30. TAKUT KEPADA ALLAH
Artinya :
۳. – ( اتَّقِ الله فيما تعلم )
“Takutlah kamu kepada Allah terhadap apa yang kamu ketahui.”
Diriwayatkan oleh: Al Bukhari dalam “At Taarikhul Kabiir”, olch At Turmidzi dan At Thabrani dari Hadits Sa’id bin Asywa’, dari Yazid bin Salamah Al Ja’fi. Berkata At Turmidzi dalam “Al ‘Ilal”: “Aku telah menanyakan Hadits ini kepada Muhammad (Al Bukhari). Beliau menjawab: “Sa’id bin Asywa’ tidak mendengar dari Yazid, oleh karena itu menurutku Hadits tersebut mursal.
Sababul wurud:
Bahwa Yazid bin Salamah telah berkata: “Ya Rasulullah, aku telah mendengar darimu Hadits yang cukup banyak. aku takut Hadits itu membuat aku lupa mana awalnya dan mana akhirnya. Maka perintahlah aku dengan satu kalimat yang mencakupi semuanya!”. Rasulullah bersabda: “Takutlah kamu kepada Allah….. dan seterusnya”. Dan beliau menasihati agar Yazid mengerjakan apa yang ia ketahui.
Keterangan:
Hadits menasihati kita agar kita mengamalkan kebenarannya yang kita ketahui sebab begitulah cara para sahabat dahulu. Mereka tidak menambah yang sepuluh ayat manakala yang sepuluh ayat itu belum mereka amalkan. Ilmu dan amal mereka satukan.
31. WASPADA DI DALAM MAJELIS
٣١ – (اتَّقِ اللهَ وَإِذَا كُنْتَ فِي مَجْلِسِ فَقُمْتَ عَنْهُ فَسَمِعْتَهُمْ يَقولُونَ مَا يُعْجِبُكَ فَائْتِهِ وَإِذَا سَمِعْتَهُمْ يَقولونَ ما تَكْرَهُ فَلَا تَأْتِهِ).
Artinya :
“Takutlah kamu kepada Allah Jika kamu berada di dalam majlis maka berdirilah kamu daripadanya, perhatikan apa yang mereka katakan, datangilah apa yang menyenangkan hatimu. Dan jika mereka mengatakan sesuatu yang kamu benci, janganlah kamu mendatanginya.”
Diriwayatkan oleh: Abu Daud At Thayalisi. Abu Na’im dari Harmalah bin Abdullah Al Anbari
Sababul wurud :
Diutarakan oleh Dhargham bin Harmalah dari ayahnya dari kakeknya, bahwa ia (kakeknya) telah datang menemui Nabi di atas kendaraan datang dari Al Hay (nama tempat/kawasan-ed.). Beliau shalat Shubuh bersama kami. Tiba aku menoleh kepada orang yang berada di sampingku namun nyaris aku tidak dapat melihatnya karena gelap. Ketika aku ingin pulang, aku meminta nasihat dari Rasulullah, kemudian beliau berwasiat : “Takutlah…… dan seterusnya”.
Keterangan :
Sabda Rasulullah yang lain : “Kawan duduk yang baik ibarat penjual minyak wangi. Sedangkan kawan duduk yang jahat ibarat orang yang menyalakan tungku, dia meniup apinya barangnya membakar sekelilingnya. Pergi ke majelis ilmu, ihsan dan majelis ibadah mendapat pahala, pergi ke majelis kejahatan mendapat dosa“.