554. UMAR DAN WANITA YANG MENANGIS DI KUBURAN
٥٥٤-ان العين باكية والنفس مصابة والعهد قريب
“Sesungguhnya mata itu menangis, jiwa itu ditimpa musibah dan janji itu dekat.”
Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dari Abu Hurairah r.a.
Sababul wurud
Abu Hurairah mengatakan, bahwa suatu waktu Umar pernah melihat seorang perempuan menangis tersedu-sedu di kuburan. Umar mencela dan mengecam wanita itu. Maka (setelah Rasulullah mengetahui) beliau bersabda: “Sesungguhnya mata itu menangis.. seterusnya. .”
555. KEKEJIAN DAN KEMULIAAN AKHLAK
٥٥٥-إن الفحش والتفحش ليسا من الإسلام فى شيء وإن من أحسن الناس إسلاما احسنهم خلقا.
“Sesungguhnya kekejian dan berbuat keji dalam segala bentuknya bukanlah berasal dari ajaran Islam Sesungguhnya di antara tanda kebaikan Islam seseorang adalah orang yang terbaik (termulia) akhlaknya.”
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Ashabus sunan, Thabrani dalam al-Jami’ul Kabir, dan Ibnu Abid Dunya. Semuanya dari Jabir bin Samurah r.a.
Hafizh al Iraqy berkata: “Isnadnya shahih. Muridnya al Haitsamy berkata: “Perawi-perawi hadits ini orang terpercaya.” Al Mundziry berkata: “Isnad hadits Imam Ahmad bagus (jayyid).”
Sababul wurud
Jabir bin Samurah berkata: “Aku menghadiri majelis Rasulullah SAW. Tiba-tiba beberapa orang terlibat dalam pertengkaran dengan Samurah (ayah Jabir pen). Maka Nabi SAW bersabda bahwa kekejian (pertengkaran) itu bukan (akhlak) Islam.”
Keterangan
Fahsy, fahsya’ atau fahisyah adalah perbuatan atau perkataan yang menimbulkan keburukan/kejahatan besar. Allah berfirman: “Innallaha laa ya’muru bil fahsya” (Sesungguhnya Allah tidak menyuruh berbuat keji). Firman-Nya lagi: “wa yanhaa ‘anil fahsyaai wal munkar wal baghyi. ya’izhukum la’allakum tadzakkaruun” (dan Dia melarang kekejian dan kemungkaran serta perbuatan melampaui batas. Dia berikan kepadamu pengajaran, mudah-mudahan kamu mengingatnya). Kata fahisyah-dalam sya’ir-berarti pula: orang yang sangat buruk perangai karena bakhil (pelit)nya. Demikian menurut Mufradat ar Raghib.