٥٦٥ ـ اِنَّ المُؤْمِنَ إِذَا أَصَابَهُ سُقمُ ثُمَّ اَعْفَاهُ اللَّهُ مِنْهُ كَانَ كَفَارَةً لِمَا مَضَى مِنْ ذُنُوبِهِ وَمَوْعِظَةً لَهُ فِيْمَا يُسْتَقْبَلُ .
Sesungguhnya orang mukmin itu apabila ditimpa sakit, kemudian Allah menyembuhkannya, maka kesembuhannya itu adalah kafarat (penghapus) bagi dosanya yang terdahulu, dan pengajaran baginya untuk masa yang akan datang.
٥٦٦ وَإِنَّ المُنَافِقَ اِذَا مَرِضَ ثُمَّ أعْفِيَ كَانَ كَالْبَعِيرِ عَقَلَهُ أَهْلَهُ ثُمَّ اَرسَلُوهُ فَلَمْ يَدْرِلِمَ عَقَلُوهُ وَلَمْ يَدْرِلِمَ اَرْسَلُوهُ.
Dan sesungguhnya orang munafik itu apabila sakit disembuhkan (dari penyakitnya), adalah seperti unta yang diikat pemiliknya kemudian mereka (pemiliknya-ed.) melepaskannya. Maka unta itu tidak tahu kenapa ia diikat dan tidak tahu pula kenapa mereka (pemiliknya-ed.) melepaskannya.
Diriwayatkan oleh Abu Daud dari Amir ar Rami r.a.
Sababul wurud:
Amir ar Ramy berkata: “Sesungguhnya aku – di negeri kami – ketika telah dikibarkan bendera dan panji-panji, aku bertanya: “Apa ini?” Orang-orang menjawab: “Ini adalah panji-panji Rasulullah SAW.” Maka aku datangi beliau yang sedang berada di bawah pohon, yang telah dibentangkan kain.
Rasulullah duduk di atas kain. Para sahabat sudah berkumpul di sana. Aku pun duduk bersama mereka. Maka Rasulullah menyebutkan tentang orang-orang yang sakit seperti bunyi hadits di atas.
Selesai beliau mengucapkan sabdanya, seorang laki-laki bertanya: “Wahai Rasulullah, siapakah orang yang sakit itu? Aku belum pernah sakit.” Beliau bersabda: “Pergilah dari sini, engkau bukan dari kami.” Maka tiba-tiba ketika kami masih berada di sekeliling beliau-muncul seorang laki-laki berpakaian yang ditangannya ada sesuatu yang dilipatnya.
Laki-laki itu berkata: “Wahai Rasulullah, sesungguhnya ketika aku melihat engkau datang. Maka aku melewati pohon-pohon aku dengar suara anak burung mencicit menangkapnya dan aku masukkan ke dalam bajuku. Induknya datang dan terbang melingkar-lingkar di atas kepalaku. Maka aku singkapkan bajuku, sehingga induknya makin mendekat kepadaku. Tetapi induk-induknya membiarkan begitu saja, sampai aku melepaskan semua anak-anak burung itu. Mendengar cerita itu Rasulullah bertanya: “Herankah kalian bagaimana kasih sayang induk burung itu pada anak-anaknya?” Benar, wahai Rasulullah, jawab mereka. Maka beliau bersabda: “Demi zat yang mengutusku dengan kebenaran, sesungguhnya kasih sayang Allah kepada hamba-Nya melebihi kasih sayang induk burung kepada anaknya. Maka kembalikanlah anak-anak burung itu, dan letakkan kembali di tempat di mana kamu mengambilnya. Maka induknya pasti akan melihat anak-anaknya.“