki-laki untuk bertanya: “Wahai Rasulullah, masih tersisa kesempatan bagi saya untuk berbakti kepada orang tua saya setelah beliau meninggal dunia?” Beliau menjawab: “Benar, yaitu berupa ibadah shalawat dan istighfar (memohon ampun) keduanya, melaksanakan janji (amanah)nya sesudah mereka meninggal dunia, menghubungkan silaturahmi yang tidak terwujud kecuali karena usaha keduanya, dan memuliakan sahabat-sahabatnya.

Keterangan

Ibnu Umar memberikan himar dan sorbannya kepada orang Arab dusun itu karena ia tahu laki-laki tersebut adalah seseorang yang disenangi ayahnya (Umar bin Khattab).