45. HARAM SHALAT DIWAKTU HAID
٤٥- ( إجْتَنَبِى الصَّلوةَ أَيَّامَ حَيْضَتِكِ ثُمَّ اغْتَسِلِى وَتَوَضَّئِ لِكُلِّ صَلَاةٍ ثُمَّ صَلِى )
Artinya :
“Jauhilah shalat pada hari-hari haidmu, maka (jika selesai-ed.) mandilah, berwudhulah pada tiap-tiap shalat kemudian shalatlah“.
Diriwayatkan oleh : Al Bukhari dari Aisyah r.a.
Sababul wurud :
Siti Aisyah menerangkan: “Telah datang kepada Nabi SAW, Fathimah binti Abi Hubaisy seraya berkata: “Ya Rasulullah, saya wanita istihaadhah, apakah saya bersuci? Atau saya tinggalkan shalat?” Jawab Rasulullah: “Jauhilah shalat pada hari-hari haidmu.. dan seterusnya”.
Dalam riwayat Ibnu Majah ada tambahan (artinya): “dan jika ada darah menetes ke atas tikar“. Perawi pada riwayat Ibnu Majah tsiqat (dapat dipercaya).
Keterangan :
Istihadhah adalah darah yang mengalir dari kemaluan wanita bukan pada waktunya. Dia bukan darah haid sebab keluar bukan dari dalam rahim. Oleh sebab itu diharuskan meninggalkan shalat diwaktu keluar darah haid dan tidak boleh meninggalkannya disaat istihadhah.
Dalam sebuah riwayat, Rasulullah menjelaskan: “Darah haid dapat dikenal warnanya hitam. Maka jika dalam keadaan demikian, tinggalkanlah shalat. Dan jika lain, berwudhulah dan shalatlah.
46. MENJAUHI ZINA
٤٦ – ( إجْتَنِبُوا هَذِهِ الْقَاذُورَاتِ الَّتِي نَهَى اللَّهُ عَنْهَا فَمَنْ اَلَّمَ مِنْهَا بِشَيْءٍ فَلْيَسْتَتِر بِسِترِ اللهِ وَالْيَتُب إِلى اللهِ فَإِنَّهُ مَنْ يَبْدُ لَنَا صَفْحَتُهُ نُقِمْ عَلَيْهِ كِتَابَ اللهِ ) .
Artinya :
“Jauhilah oleh kalian perbuatan yang kotor ini, yang telah dilarang Allah. Barangsiapa yang terjerumus ke dalamnya maka hendaknya tutupi dengan tutup (Agama) Allah dan bertaubatlah kepada Allah. Sesungguhnya siapa yang menampakkan perbuatannya kami akan berlakukan atasnya kitab (ketentuan) Allah“.
Diriwayatkan oleh: Al Hakim dan Al Baihaqi dari Ibnu Umar. Dalam “Al Muhadzab” dijelaskan, bahwa isnad hadits ini bagus dishahihkan oleh Ibnu Sakan.
Sababul wurud :
Menurut Ibnu Umar, kata-kata Rasulullah ini beliau ucapkan disaat beliau merajam Al Aslami.
Keterangan :
“Al Qoodzuuraat”, jamak “Qaadzuurah”, makna asalnya semua perkataan atau perbuatan kotor. Maksudnya di sini adalah zina, sebab kata-kata ini diucapkan Rasul di saat usai merajam Ma’idz Al Aslami.