50. CAMBUK BAGI PEZINA
٥٠ – (اِجلِدُ وهَا ثُمَّ إِنْ زَنَتْ فَاجْلِدُوهَا ثُمَّ بِيعُوها وَلَوْ بِضَفِيرٍ بَعْدَ الثَّالِثَةِ أ وِالرَّابِعَةِ ) .
Artinya :
“Cambuklah dia, kemudian jika berzina kembali, cambuk lagi, kemudian jika berzina lagi juallah dia walau hanya dengan seutas tali, (yakni) setelah berzina ketiga atau keempat kali“.
Diriwayatkan oleh: At Thahawi dalam”Musykilul Atsar” dari Abu Hurairah dan Yazid bin Khalid.
Sababul wurud :
Bahwa Abu Hurairah dan Yazid keduanya telah mendengar Nabi bersabda diwaktu beliau ditanya tentang hamba sahaya perempuan yang berzina dan dia belum merdeka”. Bersabda Rasulullah :
“Cambuklah dia …. dan seterusnya”.
Keterangan:
Majikan (sayyid) boleh mencambuk budak sahayanya yang berzina. Hukuman bagi budak: separuh dari manusia merdeka (bukan budak), sebagaimana firman Allah (artinya): “Hukuman bagi mereka (budak- budak) separuh dari orang merdeka (bukan budak).” (An Nisa: 25).
Jika mereka mengulangi perbuatannya (ketiga atau keempat kali), peraturan menetapkan hendaklah budak tadi dijual walau hanya dengan seutas tali. Dalam riwayat Muslim berbunyi: “Jika dia nyata-nyata berzina untuk yang ketiga kalinya, juallah dia walau hanya dengan seutas tali dari gandum”. Sebagian Ulama berpendapat hukumnya sunnah, yang lainnya berpendapat hukumnya wajib. (Subulussalam: 4:8).
51. KELAKAR RASULULLAH
٥١ – ( اجْلِسْ أَبا تُراب ) .
Artinya:
“Duduklah hai “aba-turaab.” (“bapak debu”). Diriwayatkan oleh: Abu Na’im dalam “Al Ma’rifah” dari Sahal bin Sa’ad As Sa’idi.
Sababul wurud :
Kata Sa’ad: “Nabi telah keluar menuju masjid. Di tengah jalan beliau menjumpai Ali yang serbannya jatuh dari punggungnya ke tanah sehingga berlumuran debu. Rasulullah mengambilnya dan mengusap-usapnya sambil berkata: “demikianlah hai aba turab”.
Keterangan :
Dari contoh yang kecil ini tampak betapa perhatian Rasulullah terhadap sahabatnya. -pent.
52. SISI LAIN DARI KEHIDUPAN RASULULLAH
٥٢- (أَجُوعُ يَوْمًا وَأَشْبَعُ يَوْمًا ) .
Artinya:
“Aku lapar sehari dan kenyang sehari”.
Diriwayatkan oleh At Turmidzi dari Abu Umamah.
Sababul wurud :
Kata Abu Umamah, Rasulullah telah bersabda: “Tuhanku pernah menawarkan kepadaku akan membentangkan emas untukku dilembah Makkah ini, namun kukatakan: “Tidak ya Tuhan, aku lebih suka lapar sehari dan kenyang sehari. Jika aku lapar aku merendah diri dan ingat kepada-Mu, dan jika aku kenyang aku memuji-Mu dan bersyukur kepada-Mu“.
Keterangan :
Rasulullah lebih memilih keprihatinan dalam hidupnya. Dengan demikian ia lebih dapat merasakan nikmat yang diberikan Allah kepadanya dan lebih dapat menyadari bahwa manusia tidak dapat hidup tanpa nikmat-Nya. Hidup yang selalu kenyang dan senang tidak akan dapat merasakan nikmatnya “nikmat” itu, demikian pula sebaliknya. -pent.