591. SEDANG MENCIUM HASAN APA UCAPAN NABI?
٥٩١ – إِنَّ الوَلَدَ مَبْخَلَةٌ مَجْبَنَةٌ مَجْهَلَةٌ مَجْهَلَةٌ مَحْزَنَةٌ
Sesungguhnya anak itu menimbulkan sifat bakhil, menakutkan, membodohkan dan menyedihkan.
Diriwayatkan oleh Hakim dari Aswad ibnu Khalaf r.a., Thabrani dalam al Jami’ul Kabir dari Khaulah binti Hakim ibnu Umaiyah as Salmiyah r.a. Adz-Dzahabi menilai sanadnya kuat. Hadits Aswad, kata Hakim, memenuhi syarat shahih menurut Muslim, dan hal itu diakui pula oleh adz Dzahabi. Al Iraqy berkata: “Sanadnya shahih.”
Sababul wurud
Thabrani meriwayatkan dari Khaulah, katanya: “Rasulullah SAW menggendong Hasan (cucunya-pen), lalu beliau cium. Kemudian beliau bersabda seperti bunyi hadits di atas.”
Keterangan
Hal itu disebabkan karena harapan orang tua pada anaknya, kadang- kadang merupakan faktor yang mendorong orang menyukai kehidupan duniawi, mengumpulkan harta untuk ditinggalkan buat anak (cucu)nya. Hal itu adakalanya menyebabkan orang melupakan kewajiban yang disuruh Allah, serta tidak mengenal syari’at Allah hanya semata-mata karena ingin mendapatkan harta. Orang juga sedih bila dia berinfaq dan kuatir anaknya akan sengsara dan mengalami kesulitan hidupnya di masa depan sepeninggalnya. Kecuali seseorang yang tetap dipelihara Allah. Dia merasa selalu kaya bersama Allah, dan tidak berpikir panjang dalam menegakkan suruhan Tuhan dan menghentikan larangan-Nya.
592. YANG PALING BAKHIL DAN PALING LEMAH
٥٩٢ – إِنَّ ابْخَلَ النَّاسِ مَنْ بَخِلَ بِالسَّلَامِ وَاَعْجَزَ لنَّاسِ مَنْ عَجَزَ عَنِ الدُّعَاءِ
Sesungguhnya manusia yang paling bakhil adalah orang yang bakhil (pelit) menyerahkan (memberikan hartanya-pentj.), dan manusia yang paling lemah adalah orang yang paling lemah berdo’a.
Diriwayatkan oleh Abu Ya’la dan Baihaqi dalam kitab as Syu’ab tanpa kata “inna”, dari Abu Hurairah r.a. Baihaqi berkata: “sanad hadits ini shahih.”
Sababul wurud
Al Bazzar, Ahmad dan Baihaqi meriwayatkan dari Jabir bin Abdillah, katanya: “Seorang laki-laki datang menemui Rasulullah, untuk bertanya: “Wahai Rasulullah, si fulan memiliki kebun korma yang terletak di sebelah pagarku. Dia suka menyakitiku dan pohon korma itu menyulitkan.” Maka beliau utus seseorang menemui pemilik pohon korma itu dan membujuknya agar mau menjualnya kepada beliau. Pemiliknya tidak bersedia. Utusan Rasul itu juga memintanya agar pohon korma itu dihibahkan pada Rasul. Dia pun tidak mau. Rasul membujuknya lagi menjualnya dan menggantinya dengan pohon korma di syurga (kelak-pen). Dia masih tetap tidak mau.
Maka Rasulullah SAW bersabda: “Belum pernah saya melihat seseorang seperti kamu bakhilnya dalam hal menyerahkan miliknya. “Kemudian beliau bersabda: “Sesungguhnya manusia yang paling bakhil…” dan seterusnya bunyi hadits di atas.
Keterangan
Kata “adzqun” dalam sababul wurud di atas mencakup juga segala macam buah korma. Jadi tidak pohonnya saja.