Asbab-al-Wurud (Kitab I) No.42 – Jauhi “Ini” Dan Bagimu Surga

ASBAB-UL-WURUD
Latar Belakang Historis Timbulnya Hadits-hadits Rasul
Oleh: Ibnu Hamzah al-Husaini al-Hanafi ad-Damsyiqi

 
Diterjemahkan oleh: H.M. Suwarta Wijaya, B.A.
Drs. Zafrullah Salim
Penerbit: KALAM MULIA.

42. JAUHI !

٤٢ – (اِجتَنِبِ الْغَضَبَ) .

“Jauhilah marah!”.

Artinya :

Diriwayatkan oleh: Ibnu Abi Dunya dalam “Dzimmul Ghadhab”, oleh Ibnu Asakir dalam “Taarikh”-nya dari salah seorang shahabat. Dalam shahih Bukhari dinyatakan Hadits ini dari Abu Hurairah, bahwa ada seorang laki-laki yang meminta nasihat kepada Rasulullah. Kata beliau: “Jangan marah!“.

Sababul wurud :

Dalam Tarikh Ibnu Asakir dijelaskan bahwa Hamid bin Abdurrahman bin Auf telah berkata: “Telah memberitakan kepadaku salah seorang shahabat Nabi bahwa di antara mereka ada yang berkata kepada beliau : “Ya Rasulullah ajarkan kepadaku beberapa kalimat yang tidak begitu banyak di mana aku dapat mengamalkannya”. Kata Rasulullah : “Jauhilah marah!“. Dalam riwayat Imam Thabrani ada tambahan diakhimya : “wa lakal jannah”, artinya: “dan bagimu surga“. Orang yang dimaksud adalah Jariyah bin Qudamah.

Dalam riwayat yang sama, Abu Darda pernah berkata kepada Nab SAW “Ya Rasulullah tunjukkan kepadaku satu amal yang dapat memasukkan ke dalam surga!”. Jawab Rasulullah SAW: “Jangan kau marah maka bagimu surga“. Jelasnya banyak jama’ah yang bertanya tentang itu.

Keterangan :

Dari ucapan Rasulullah yang singkat padat itu dapat diperoleh pengertian bahwa beliau berpesan kepada para sahabatnya agar jangan mendekati hal-hal yang dapat membangkitkan amarah. Marah bisa menghilangkan akal sehat dan mendorong manusia untuk berbuat kesalahan. Kekuatan seseorang justru terletak pada kemampuannya menahan amarah dimana ia akan mampu mengerjakan pekerjaan-pekerjaan terpuji setiap saat.