Hati Senang

Asbab-al-Wurud (Kitab I) No.48 s.d 49 – Kisah Hamzah R.A. dan Kisah Azan Subuh Bilal R.A.

Cover Buku Asbab-ul-Wurud - ad-Damsyiqi

ASBAB-UL-WURUD Latar Belakang Historis Timbulnya Hadits-hadits Rasul

Oleh: Ibnu Hamzah al-Husaini al-Hanafi ad-Damsyiqi

Diterjemahkan oleh: H.M. Suwarta Wijaya, B.A. Drs. Zafrullah Salim

Penerbit: KALAM MULIA.

48. KISAH KEMATIAN SAYYIDINA HAMZAH

٤٨- ( إِجْعَلُوهَا عَلَى وَجْهِهِ وَاجْعَلُوا عَلَى قَدَمَيْهِ مِنْ هَذاالشَّجَرِ)

Artinya :

Jadikanlah selimut itu menutupi mukanya dan jadikanlah daun pohon ini menutupi kedua kakinya!“.

Diriwayatkan oleh: Imam Thabrani dalam “Al Kabir” dan oleh Ibnu Abu Syaibah dari Abi Usaid. Riwayat Ibnu Abi Syaibah lafalnya berbunyi (artinya): “Bentangkan selimut itu ke atas kepalanya dan tutupkan daun pohon harmal (sejenis pohon yang daunnya dapat dijadikan obat diare dan sebagainya) di kedua telapak kakinya”.

Sababul wurud 

Kata Abu Usaid: “Kami bersama Rasulullah di atas kuburan Sayyidina Hamzah. Mereka menarik selimutnya kebagian mukanya sementara terbuka kedua kakinya. Kemudian ditariknya kebagian kakinya sementara bagian mukanya terbuka. Kata Rasulullah: “Jadikanlah selimut itu. … dan seterusnya”

Keterangan:

Jadikanlah selimut itu menutupi muka Hamzah bin Abdul Muthalib….” demikianlah perintah Nabi kepada para sahabatnya.

Hamzah bin Abdul Muthalib adalah paman Nabi yang mendapat gelar “Sayyidus Syuhada”. Ia telah ikut bertempur dalam perang Badar dan dapat membunuh Tha’imah bin Abi Ibnul Khiyar. Pada pihak musuh, Jubair bin Muth’im memberi kuasa kepada budaknya yakni Wahsyi bin Harb Al Habsyi untuk membunuh Hamzah. “Jika engkau dapat membunuh Hamzah, engkau kumerdekakan”.

Temyata Wahsyi bin Harb dapat membunuh syayidina Hamzah di medan Uhud dengan cara yang licik, yaitu dia bersembunyi dibalik sebuah batu sementara Hamzah sedang sibuk bertempur. Dilemparnya Hamzah dengan tombak dan gugur.

Setelah Wahsyi bebas, tidak menjadi budak lagi ia masuk Islam dan dapat membunuh Musailamah (nabi palsu-ed.). Kisahnya: “Ketika Rasulullah wafat, Musailamah Al Kadzab keluar. Aku berkata kepada diriku: “Aku akan keluar menyusul Musailamah mudah-mudahan aku dapat membunuhnya dengan demikian, aku dapat menebus kematian Hamzah. Aku keluar bersama orang-orang kemudian kulemparkan tombak ke arah Musailamah. Ujung tombak itu tembus bagian tengah kedua teteknya sampai kebagian tengah kedua pundaknya. Tiba-tiba melompatlah seorang Anshar menebas mayat Musailamah yang terkapar dengan pedangnya”.


49. CARA ADZAN SHUBUH

٤٩ – ( إِجْعَلْهُ فِي آذَانِكَ إِذَا أَذَّنْتَ لِلصُّبْحِ ).

Artinya :

Ucapkan itu pada adzanmu, jika kau adzan Shubuh!“.

Diriwayatkan oleh : At Thabrani dalam “Al Kabir” dan oleh Abu Syaikh dari Ibnu Umar.

Sababul wurud 

Telah datang Bilal kepada Nabi SAW untuk menyerukan (adzan) shalat tetapi beliau mendapatkan beliau saw sedang mengantuk. Bilal berkata: “As Shalaatu khairun minan naum” (Shalat lebih baik dari tidur). Rasulullah bersabda: “Ucapkan itu dalam adzanmu…..dan seterusnya”.

Keterangan :

“Ucapkan itu…..” maksudnya lafal “As Shalaatu khairun minan naum“.

Alamat Kami
Jl. Zawiyah, No. 121, Rumah Botol Majlis Dzikir Hati Senang,
RT 06 RW 04, Kp. Tajur, Desa Pamegarsari, Parung, Jawa Barat. 16330.