57. JIHAD YANG PALING DISENANGI ALLAH
٥٧ – أَحَبُّ الْجِهَادِ إِلَى اللَّهِ كَلِمَةٌ حَقّ تُقَالُ لِإِمَامِ جَائِرِ.
Artinya:
“Jihad yang paling disenangi Allah adalah ucapan yang benar dikatakan kepada pemimpin yang kejam”.
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, At Thabrani dalam “Al Kabir”, dan Abu Umamah, An Nasai dari Jabir bin Abdullah. As Suyuthi menilai hadits ini hasan.
Sabahul wurud:
Kata Abu Umamah: “Diperlihatkan kepada Nabi SAW seorang laki- laki yang tengah berada disisi bara api, sebelah kakinya diletakkan sebuah dahan kayu yang dipotong. Rasulullah bertanya: “Jihad apa yang paling utama?”. Orang tersebut diam. Kemudian Rasulullah bersabda: “Jihad yang paling disenangi Allah.…dan seterusnya.
Keterangan:
Perkataan yang benar (kalimatun haqqun) adalah perkataan yang sesuai dengan kenyataan dan kebenaran. Kemudian perkataan itu diucapkan kepada pemimpin yang zhalim, menunjukkan bahwa orang yang berkata itu mengerahkan jiwanya untuk berjihad melawan musuh demi kebenaran.
58. PUASA NABI DAUD
٥٨ – أحَبُّ الصِيَامِ إِلَى اللَّهِ صِيَامُ دَاوُدَ كَانَ يَصُومُ
يَوْمًا وَيُفْطِرُ يَوْمًا ، وَأَحَبُّ الصَّلَاةِ إِلَى اللهِ صَلاةَ دَاود: كَانَ يَنَامُ نِصْفَ اللَّيْلِ ، وَيَقومُ ثُلُثَهُ، وَيَامُ سُدُسَهُ .
Artinya:
“Puasa Sunnah yang paling disenangi Allah adalah puasa Nabi Daud: puasa sehari dan buka sehari. Dan shalat Sunnah yang paling disenangi Allah adalah shalat Nabi Daud: tidur separuh malam, bangun (shalat) sepertiganya dan tidur seperenamnya”.
Diriwayatkan oleh: Imam Ahmad dan Imam yang enam selain Abu Daud, dari Abdullah bin Amru bin ‘Ash.
Sababul wurud:
Bahwa Abdullah bin Amru bin Ash membiasakan terus-menerus puasa dan shalat malam. Maka bersabdalah Rasulullah kepadanya “Sesungguhnya pada tubuhmu ada hak yang menjadi kewajibanmu. Pada Tuhanmu ada hak yang menjadi kewajibanmu. Pada isterimu ada hak yang menjadi kewajibanmu memenuhinya. Maka berikanlah hak itu kepada yang empunya”.
Keterangan:
Puasa Sunat (Sunnah-ed.) yang paling disenangi Allah adalah puasa yang benar-benar disunnahkan oleh Syari’at. Puasa tersebut lebih utama dari puasa terus-menerus sebab puasa demikian (terus-menerus) terlalu memberatkan (masyaqqah). Shalat sunatpun adalah yang benar-benar disunnahkan syari’at.