558. KUBUR TEMPAT TINGGAL PERTAMA
٥٥٨ – اِنَ القَبْرَ اَوَلُ مَنَافِرلِ الآخِرَةِ فَإِنْ نَجَا المَيْتُ مِنْهُ فَمَا بَعْدَهُ أيْسَرُ عَلَيْهِ مِنْهُ وَإِنْ لَمْ يَنْجُ مِنْهُ فَمَا بَعْدَهُ اشَدُّ مِنْهُ.
Sesungguhnya kubur itu adalah tempat tinggal akhirat yang pertama. Jika mayyit selamat dari (siksaan) apa yang terjadi sesudahnya lebih mudah, dan jika dia tidak selamat dari (siksaan)nya, maka apa yang terjadi sesudahnya lebih hebat berat.
Di-takhrij-kan oleh Turmudzi, Ibnu Majah, dan Hakim dari Usman bin Affan r.a.
Hakim mengatakan hadits ini shahih.
Sababul wurud
Dalam Sunan Ibnu Majah dikatakan bahwa Usman bin Affan apabila berdiri di kuburan beliau menangis sampai basah jenggotnya. Orang berkata pada beliau: “Disebut orang di hadapan engkau syurga dan neraka, tetapi tidaklah engkau menangis. Kenapa engkau menangis karena soal kubur ini? Beliau menjawab: “Sesungguhnya Rasulullah pernah bersabda yang menyatakan: kubur adalah tempat tinggal pertama…” dan seterusnya bunyi hadits.
559. ALLAH MEMBOLAK-BALIKKAN HATI MANUSIA
٥٥٩- اِنَّ القُلُوبَ بَيْنَ أُصْبَعَيْنِ مِنْ أَصَابِعِ اللهِ يُقلبها حَيْثُ يَشَاءُ
Sesungguhnya hati itu (tergenggam) dalam dua jari dari “jari-jari” Allah. Dia membolak-balikkannya menurut apa yang Dia kehendaki.
Di-takhrij-kan oleh Imam Ahmad, Turmudzi, dan Hakim dari Anas bin Malik r.a.
Shadar Manawi berkata: “Perawinya adalah perawi yang digunakan oleh Imam Muslim dalam hal ke-shahihan-nya. As Suyuthy mengatakan “hasan” dalam al Jami’ul Kabir.
Sababul wurud
Anas berkata: “Rasulullah sering kali mengucapkan do’a yang berbunyi: Ya muqallibal quluub, tsabbit qalbii ‘alaa diinika” (Wahai Tuhan yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku dalam agamamu). Maka aku bertanya: Wahai Rasulullah, Kami beriman dengan yang demikian dan dengan apa yang engkau datangkan (ajarkan). Masih adakah perasaan takut engkau mengenai diri kami? Beliau menjawab bahwa hati itu berada dalam genggaman jari-jari Allah yang senantiasa membolak-balikkannya, seperti bunyi hadits di atas.
Keterangan
Allah SWT pemegang kunci dan pengendalian semua urusan. Apa saja tergantung kepada-Nya. Dia-lah yang membolak-balikkan hati manusia menurut kehendak-Nya. Maka siapa yang ditunjuki-Nya, Dia lapangkan dadanya menerima Islam, dan siapa yang hendak disesatkan-Nya, Dia jadikan dada (hati)nya sempit dan berat (menerima Islam), bagaikan mendaki ke langit.
Maka terdapat segolongan orang yang Allah tidak menghendaki hati mereka bersih. Allah menutup hati mereka sampai mereka tidak paham sama sekali (dengan hidayah). Namun, ada pula segolongan orang yang ditetapkan Allah hatinya menerima iman, dan dikaruniai-Nya ruh iman.
Demikianlah dalam do’a al-Qur’an tercantum: “Rabbana laa tuzigh quluubanaa ba’da idz hadaitanaa wa hab lana min ladunka rahmatan innaka antal wahhab” (Wahai Tuhan kami, janganlah engkau belokkan hati kami setelah engkau menunjukkan kami, dan berilah kami rahmat dari sisi-sesungguhnya Engkau Maha Pemberi).