Asbab-al-Wurud (Kitab I) No.47 – Adab Berdoa di Kendaraan

ASBAB-UL-WURUD
Latar Belakang Historis Timbulnya Hadits-hadits Rasul
Oleh: Ibnu Hamzah al-Husaini al-Hanafi ad-Damsyiqi

 
Diterjemahkan oleh: H.M. Suwarta Wijaya, B.A.
Drs. Zafrullah Salim
Penerbit: KALAM MULIA.

47. ADAB BERDOA DI KENDARAAN

٤٧ – (أُجْثُوا عَلَى الرُّكَبِ ثُمَّ قُولُوا : يَا رَبِّ يَا رَبِّ).

Artinya :

Berlututlah di atas kendaraan kemudian katakan: “Ya Rabb, Ya Rabb“.

Diriwayatkan oleh:

Abu ‘Awanah dalam “Shahih”-nya, oleh Al Baghawi dalam “As Sunnah”, Imam Thabrani dalam “Al Ausath”, semuanya dari hadits Amr bin Kharjah bin Sa’ad dari ayahnya dari kakeknya (Sa’ad bin Abi Waqqash). Kata Ibnu Hajar pada sanadnya ada ikhtilaf (perbedaan). Amr bin Kharijah didha’ifkan oleh Adz Dzahabi.

Sababul wurud:

Ada kaum yang mengeluh dihadapan Rasulullah disebabkan tidak juga turun hujan. Rasulullah bersabda: “Berlututlah kalian di atas kendaraan dan katakanlah: “Ya Tuhan, acungkan jari telunjuk ke langit!“. Merekapun melakukannya. Tiada lama hujan pun turun, mereka minum, mereka gembira kesulitan sudah diangkat Allah dari mereka.

Keterangan:

Hadits Rasulullah SAW ini berisi petunjuk bagaimana seharusnya orang yang ada dalam kendaraan jika ia ingin berdoa kepada Allah, ia duduk dengan cara duduk berlutut, bersandar pada kendaraan sebagai adab merendah diri dihadapan Allah yang telah berjanji akan menjawab doa orang yang berdoa kepada-Nya.