Asbab-al-Wurud (Kitab I) No.43 – Makan Berjamaah

ASBAB-UL-WURUD
Latar Belakang Historis Timbulnya Hadits-hadits Rasul
Oleh: Ibnu Hamzah al-Husaini al-Hanafi ad-Damsyiqi

 
Diterjemahkan oleh: H.M. Suwarta Wijaya, B.A.
Drs. Zafrullah Salim
Penerbit: KALAM MULIA.

43. MAKAN BERJAMA’AH

اِجتَمِعُوا عَلَى طَعَامِكُمْ وَاذْكُرُوا اسْمَ اللهِ عَلَيهِ يُبَارَك لَكُمْ فِيهِ 

Artinya :

Berjama’ahlah kalian diwaktu makan, sebutlah asma Allah, niscaya diberinya kalian barkah“.

Diriwayatkan oleh: Imam Ahmad, Abu Daud, Ibnu Majah, Turmidzi, At Thabrani, Ibnu Hibban, Al Baihaqi, semuanya dari Wahsya bin Harb. Menurut Al Hafizh Al Iraqi, isnadnya hasan.

Sababul wurud :

Menurut keterangan Abu Daud, sahabat-sahabat Rasulullah mengeluh : “Ya Rasulullah sesungguhnya kami makan dan tidak pernah kenyang”. Tanya Rasulullah: “Boleh jadi kalian makan berpisah- pisah?” Jawab mereka: “Ya”. Kemudian beliau bersabda : “Berjama’ah-lah (dan seterusnya..).

Keterangan :

Berjama’ah di waktu makan disunnahkan. Di dalamnya penuh barakah. Cara makan yang demikian adalah sunnah Rasul yang sangat terpuji sekaligus tanda kemulyaan kerukunan dan kedamaian. Setiap orang yang makan dianjurkan memulai makannya dengan ucapan : “Bismilah” atau “Bismillaahirrahmaanirrahiim”. Sebab perbuatan baik yang tidak didahului nama Allah, berkurang nilainya.