Asbab-al-Wurud (Kitab II) No.577 s.d 578 – Malaikat Malu Pada (Sahabat) Usman R.A.

ASBAB-UL-WURUD
Latar Belakang Historis Timbulnya Hadits-hadits Rasul
Oleh: Ibnu Hamzah al-Husaini al-Hanafi ad-Damsyiqi

 
Diterjemahkan oleh: H.M. Suwarta Wijaya, B.A.
Drs. Zafrullah Salim
Penerbit: KALAM MULIA.

577. SHALAWAT MALAIKAT

٥٧٧ – اِنَّ المَلائِكَةَ تُصَلِّي مِنَ السَّحَرِ فِي صَدْ رِ الْمَسْجِدِ

Sesungguhnya malaikat bershalawat pada waktu sahur (mendekati subuh-ed.) di dalam mesjid.

Ditakhrijkan oleh Abu Nu’aim dan Ibnu Asakir dari Habis ibnu Sa’ad at Thai r.a. Sahabat ini sempat menjumpai Nabi SAW.

Sababul wurud

Menurut kitab al Jami’ul Kabir dari Sa’ad at Thai, bahwa Nabi SAW pernah masuk mesjid waktu sahur. Beliau melihat orang-orang mengerjakan shalat di bagian depan mesjid. Lalu beliau bersabda: “Takutlah kamu kepada mereka (malaikat). Barangsiapa takut kepada malaikat, sungguh dia menaati Allah dan Rasul-Nya. Lalu bersabda seperti bunyi hadits di atas.”

Keterangan

Malaikat turun ke mesjid, menerima shalat orang yang shalat pada setiap waktu tanpa mengaitkannya dengan tempat tertentu di dalam mesjid, apakah di depan atau bukan.


578. MALAIKAT MALU PADA USMAN

٥٧٨ – إِنَّ المَلائِكَةَ تَسْتَحِي مِنْ عُثْمَانَ كَمَا تَسْتَحِي
مِنَ اللهِ وَرَسُولِهِ .

Sesungguhnya malaikat itu malu pada Usman, sebagaimana dia malu kepada Allah dan Rasul-Nya.

Diriwayatkan oleh Abu Ya’la al Mushili dari Ibnu Umar r.a.

Sababul wurud

Abu Ya’la menceritakan bahwa suatu kali Rasulullah berada di tengah-tengah kami. Beliau duduk dan Aisyah duduk di belakangnya. Ketika itu Abu Bakar minta izin masuk. Lalu dia masuk. Kemudian minta izin pula Umar, dan dia pun masuk. Kemudian aku, kata Ibnu Umar minta izin pula, lalu akupun masuk.

Setelah aku, minta izin pula Sa’ad ibnu Malik dan kemudian Usman bin Affan. Waktu Usman masuk Rasulullah bercerita padahal lutut beliau terbuka. Maka di saat Usman masuk itu, beliau tarik bajunya sehingga menutup lututnya. Setelah menutup lututnya, beliau bersabda kepada isterinya agar meninggalkan beliau sebentar. Maka mereka (para sahabat) melanjutkan pembicaraannya. Setelah mereka bubar, Aisyah bertanya: “Wahai Rasulullah SAW ketika sahabat-sahabatmu masuk engkau tidak memperbaiki letak bajumu, dan tidak menyuruhku keluar. Tetapi setelah Usman masuk engkau perbaiki letak bajumu dan engkau suruh aku keluar.”

Beliau s.a.w. menjawab: “Hai Aisyah, bukankah aku malu kepada seorang laki-laki yang malaikat sendiri malu kepadanya? Demi Dzat yang di tangannya terletak jiwa Muhammad, sesungguhnya malaikat itu malu pada Usman…. dan selanjutnya bunyi hadits di atas.” Selanjutnya beliau s.a.w. menjelaskan: “Seandainya dia masuk, padahal engkau masih berada di dekatku, dia tak akan mengangkat kepalanya, dan dia tak akan berbicara sepatahpun sampai ia keluar kembali.