Asbab-al-Wurud (Kitab I) No.59 s.d 60 – Akhlak (Cinta)

ASBAB-UL-WURUD
Latar Belakang Historis Timbulnya Hadits-hadits Rasul
Oleh: Ibnu Hamzah al-Husaini al-Hanafi ad-Damsyiqi

 
Diterjemahkan oleh: H.M. Suwarta Wijaya, B.A.
Drs. Zafrullah Salim
Penerbit: KALAM MULIA.

59. KEUTAMAAN AKHLAK

٥٩ – أَحَبُّ عِبَادِ اللَّهِ إِلَى اللَّهِ أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا

Artinya:

“Hamba Allah yang paling dicintai Allah, yang paling baik akhlaknya.”

Diriwayatkan oleh: At Thabrani dalam “Al Kabir” dari Usamah bin Syarik Ad Dzibyani. As Suyuthi menilai hadits ini hasan. Almunawi dan Al Mundzari cenderung men-shahihkan-nya.

Sababul wurud:

Kata Usamah bin Syarik: “Ketika kami duduk disisi Rasulullah SAW seakan-akan di kepala kami ada seekor burung. Apa yang kami katakan ada yang mengatakan. Tiba-tiba datanglah serombongan manusia bertanya kepada Rasulullah: “Siapa di antara hamba Allah yang paling dicintai Allah?” Rasulullah menjawab: “Hamba Allah yang paling dicintai …. dan seterusnya”.

Keterangan:

Akhlak atau budi pekerti yang baik dihasilkan oleh berbagai ibadat: mengerjakan kebaikan, mencegah kemungkaran dan lemah lembut serta pemaaf dalam pergaulan.

Rasulullah SAW adalah orang yang paling baik akhlaknya. Hal ini dinyatakan sendiri oleh Allah: “Dan sesungguhnya engkau hai Muhammad mempunyai pekerti yang agung”. (Al Qalam : 4). Sepantasnya umatnya juga mewarisi perangai yang terpuji.


60. BAGAIMANA SEMESTINYA MENCINTAINYA

٦٠ – أُحِبَّ لِلنَّاسِ مَا تَحِبُّ لِنَفْسِكَ . وَفِي رِوَايَةٍ : أُحِبَّ لِاَ خِيْكَ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِكَ .

Artinya:

“Cintailah orang lain seperti mencintai dirimu sendiri. Dalam riwayat lain: “Cintailah saudaramu seperti mencintai dirimu sendiri.”

Diriwayatkan oleh: Al Bukhari dalam “At Tarikhul Kabir” dan oleh Imam yang Empat, oleh At Thabrani dalam “Al Kabir”, oleh Al Hakim dan oleh Al Baihaqi dalam “As Syu’ab”, semuanya dari Yazid bin Usaid. Kata Al Haitsami: “perawi dalam riwayat At Thabrani: tsiqat (terpercaya-ed.)

Sababul wurud:

Menurut Yazid bin Usaid, Rasulullah pemah bertanya kepadanya : “Sukakah kau surga?” Jawabnya “Ya”, Rasulullah bersabda: “Cintailah saudaramu seperti mencintai dirimu”.

Keterangan:

Dalam riwayat Ahmad berbunyi yang artinya “Seperti mencintai dirimu dalam kebaikan”. Jika kita menggauli orang lain dengan kebaikan yang kita pun menyenanginya maka pasti merekapun akan menggauli kita dengan budi pekerti yang baik. Kebaikan itu di antaranya menepati janji, lemah lembut sesuai dengan perintah Agama.