34. LIMA KEUTAMAAN
٤ -( إِتَّقِ المحارِمَ تكن أعْبدُ النَّاسِ وَارْضَ بِمَا قَسَمَ اللهُ لك تكن أغْنَى النَّاسِ ، وَأحْسِن إِلَى جَارِكَ تَكُن مُؤْمِنًا ، وَأَحِبّ لِلنَّاسِ مَا تُحِبَّ لِنَفْسِكَ تَكُن مُسْلِمًا ، وَلَا تكْثِرِ الضَّحِكَ فَإِن كَثْرَة الضَّحِك تُميْتُ القَلْب ).
Artinya :
“Takutlah kamu kepada yang diharamkan Allah supaya kamu menjadi orang paling berbakti kepada Allah. Relalah kamu terhadap apa yang diberikan Allah kepadamu supaya kamu menjadi orang yang paling kaya (jiwa). Berbuat baiklah kamu kepada tetangga supaya kamu menjadi orang beriman. Cintailah manusia seperti engkau mencintai dirimu supaya kamu menjadi seorang Muslim. Dan janganlah kamu terlalu banyak tertawa sebab banyak tertawa itu mematikan hati“.
Diriwayatkan oleh: Imam Ahmad, At Turmidzi, Al Baihaqi dan Abu Na’im, semuanya berasal dari hadits Al Hasan dari Abu Hurairah. Menurut At Turmidzi nilai hadits ini gharib-munqathi“.
Sababul wurud :
Kata Abu Hurairah, Rasulullah pernah bertanya: “Siapa yang akan mengambil kata-kata ini serta mengamalkannya? Atau siapa yang mengetahui orang yang akan (dapat) mengamalkannya?“. Aku (Abu Hurairah) berkata: “Saya”. Rasulullah memegang tanganku beliau menghitung lima seraya bersabda: “Takutlah kamu kepada yang diharamkan Allah, dan seterusnya”.
Keterangan:
1. Rasulullah mengingatkan agar kita tidak melanggar apa yang diharamkan Allah atau malas melaksanakan apa yang diperintah-Nya supaya kita menjadi orang yang paling berbakti kepada Allah.
2. Ridha kepada bagian atau rezki yang diberikan Allah supaya kita dapat hidup tenang dan terpuji. Kekayaan seseorang tidak terletak pada melimpah ruahnya harta tetapi kekayaan itu terletak pada kekayaan jiwa. Merendahkan diri kepada selain Allah artinya hidup menjadi hamba dunia atau hambanya harta.
3. Baik kepada tetangga baik lisan maupun perbuatan adalah sebagian kesempurnaan iman.
4. Mencintai saudara seperti mencintai dirinya sendiri, itulah akhlak seorang Muslim.
5. Banyak tertawa dapat memadamkan cahaya hati dan menghilangkan kelembutannya.