Asbab-al-Wurud (Kitab II) No.567 s.d. 568 – Mukmin Mandi dan Minum

ASBAB-UL-WURUD
Latar Belakang Historis Timbulnya Hadits-hadits Rasul
Oleh: Ibnu Hamzah al-Husaini al-Hanafi ad-Damsyiqi

 
Diterjemahkan oleh: H.M. Suwarta Wijaya, B.A.
Drs. Zafrullah Salim
Penerbit: KALAM MULIA.

MUKMIN TIDAK NAJIS

٥٦٧- اِنَّ المؤمنَ لاَ يَنْجُسُ

Sesungguhnya (orang) Mukmin itu tidak najis.

Ditakhrijkan oleh penyusun kitab hadits yang enam (Bukhari, Muslim, Abu Daud, Turmudzi, Ibnu Majah dan an Nasai) dari Abu Hurairah r.a., dan Imam Ahmad dan Ashabus Sunan kecuali Turmudzi dari Hudzaifah r.a. dan An Nasai dari Ibnu Mas’ud, dan Thabrani dalam al Jami’ul Kabir dari Abu Musa.

Sababul wurud

Menurut Bukhari dari Abu Hurairah: “Sesungguhnya Nabi SAW menjumpaiku di pinggir suatu jalan menuju Medinah padahal waktu itu aku sedang junub. Aku malu dan pergi, menghindar dari beliau. Lalu aku mandi dan datang lagi menemui beliau. Rasulullah bertanya: “Hai Abu Hurairah, ke mana engkau tadi? Aku menjawab: “Aku sedang berjunub wahai Rasulullah, sehinga aku merasa malu duduk di sampingmu, karena aku tidak dalam keadaan suci. Maka beliau bersabda: “Sesungguhnya orang Mukmin itu tidaklah najis.” Dalam riwayat Hakim dari Ibnu Abbas ada tambahan “la hayyan walaa mayyitan” (baik ketika masih hidup maupun setengah mati).

Keterangan

Hadits ini membolehkan laki-laki mandi dengan air sisa yang dipakai untuk mandi oleh wanita. Bila dikiaskan, maka sebaliknya juga boleh wanita mandi dengan menggunakan air sisa yang dipakai laki-laki. Adapun larangan yang terdapat dalam hadits lain, adalah dimaksudkan sebagai pembersihan (tanzih). Ada pula teks haditsnya berbunyi: “Innal mu’mina la yujnib” (sesungguhnya orang mukmin itu tidak menjunubkan). Adapun Jafnah adalah nama periuk (tempayan) besar yang digunakan untuk menampung air untuk mandi. Hadits di atas menunjukkan wanita-wanita isteri Nabi itu mencedukkan tangannya ke dalam jafnah untuk megambil air.


SATU GELAS SUDAH MEMUASKAN

٥٦٨-اِنَّ المُؤْمِنَ يَشْرَبُ فِي مِعَاءِ وَاحِدٍ وَإِنَّ الْكَافِرَ يَشْرَبُ فِي سَبْعَةِ أَمَعَاءِ 

Sesungguhnya orang Mukmin itu minum satu gelas, dan sesungguhnya orang kafir itu minum dari tujuh gelas.

Ditakhrijkan oleh Bukhari dalam kitab Tarikh-nya, Abu Ya’la Ibnu Mandah, al-Baghawi, Ibnu Asakir dari Muhammad Ibnu Main Ibnu Fudhalah dari bapaknya, dari kakeknya.

Sababul Wurud

Dalam Al-Jami’ul Kabir diceritakan dari Ma’in ibnu Fudhalah, bahwa dia pernah berjumpa dengan Rasulullah SAW di Harran. Rasulullah mempunyai beberapa gelas (syawail). Maka ia perahkan buat Rasulullah susu dalam satu gelas. Beliau meminumnya sampai habis susu yang segelas itu. Kemudian Ma’in ibnu Fudhalah berkata: “Demi yang mengutusmu dengan kebenaran, sesungguhnya aku minum sampai tujuh gelas tetapi tidak juga aku kenyang.” Maka Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya orang mukmin itu minum ...” dst (bunyi hadits di atas).